Coldest Husband - Guess

5.2K 632 66
                                    

Hari masih pagi ketika (namakamu) sibuk membuat sarapan di dapur. Memang itu sudah menjadi kewajibannya walaupun Iqbaal sendiri tidak pernah mau memakan masakan buatannya. Tapi fokusnya teralihkan saat mendengar suara Iqbaal seperti sedang berdebat dengan seseorang.

Karna penasaran (namakamu) pun berjalan ke arah ruang tamu. Ia melihat suaminya itu sedang beradu argumen dengan Aldi.

"Gue tau lo nggak suka sama gue Baal. Tapi gausah pake nyalahin kerjaan gue kaya gini. Kita profesional aja"

Iqbaal tertawa meremehkan. "Ini gue udah profesional. Lo nya aja yang kepedean"

"Kasian gue sama (namakamu). Dapet suami kok modelannya begini" gumam Aldi membuat Iqbaal menatapnya.

"Maksud lo apa njing!"

Aldi mengerutkan keningnya. Kenapa atasannya ini begitu sensi. "Eh selow aja kali. Ngerasa lo?"

bugh

Satu bogeman mentah berhasil mendarat di pipi Aldi. Tapi laki-laki itu tidak membalas.

"Pukul aja lagi sampe lo puas! Dasar pengecut!"

Hampir saja Iqbaal melayangkan tinjuan lagi kalau (namakamu) tidak menghentikan mereka. Perempuan itu menarik tangan Iqbaal agar menjauh dari Aldi.

"Iqbaal Aldi udah! Jangan berantem terus" cegah (namakamu).

"Gausah megang-megang gue!" sentak Iqbaal sambil menepis tangan istrinya itu secara kasar.

Aldi menatap iba kepada (namakamu) saat perempuan itu meringis karna tubuhnya terbentur dinding. Ia juga melihat luka lebam di kening (namakamu).

Karna muak lama-lama berada disana, Iqbaal pergi keluar rumah. Mungkin ke kantor karna laki-laki itu sudah menggunakan pakaian kerjanya tadi. Sama seperti Aldi.

"(nam), gue bisa ngelaporin Iqbaal ke pihak yang berwajib karna kasus kdrt" ujar Aldi yang membuat (namakamu) menggeleng.

"Jangan Aldi. Gue nggak mau masalah ini jadi makin besar" lirih (namakamu). Sepertinya perempuan itu masih ketakutan.

Helaan napas Aldi terdengar. Kenapa sih (namakamu) ini kelewat baik? Padahal Iqbaal nya juga kurang ajar.

"Nggak bisa (namakamu). Orang kurang ajar kaya dia harus dikasih pelajaran"

Tapi tetap saja (namakamu) menggeleng. Perempuan itu tidak bisa membiarkan Aldi melakukan hal itu.

"Maaf (nam). Untuk kali ini kayanya gue gabisa ngikutin mau lo"

Mendengar itu, (namakamu) lantas melakukan hal yang membuat Aldi terkejut setengah mati. Ia rela berlutut di hadapan Aldi agar lelaki itu tidak sungguh-sungguh melaporkan Iqbaal.

"Gue mohon sama lo Aldi. Gue janji bakal ngelakuin apa aja asal lo gak bener-bener ngelaporin Iqbaal"

***

"Gak ngerti gue bang sama jalan pikirnya (namakamu). Sampe segitunya dia mau ngelindungin Iqbaal" ucap Aldi frustasi.

Kiki tertawa pelan. "Gak lagi bercanda kan lo Ald? Mana mungkin (namakamu) sampe berlutut di depan lo gitu"

"Astaga bang, ada muka gue bercanda? Kalaupun iya gue bercanda, gak bakal gue sefrustasi ini"

Keduanya sama-sama terdiam. Bingung dengan permasalahan ini.

"(namakamu) udah terlalu sering disakitin dan gue gak bisa diem aja. Gue udah ngasih pelajaran ke Iqbaal tapi nggak berpengaruh sama sekali. Satu-satunya cara yang gue punya, malah ditolak mati-matian sama (namakamu). Gue harus gimana?" ungkap Aldi.

Mungkin bagi orang lain Aldi bisa dibilang terlalu ikut campur dengan kehidupan (namakamu). Tapi mau bagaimana lagi? Dirinya sudah berkali-kali melihat (namakamu) diperlakukan secara tidak wajar oleh Iqbaal.

"Sebagai orang yang paling tua diantara kalian, gue juga gak bisa bantu banyak. Jelas gue tau Iqbaal sangat salah disini. Dan walaupun gue setuju sama jalan pikir lo, tapi gue tetep nggak bisa maksain itu setelah tau gimana cara (namakamu) minta ke lo. Dia berani jatuhin harga dirinya sebagai perempuan di depan lo Ald"

"Menurut gue, sekarang kita cuma perlu doain yang terbaik buat (namakamu). Karna gue yakin cepat atau lambat (namakamu) sendiri yang bakal selesaiin semuanya. Percaya sama gue" ujar Kiki sambil menepuk-nepuk bahu Aldi.

***

Waktu dua bulan terasa begitu cepat bagi (namakamu). Semuanya berjalan seperti biasa tanpa ada yang berubah. Dan sepertinya (namakamu) sudah terbiasa menghadapi Iqbaal dengan wataknya yang keras. Walaupun jujur, akhir-akhir ini ia sempat berfikir untuk menyerah dan mengakhiri semuanya.

Pagi ini Iqbaal sudah siap untuk berangkat ke kantor. Biasanya di jam seperti ini (namakamu) sedang sibuk memasak di dapur. Tapi hari ini Iqbaal tidak melihat istrinya itu disana. Hanya ada sebuah cake berukuran sedang di atas meja dengan note disebelahnya.

Happy Birthday Iqbaal:)
Semoga dengan bertambahnya usia kamu bisa merubah pribadi kamu menjadi lebih baik lagi. Aku selalu doain semoga kamu panjang umur, sehat selalu, makin lancar rezekinya, dan bahagia selalu. Maaf kalo hadirnya aku disini malah selalu merepotkan kamu. Atau bikin masalah buat kamu. Tapi kamu harus tau, sebenci-bencinya kamu ke aku, itu malah bikin aku semakin sayang sama kamu. Maaf kalo aku lancang untuk bilang ini. Sekali lagi, selamat ulang tahun.

-(namakamu)-

Setelah membaca note itu, Iqbaal seperti ingin tersenyum. Tapi sisi egoisnya masih terus memaksa agar Iqbaal tetap seperti ini. Tidak boleh terlena hanya dengan kata-kata (namakamu) barusan.

Tidak lama kemudian handphone nya berdering karna ada pesan masuk.

Irzan
-Baal, malem ini gue mau ngajak lo dinner bareng pacar gue. Ajak (namakamu) ya.

-Oke bang.

Iqbaal kembali memasukkan handphone nya ke dalam kantong. Kemudian pergi ke kantor karna hari sudah semakin siang.

Sementara itu, sepagi ini (namakamu) sudah berada di rumah Nabila. Sebenarnya atas permintaan perempuan itu lah Irzan mengirim pesan kepada Iqbaal. Dan Irzan juga setuju karna sekalian ingin mengenalkan pacarnya.

"Aduh (nam), sumpah ya gue penasaran banget sama suami lo. Kira-kira dia orangnya gimana ya?"

"Dia baik kok" jawab (namakamu) dengan sedikit tidak yakin. Semoga saja Iqbaal bisa menjaga sikapnya nanti.

Nabila mengangguk antusias. "Pasti lah dia baik. Gamungkin dong lo dapet suami yang hobinya nyakitin" ujarnya membuat (namakamu) tertegun.

Kenapa Nabila bisa berpikir begitu? Apa mungkin kata-kata Aldi dan Kiki selama ini benar? Kalau orang sebaik (namakamu) tidak cocok dengan Iqbaal.

"Eh ngomong-ngomong nyakitin, Iqbaal orangnya gitu nggak sih (nam)? Ya misalnya gampang marah gitu, atau gimana?"

"Emm ya enggak lah bil. Iqbaal gak pernah kok nyakitin gue. Masa orang baik gampang marah?"

"Yah bagus deh kalo gitu. Kirain kan lo dapet suami kayak yang di film indosiar. Hobinya marah-marah mulu, mana kdrt lagi. Hih amit-amit ya (nam). Semoga suami lo nggak sama kaya temen gila gue"

(namakamu) benar-benar mati kutu dibuatnya. Belum pernah ketemu saja sudah bisa menebak. Bagaimana kalau sampai Nabila tau sifat asli seorang Iqbaal?















































-santai, jangan ngegas dulu
lagi buntu balesin komen ini:(

Coldest Husband [IDR]Where stories live. Discover now