Prt5• Kelima

9.7K 639 20
                                    

Kalo prihal mencintai, aku maju paling depan.
tapi
Kalo urusan menuruti semua kemauan kamu, aku maju sampai sejajar sama kamu.

***

Semenjak kejadian kemarin, istrinya marah mengenai Bella. Iqbaal benar-benar merasa di cintai lagi. (Namakamu) yang cemburu itu tandanya istrinya sudah mulai jatuh cinta dengannya. Ternyata mudah, tidak butuh waktu yang lama membuat (Namakamu) mencintainya.

"Bajunya bawa sedikit aja Mas." (Namakamu) mulai mengemas barang bawaan.

Mengenaik honeymood ke Canada. Keluarga masih tidak habis pikir dengan pernyataan (Namakamu). Mengatakan bahwa Ia dan Iqbaal akan menyetujui dan mengambil tiket liburannya itu. Malam ini mereka berkemas pakaian sebelum berangkat.

"Kamu benar-benar gercep kalo istri kamu yang sekarang nyuruh. Gak perlu hitungan sebulan lagi. Hari ini langsung berhenti si Bella jadi sekretaris kamu Baal. Sekarang siapa yang akan handle kerjaan kamu selama di Canada."

"Aku yang handle dari sana. Kalau di kantor ada Aldi juga."

"Sepenting itu ya Bella?" Tanya (Namakamu).

Rike terkekeh dan menggeleng. "Bukan begitu Nak. Karena mungkin mendadak ya jadi di kantor agak kewalahan."

"Ya udah Mas. Batalin aja." (Namakamu) beranjak menuju tempat air. "Lagian aku juga gak sepenting dia."

Iqbaal menghela napas. Saling pandang kepada Rike yang sepertinya salah ngomong.

"Aku juga berharap kedepannya kantor kamu lebih maju karena ada Bella," sindirnya. Membawa segelas air lalu keluar kamar. Menutup pintu lumayan keras.

"(Namakamu) baru aja baik ke Iqbaal Bun," terang Iqbaal. "Dia lagi sensitif makanya aku nolak pas Bunda mau ngajak Alvaro dan Arvin ke kamar. Takut bikin moodnya dia tambah buruk."

Rike mengangguk. "Bunda gak tahu kalo (Namakamu) akan marah. Ya sudah kamu susul sana. Biar Bunda bantu masukkin barangnya."

Iqbaal bangkit. Keluar dari kamar dan menuruni anak tangga. Terlihat (Namakamu) sedang duduk di sofa sembari menonton. Di temani Alvaro dan Arvin duduk di karpet bermain mobilnya.

"(Namakamu)?" Iqbaal mendekat duduk di sebelah istrinya. "Mood kamu jelek lagi Ya? Maaf kalo Bunda gak bisa jaga omongan soalnya Bunda emang gitu sering ceplas ceplos."

"Gak penting buat aku."

"Loh (Namakamu)? Packing udah selesai?" Tanya Risma membawa satu wadah buah kupas. "Kamu juga Baal?"

Iqbaal mengangguk. "Udah di lanjutin Bunda."

Risma mengangguk. "Oh Iya. Tadi Mama ke Kampus kebetulan ketemu sama Dianty. Mama minta tolong dia buat ijinin kamu. Tadi juga Mama udah telepon dosen pembimbing untuk ujiannya kamu nyusul."

(Namakamu) berdeham.

"Di makan buahnya Baal."

"Iya Ma."

Risma menoleh ke arah kedua cucunya. "Alvaro sama Arvin mau buah?"

"Gak mau," tolaknya masih tetap bermain.

"Kamu udah dateng aja Risma? Alex di mana?" Tanya Hery di susul Rike di belakang. "Bidi juga dimana dia?"

"Alex lagi di depan lagi nerima telepon. Biasalah banyak kesibukan. Kalau Bidi udah ijin gak ikut karena beberapa tugas."

Little WifeWhere stories live. Discover now