Part 15

236 30 0
                                    

Doyoung berjalan masuk ke dalam rumah Hyojin dengan emosi. Setelah dia menerima telfon dari kakaknya itu, emosinya memuncak. Doyoung tak terima jika apartemennya kini sedang di kosongkan, siapa lagi kalau bukan ulah ayahnya. Ini tidak bisa di biarkan, Doyoung harus bertindak. Dia mengambil hoodie abu-abunya di atas sofa lalu berjalan keluar dari rumah Hyojin tapi langkahnya terhenti.

Dia mengingat harus menjaga Hyojin yang sedang sakit dan dia juga sudah berjanji akan menjaganya. Sekarang dia frustasi, dia tidak bisa memilih Hyojin atau apartemennya.

"Sialan!"

Doyoung menggerang dengan kesal, dia meluapkan amarahnya dengan menjambak rambutnya sendiri.

Dia kemudian menelfon kakaknya kembali.

"Hallo, aku tidak peduli pokoknya kembalikan apartemenku sekarang karena ini semua salahmu hyung!" bentak Doyoung lalu mematikan sambungannya secara sepihak sebelum kakaknya menjawabnya.

Doyoung pikir ini salah kakaknya, karena kakaknya dia menjadi kesusahan. Seharusnya dia tidak menyetujui saran dari kakaknya itu.

Doyoung yang kesal itu berjalan menuju dapur untuk minum, tenggorokkannya kering karena terlalu emosi.

.

Malam harinya, Doyoung memasak bubur untuk Hyojin.

"Hyojin-ah, keluarlah aku membuatkan bubur untukmu" teriak Doyoung dari luar kamar Hyojin.

Merasa tidak ada jawaban lagi, Doyoung masuk ke dalam kamar Hyojin yang masih gelap. Doyoung terkejut dan buru-buru menyalakan lampu kamar Hyojin, dia tidak menyukai ruangan yang gelap.

"Hyojin" panggil Doyoung sambil menghampiri Hyojin.

Hyojin masih terpejam, dia tidur dengan terlentang namun wajahnya masih terlihat pucat. Doyoung mencoba membangunkan Hyojin dengan menepuk pundaknya pelan.

"Hyojin bangun" ucapnya dengan lembut.

Tidak ada respon dari Hyojin, dia masih terlelap. Doyoung menyentuh kening Hyojin dan memegang keningnya sendiri untuk mengecek suhu badan Hyojin.

"Kau demam?" tanya Doyoung, dia panik.

"Hyojin, bangun!"

Doyoung masih berusaha membangunkan Hyojin dengan menepuk pipinya pelan. Doyoung berharap Hyojin meresponnya dan bangun lalu makan.

"Ugh,"

Doyoung tersenyum ketika Hyojin perlahan membuka matanya.

"Kau sangat berisik! Pergi dari sini!" ujar Hyojin dengan wajah kesalnya, sejujurnya dia sudah bangun tapi dia mengabaikan Doyoung karena kepalanya yang terlalu berat dan pusing bahkan melihat Doyoung saja sudah tak kuat, dia melihat ada dua Doyoung.

"Hey! Makanlah dulu lalu minum obat!" kata Doyoung yang tak mau membiarkan Hyojin makin sakit lagi.

"Pergi!" usir Hyojin sambil terpejam dan membelakangi Doyoung.

"Hyojin-ah, aku mohon jangan begini. Kau harus sembuh Hyojin, aku merindukan senyumanmu" ujar Doyoung yang tak kuat lagi dengan sikap Hyojin yang menolak semua perintah Doyoung.

Hyojin yang mendengar itu terdiam lalu melihat Doyoung yang masih berdiri di tempatnya dengan wajah yang sedih sambil menunduk.

"Baiklah" jawab Hyojin.

Doyoung langsung melihat Hyojin dengan wajah tak percayanya.

"Jangan ingkari janjimu itu, Doyoung" kata Hyojin.

Doyoung mengangguk dengan tersenyum lebar, dia memang merindukan Hyojin yang dulu.

"Maafkan aku" kata Doyoung.

Reinkarnasi || Kim Doyoung ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang