Prt12• Keduabelas

8.3K 683 65
                                    

See you, selamat berjuang bergelut dengan rindu yang seberat ini.

***

"Aku endus-endus dari tadi, aku kira siapa yang wangi ternyata kamu." Iqbaal membuat istrinya terkekeh di meja rias, hanya beberapa produk kecantikan membuat istrinya makin terlihat cantik. "Kamu ujian hari ini?"

"Kamu lupa kalo hari ini aku nemenin anak - anak ke Bandung?"

What the?!!!! Iqbaal bangkit kemudian menatap tanpa kata. "Maksudnya gak jadi hari minggu?"

"Kata gurunya di majuin jadi hari ini, aku juga gak tahu tapi untungnya gak pas aku ujian susulan. Kalo tabrakan gak tahu deh gimana sedihnya Arvin sama Alvaro kalo tahu aku gak bisa anter?!" Ia menempelkan punggung tangannya di dahi Iqbaal. "Aku udah suruh bibi siapin air panas di kamar mandi bawah, kamu gak mungkin kan hari ini gak kerja lagi?"

"YAH! masa aku di tinggal sih?" Iqbaal memanyunkan bibirny. "Gak bisa dong tidur sama kamu."

"Cuma semalam doang kok," (Namakamu) mengusap rambut suaminya yang kini tengah masuk ke dalam pelukannya. "Kok jadi manja gini ya kamu?"

"Kayaknya gak bakalan bisa jauhan lama deh sama kamu." Iqbaal melepaskan pelukannya mengecup singkat bibir tipis (Namakamu) yang telah dibaluti lipsgloss. "Bakalan kangen sun pagi-pagi."

"Yaampun, mas! Cuma paginya besok aja sih gak usah lebay deh."

"Ya deh yang gak bakalan rindu," Iqbaal bangkit dari tempat tidur kemudian meraih dompetnya yang tergeletak di laci meja nakas. "Kamu bawa kartu ATM aku satu, ya? Takut anak - anak rewel minta mainan."

"Uang yang kamu transfer kemarin buat aku aja masih, jangan ngajarin aku boros deh, mas!"

"Bawa aja takutnya nanti ada keperluan apa, kan takut mendadak."

"Kan aku masih bisa telpon kamu nyuruh transfer, mas."

"Ya udah kalo kamu kekeh nolak, tapi nanti harus cepet kabarin aku, ya? Aku on time kok sama hp."

"Ya deh."

"(Namakamu)?!" Rike menghampiri keduanya lalu tersenyum, "anak - anak jam tujuh harus udah di sekolah."

"Lagi nyuruh mas Iqbaal mandi, bun."

"Lah kamu udah sehat, Baal?" Rike menempelkan tangannya di dahi Iqbaal, "tadi maunya ayah yang nganter anak - anak."

"Biar aku aja sekalian ketemuan yang terakhir, bun."

"Ya sudah kamu cepetan mandi, ya!"

***

Iqbaal berjalan menuruni satu persatu anak tangga dengan langkah cepatnya. Yang ada di meja makan hanya menggeleng - geleng melihat kelakuannya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Little WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang