PERNIKAHAN AMIE|| 17

533 64 42
                                    

Memeriksa sikunya yang berdarah, Dirga sedikit gelisah. Memikirkan reaksi Amie setelah melihat lukanya. Dirga akan aman jika benar, istrinya itu sudah tidur terlebih dahulu. Tapi dia akan merasa was-was kalau memang, seperti biasa istrinya itu  masih terjaga demi menunggunya pulang.

menyentuh lukanya dibalik kain tipis yang kini sudah berganti warna menjadi noda merah darah. Dirga manarik napasnya dalam-dalam. Sekarang sudah pukul 2 malam, akankah Amie masih terjaga?

Memutuskan untuk masuk ke dalam kamar, Dirga yang melihat lampu kamarnya sudah mati. Dan ada Amie yang sudah tidur duluan diatas ranjang. Melihat itu Dirga menghembuskan napas lega.

mencari dimana kotak p3k. Pria itu berjalan sambil mengendap-endap. Dirga tidak mau sampai langkahnya membangunkan Amie yang sedang tertidur pulas. Tapi sialan, sejak kapan ada mainan anak kecil dilantai? Yang dimana ketika di injak berbunyi, dan karena bunyi itu alhasil lampu kembali meyalah bersamaan dengan Amie yang kembali membuka mata.

mengucek kedua matanya, samar-samar Amie melihat Dirga yang seperti baru saja menyembunyikan sesuatu.

"Mas Dirga?" Amie bangkit dari ranjang, sedetik setelahnya berjalan ke arah Dirga yang sedang memasang ekspresi tegang.

Dengan manik menyipit, Amie menatap suaminya.

"Kok gak bilang-bilang udah pulang? Tumben banget lama?" tanya Amie, seraya mengintip sesuatu yang Dirga sembunykan.

Dirga menelan salivanya dengan susah payah.

"Mas gak lagi nyembunyiin sesuatu dari Amie kan?" tanya Amie memastikan. Mau bagaimana juga gerak-gerik Dirga sangat mencurigakan.

"Gak kok, ak- Ahk!" kalimatnya berganti menjadi suara rintihan. Saat lengannya ditarik dari depan oleh Amie.

melihat lengan suaminya yang dimana ada luka disana. Membuat Amie seketika panik, gadis itu paling tidak suka melihat luka, apalagi sampai mengeluarkan darah yang banyak.

"MAS SIKUNYA KOK BISA TERLUKA?" tanya Amie sambil menakan disetiap katanya.

Dirga menggulum bibir bawahnya.

"Gak papa kok Amie, nanti di kasih obat juga sembuh ...." ujar Dirga.

"Kamu tidur aja, biar aku yang ngobati lukanya. Lagian aku kan do-"

"Dokter juga gak bisa nyembuhi penyakitnya sendiri!" potong Amie. Dan ada apa dengan nada suaranya tadi? Dirga sempat merasa ngerih karena nada Amie bicara tadi.

"Sini!" Amie mengambil alih kotak P3k yang tadinya ada ditangan kiri suaminya. Kemudian mengajak Dirga untuk duduk pinggiran ranjang.

Amie akan mengobati lukanya.

menerjapkan maniknya dua kali, satu persatu Amie mulai membukakan kancing kemeja suaminya. Dan memperlihatkan bentuk tubuh suaminya yang berisi.

"Jika kamu merasa aneh, lebih baik biar aku aja yang ngobati sendiri."

Amie menatap tajam suaminya, bibirnya mengerucut sebal.

"Udah diem aja!" cibir Amie mamastikan.

Dirga menghela napas.

meratapi tubuh putih mulus suaminya, sesaat Amie lupa dengan luka yang suaminya derita. Mengusir pikiran jahat itu, Amie segera membuka kotak P3K. Kemudian mulai mengobati luka Dirga yang cukup lebar.

Meringis, Amie bertanya.

"Mas, ini lukanya besar ... gak kau dibawa dirumah sakit aja?" tanya Amie merasa khawatir.

bagaimana jika luka Dirga infeksi karena terlalu lama ditangani.

"Gak papa, sebelum ini aku juga pernah mendapat bekas luka." cerita Dirga.

jarinya menunjuk punggungnya, yang dimana ada bekas 16 jahitan disana.

Amie sudah tau sebelumnya. Tapi tetap saja luka itu membuatnya kembali mengingat alasan kenapa Dirga mendapatkan luka itu.

"Sebenarnya aku gak tau ini luka berasal dari mana, 2 tahun yang lalu aku pernah kecelakaan. Kata Mama bekasnya karena kejadian itu," cerita Dirga.

Amie hanya diam sambil membungkus luka Dirga degan perban.

"Mas," panggil Amie dengan suara melemah.

Dirga memiringkan kepalanya.

"Kenapa Mas gak mau coba jatuh cinta lagi?"

"Denganku misalnya?" tanya Amie serius.

Dirga bergeming, tak lama setelahnya telapak tangan Dirga mendarat di atas  kepala istrinya.

"Jangan buat aku diposisi semakin merasa bersalah,"

Dirga menarik tangannya dari puncak kepala Amie.

"Bagaimana bisa pria sepertiku ini berpikir untuk jatuh cinta, apalagi dengan gadis sebaik Amie ...."

Amie mengepalkan kedua tangannya, kata-kata Dirga nyaris seperti belati tajam yang mampu menusuk dadanya secara berulang-ulang. Sangat menyakitkan.

"Walau ini terdengar jahat, tapi Amie aku sudah menegaskan diawal pernikahan kita. Kalau hanya ada satu wanita yang sangat aku cintai sekarang, aneh kedengarannya. Tapi  aku tidak bisa menyangkalnya kalau Piar adalah wanita itu."

Amie memalingkan wajahnya, telat sudah airmatanya sudah jatuh bercucuran membasahi kedua pipinya.

bukan terdengar jahat, tapi memang sangat jahat. Kenapa Dirga bisa semudah itu mengatakan kalau dia mencintai wanita lain didepannya? Apakah tidak ada secuil harapan untuknya berharap? Lalu bagaimana dengan sikap Dirga akhir-akhir ini padanya? Kenapa Amie merasa Dirganya sudah kembali. Tapi setelah mendengarnya hari ini, Amie sangat hancur. Karena fakta bahwa Dirga mencintai wanita lain itu sangat menyakiti hatinya.

"Amie, maafkan aku ...." ucap Dirga melihat Amie menangis tepat didepannya.

Amie kembali menatap Dirga, dengan lengkungan lebar di sudut bibirnya yang terangkat. Walau airmatanya terus mengalir, Amie tetap tersenyum dan mengatakan.

"Amie baik-baik saja, tidak ada salahnya mencintai." ujar Amie seperti menampar dirinya sendiri dengan perkataannya baru saja.

Dirga menatap Amie dalam. Tiga detik setelahnya, tangannya menarik tubuh Amie ke dalam pelukannya.

entah kenapa hatinya terasa sakit. Melihat ekspresi Amie sekarang.

"Maafkan aku," akhirnya Dirga ikut menangis.

membalas pelukan Dirga. Akhirnya Amie menangis didalam pelukan suaminya.

"Maafkan aku Amie ...." kata Dirga tepat ditelinga istrinya.

memejamkan matanya, Amie semakin erat memeluk Dirga.

Kenapa sekali lagi Dirga membuatnya berpikir kalau suaminya yang dulu sudah kembali?

Selesai.

Baik aku ada kasih sedikit petunjuk masalalu Dirga.

kalian sadar?

PERNIKAHAN AMIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang