Coldest Husband - You are the end

7.2K 623 67
                                    

Setelah selesai mengganti pakaian dan membersihkan diri, (namakamu) menghampiri Iqbaal yang langsung menghempaskan tubuhnya di kasur saat tiba di rumah tadi.

"Kamu beneran nggak enak badan mas?" tanya (namakamu) sambil memyentuh kening suaminya. Sedikit hangat.

"Iya. Aku beneran nggak enak badan. Soalnya hari ini belum dapet ciuman dari istri-ku sayang" balas Iqbaal membuat (namakamu) melongo.

"Mas? Kenapa sih kamu?"

Iqbaal terkekeh pelan. "Habis kalo bukan aku yang minta nggak peka. Nggak mau inisiatif duluan gitu?"

Tepat setelah mengatakan kalimat itu, (namakamu) mengecup bibir Iqbaal sekilas. Kemudian perempuan itu tersenyum sangat manis membuat Iqbaal semakin salah tingkah.

"Udah kan? Sembuh dong berarti?" ujar (namakamu) dengan nada meledek. Iqbaal malah gemas melihatnya.

Karna posisi Iqbaal saat ini sedang berbaring dan (namakamu) duduk di sampingnya, lelaki itu bisa dengan mudah melingkarkan lengannya di perut (namakamu). "Coba setiap hari kamu kayak gitu. Kan enak nggak perlu pake kode lagi"

(namakamu) tidak bisa berkutik. Perlakuan Iqbaal berhasil membuat tubuhnya membeku. Untuk pertama kalinya Iqbaal melakukan hal ini dan semuanya benar-benar terjadi diluar dugaan.

"Yang? Kok diem?"

"Kenapa sih, kamu baru bersikap kayak gini sekarang? Kenapa nggak dari dulu?"

Kali ini Iqbaal yang terdiam dibuatnya. Dan (namakamu) merutuki kenapa pertanyaan bodoh itu harus lolos dari bibirnya.

"Maaf mas, aku nggak bermaksud. Itu refleks"

Iqbaal tidak menjawab, ia juga tidak merubah posisinya. Lelaki itu hanya tersenyum tipis sebelum akhirnya berbicara. "Sampe sekarang juga aku nggak bisa jawab pertanyaan itu. Pertanyaan yang selalu muncul dalam diri aku sendiri"

"Udah mas. Aku bener-bener nggak sengaja tadi"

"Aku minta maaf ya?"

Entah berapa ribu permintaan maaf yang sudah Iqbaal sampaikan kepada (namakamu). Dan tidak pernah sekali pun ia menemukan kebohongan dari ucapan itu.

"Kalo kamu minta maaf sekali lagi, aku beneran ngambek sama kamu" jawabnya membuat Iqbaal tersenyum.

Kemudian lelaki itu merubah posisinya menjadi duduk. Mendadak kepalanya terasa pusing. Padahal tadi ia hanya membuat alibi tidak enak badan.

"Kamu masih punya simpenan obat nggak? Aku pusing beneran deh kayaknya"

"Tuh kan. Makannya kalo bikin alesan yang bener-bener aja" omel (namakamu) yang sudah pasti membuat Iqbaal semakin gemas.

"Ya jangan diomelin atuh lah. Udah pusing nanti tambah pusing akunya" ujar Iqbaal melas.

"Bukan ngomelin, tapi aku khawatir. Kamu tuh kalo sakit biasanya lama banget. Udah gitu di ajak ke dokter nggak mau terus. Yang pusing mikirinnya aku lagi"

Iqbaal menaikkan kedua alisnya membuat (namakamu) kesal setengah mampus.

"Apasih mas? Lagi sakit tetep aja nyebelin. Nggak aku urusin tau rasa kamu!" ancamnya yang mengundang tawa bagi Iqbaal.

"Yakin kamu tega?" tanya Iqbaal sambil mendekatkan wajahnya ke wajah (namakamu).

Kedua mata (namakamu) menyipit saat melihat kelakuan Iqbaal. "Tega lah! Kenapa nggak?"

Bukannya menjauh, Iqbaal malah semakin mendekatkan wajahnya dengan (namakamu).

"Aku bercanda. Janji deh, bakal nurut sama kamu, cinta"

Coldest Husband [IDR]Место, где живут истории. Откройте их для себя