PERNIKAHAN AMIE||23

541 47 9
                                    

Dirga menarik napasnya dalam-dalam, mamanya saat ini sedang memarahinya. Karena sudah menabrak anak orang, bukannya langsung dibawa ke rumah sakit.

tapi Dirga dengan cerobohnya malah membawa pasien yang sedang sekarat ke rumah.

Tindakan Dirga ini bisa membahayakan nyawa sesorang.
Dan Dirga bisa menjadi tersangkah karena sudah membunuh seseorang!

"Maaf, Ma."

Miska geleng kepala.

"Tindakan kamu ini tidak benar Dirga, kamu dokter seharusnya tau mana yang terbaik untuk Pasien yang sedang sekarat dan mana yang tidak!"

Miska sedang emosi sekarang. Amie berdiri disampingnya, mencoba untuk menenangkan mama mertuanya.

Dirga menundukan kepalanya. Semua yang dikatakan mamanya adalah benar, Dirga memang dokter, tapi tanpa alat-alat medis, dia tidak bisa menyelamatkan nyawa seseorang.

Tapi, Dirga tidak mempunyai pilihan lain.

saat dia ingin membawa pria yang dia tabrak ke rumah sakit, Dirga lihat beberapa orang mengejarnya dengan menggunakan motor.

Dirga dicegat.

dengan susah payah akhirnya dia selamat. Dan ternyata orang yang dia tabrak adalah incaran seseorang.

jika Dirga membawa orang itu ke rumah sakit. Mungkin saja, nyawanya tidak lagi tertolong.

Melihat anaknya hanya diam, Miska menjadi geram. Lantas menegur Dirga yang sedang melamun saat mamanya sedang menceramahinya.

"Dirga!" panggil Miska.

Dirga kembali sadar.

"Iya Ma?" tanyanya gelegapan.

Miska geleng-geleng kepala.

hingga akhirnya wanita itu memutuskan untuk istirahat dikamar.

Amie menghembuskan napas, sesaat sebelum akhirnya Amie duduk disamping suaminya.

Dengan penuh kehati-hatian Amie menyiapkan sarapan untuk Dirga.

"Mas sarapan dulu," ujar Amie.

Dirga tidak merespon dan malah pergi tanpa sepata kata meninggalkan Amie sendirian dimeja makan.

Meletakan sendok ke piring, Amie bersandar di kursi. Dengan pelan tangan kanannya bergerak memijat-mijat bagian kepalanya yang berdenyut nyeri.

***


menatap pria yang dia tabrak dengan intens, manik Dirga berkedip sekali. Dengan helaan napas, dia kembali memeriksa keadaan pasien yang belum sadarkan diri.

Selesai memeriksa keadaan pasien, tak lama setelahnya Amie datang. Dengan membawakan jus untuk Dirga.

"Mas," panggil Amie.

Dirga menoleh.

"Ini," ujar Amie seraya memberikan gelas yang berisi jus kepada suaminya.

"Terima kasih," ucap Dirga lalu menenggak habis jus buatan istrinya.

usai menghabiskan jus yang Amie kasih, Dirga kembali menunjukan raut wajah cemas.

Amie mengambil gelas kosong yang ada ditangan Dirga.

"Mas, dia akan segera sadar ...." Amie tersenyum lembut.

PERNIKAHAN AMIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang