ENAM: B y M y S i d e

Mulai dari awal
                                    

“Bagus Key, kamu telat bawa teman lagi, ayo kalian berdua ikut bapak sekarang!” Dia pak Raden Wijaya, guru piket. Sang guru menyeret keduanya bertolak menuju lapangan sekolah.

“KAMU SUDAH TERLAMBAT BAJU DIKELUARKAN, KEMUDIAN TIDAK MEMAKAI DASI DAN TOPI SERTA TIDAK MENGIKUTI UPACARA BENDERA!”

“Maaf pak, saya tadi bangun kesiangan.” Keynal menjelaskan akan tetapi Veranda hanya diam tanpa suara.

“TIDAK ADA ALASAN. SEKARANG KALIAN HORMAT DIDEKAT TIANG DAN MENGHADAP BENDERA HINGGA JAM ISTIRAHAT!” Pak Raden guru berkumis tebal itu langsung pergi meninggalkan keduanya.

🌷🌷🌷🌷

30 menit berlalu...

Veranda dan Keynal kini tengah menjalankan hukuman. Keduanya berdiri dilapangan dan hormat menghadap tiang bendera. Dari arah belakang Naomi menghampirinya, padahal ini saat jam pelajaran. Naomi membawa sebotol aqua ditangannya dan menempelkannya ke pipi Keynal

“Aduh dingin!” Lirih cowok itu.

“Minum dulu Nal, nih!” Naomi seraya menyodorkan aquanya.

“Bun, ngapain disini? Ini jam pelajaran kalo ketauan bisa dihukum juga, mau kamu?”

Keynal dengan khawatir menerima aqua itu dengan tangan kiri. Sedangkan tangan kanannya masih dalam posisi hormat sejajar dengan Veranda yang ada di sampingnya.

“Gue kesini cuma mau nyampain amanat pak Prabu, setelah ini lo diminta untuk ke ruangannya,” Naomi berujar. Keynal mengangguk acuh.

Naomi memperhatikan wajah Keynal dengan berinisiatif, Naomi merongoh sakunya dan mengeluarkan sebuah sapu tangan berwarna merah dari sana, cewek itu melangkah sedikit lebih dekat ke arah Keynal. Perlahan mengelap wajah sahabatnya yang tampak banjir keringat itu.

“Makasih, Bun.”

Keynal sembari tersenyum. Ia memegang tangan Naomi yang masih mengelap keringat di dahi serta pelipisnya. Keynal menatap Naomi tanpa berkedip.

Naomi yang diperhatikan seperti itu hanya tersenyum lembut, mendengar ucapan Keynal. Veranda yang berdiri disamping keduanya, melihat kemesraan mereka muntah beling dibuatnya.

🌷🌷🌷🌷

Tok! Tok!

“Masuk!” Keynal masuk ke ruang BP/BK untuk bertemu pak prabu.

“Punten, bapak manggil saya, aya naon?” Keynal khas logat sundanya.

Dengan sangat santai cowok itu duduk di depan sang guru killer di hadapannya yang tengah sibuk mencatat sesuatu. Tanpa sadar Keynal menaikkan dua kakinya selonjoran di atas meja.

“TURUNIN KAKIMU SEKARANG! GAK SOPAN!” hardik sang guru.

“Hapunten Pak, saya hilap.”

Ia menurunkan kedua kakinya serta membenarkan posisi duduknya semula. Kau tau cowok ini seperti punya semacam kepribadian ganda. Tingkahnya sulit untuk diprediksi.

🌷🌷🌷🌷

Setelah bertemu diceramahi dan diberikan bimbingan langsung oleh pak prabu, Keynal mulai bernapas lega. Cowok itu berjalan santai di koridor menuju kelasnya.

“Nal, tunggu!”

Seorang siswa meneriaki namanya, Keynal menoleh orang itu berhenti di depannya.

“Iya, ada apa?” Keynal menatap lawan bicara.

“Gue cuma mau bilang loe dipanggil kepala sekolah di ruangannya, udah gitu aja.”

Love Scenario [END-COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang