Extra chapter ; one

6.7K 547 32
                                    

Setelah touch down di Bali semalam, mereka belum melakukan apa-apa di Pulau Dewata ini. Kondisi kesehatan (namakamu) yang drop tiba-tiba membuat Iqbaal khawatir. Sampai sekarang pun istrinya itu masih bergelung di balik selimut.

"Kamu beneran nggak bawa obat apa-apa?"

"Enggak mas. Aku lupa masukin kemaren" jawab (namakamu) dengan suaranya yang terkesan lemas.

"Yaudah kamu aku tinggal sendiri dulu ya? Aku beliin obat dulu"

(namakamu) menggeleng pelan. "Aku maunya kamu di sini aja"

"Sayang, nanti kalo kamu nggak minum obat nggak bakal sembuh" bujuk Iqbaal.

Belum sempat menjawab, (namakamu) buru-buru masuk ke dalam toilet saat isi perutnya minta dikeluarkan. Iqbaal pun segera menyusul dan membantu memijat tengkuk istrinya.

"Mual banget yang?" tanya Iqbaal setelah (namakamu) mencuci wajahnya.

"Iya mas. Kepala aku juga rasanya muter-muter"

Sebagai antisipasi, Iqbaal memegang kedua bahu (namakamu) kalau saja istrinya itu tiba-tiba pingsan. Kedua mata (namakamu) yang perlahan terpejam membuat Iqbaal segera menggendong nya ke kasur.

"Sayang, bangun hey" panggil Iqbaal sambil menepuk-nepuk pipi (namakamu). Tapi tidak kunjung sadar membuat Iqbaal panik, tidak tau harus bagaimana.

Iqbaal mengambil ponselnya yang tergeletak di atas nakas, kemudian menghubungi nomor bunda.

'Assalamualaikum Le'

"Waalaikumsalam bun"

'Ada apa? Kok tiba-tiba telfon?'

"Aduh Ale juga bingung gimana jelasinnya. Semalem pas nyampe di Bali (namakamu) tiba-tiba drop bun, ternyata sampe pagi ini juga masih gitu. Ale belum sempet beli obat tapi (namakamu) nya pingsan sekarang"

'Ya Allah, kok bisa?'

"Ale juga nggak ngerti bun. Makannya sekarang aku bingung banget. Mau ke rumah sakit tapi nggak tau gimana"

'Yaudah gini aja, biar bunda telfon Om Dani aja. Kebetulan dia lagi ada seminar di Bali. Nanti kamu tinggal kirim alamat kamu ke bunda'

"Iya bunda, maaf ya kalo Ale ngerepotin"

'Nggak papa sayang. Kabarin bunda terus nanti. Kalo udah di cek sama Om Dani kasih tau bunda hasilnya gimana'

"Oke bunda"

Setelah mengucapkan terima kasih dan beberapa wejangan dari bunda, Iqbaal mematikan sambungan telfon. Perasaannya sedikit lega ketika mengetahui Om Dani akan segera datang ke sini.

Iqbaal meraih tangan dingin (namakamu) lalu mengecupnya. "Cepet sadar ya sayang, aku khawatir banget sama kamu"

***

Saat ini, Iqbaal dan Om Dani sedang menunggu (namakamu) keluar dari kamar mandi. Setelah di periksa, Om Dani curiga dengan gejala yang dialami istri dari keponakannya itu adalah gejala awal kehamilan. Alhasil Iqbaal membeli beberapa testpack untuk mengetahuinya.

"Astaga om, aku deg-deg an banget ini, sumpah" kata Iqbaal membuat om nya itu terkekeh pelan.

"Santai aja Baal. Lagian, kalo diliat dari gejalanya insya allah positif. Soalnya om juga pernah beberapa kali nanganin pasien kayak gini"

Semoga benar-benar positif. Itu yang sangat Iqbaal harapkan. Tapi apapun itu ia akan tetap menerima hasilnya. Sampai saat (namakamu) kembali dengan ekspresi bahagianya, Iqbaal yakin kalau Tuhan benar-benar mengabulkan doanya.

Coldest Husband [IDR]Where stories live. Discover now