Joy menggigit bibir. Bagaimana cara Joy menghadapi Vino nanti? Salahkan Joy yang terlalu lemah hingga menangisi hal yang bahkan belum terjadi. Rasanya Joy ingin mati saja sekarang. Perasaan malu yang mendominasi sekarang.

"Joy... Irene sudah datang." Teriak ibu Joy dari luar. Dengan menggedor pintu kamar Joy secara terus-menerus tentu saja.

Joy mendengus kesal. Tidak bisakah ia membolos satu hari ini saja... Ia menatap langit-langit kamarnya. Tolonglah penulis yang baik... Sekali ini saja biarkan dirinya menjauh dari vino. Buatlah Joy tiba-tiba sakit hingga tak bisa masuk sekolah.

"Joy.... Buka pintunya sekarang atau aku dobrak pintunya?" Ancam ibu Joy dengan suara galaknya.

"Iya-iya mah. Ini Joy lagi siap-siap."

....

....

Sepanjang perjalanan Irene hanya diam saja. Tak ada pertanyaan tentang asal muasal mata bengkak Joy. Padahal Joy sudah menyiapkan alibi terbaik agar Irene tidak curiga.

Memang dasar nasib tokoh pendukung yang lebih sering terabaikan. Joy tak tau harus bersyukur atau bersedih untuk hal yang satu ini. Bukankah seorang teman harus saling khawatir ketika melihat temannya seperti ini? Yang bisa Joy lakukan sekarang hanyalah diam pura-pura semua baik-baik saja.

"Ibu, apa kau melihat film sedih semalaman lagi?"

Joy tersenyum. Memang hanya Eunwoo yang perhatian. Kalau Joy punya anak ia harus punya satu yang seperti Eunwoo.

"Hei kurangilah kebiasaanmu itu." Nasehat jinno dengan nada yang menyebalkan.

Joy cuman mengangguk mengiyakan. Lagipula sejak kapan tokohnya dalam cerita ini jadi melankolis? Pandangannya menelisik ke setiap sudut kelas mencari manusia bernama alvino. Kemana orang ini? Apa dia tidak masuk?

"Sepertinya hari ini Vino tak berangkat sekolah."

Joy menoleh ke arah Sehun. Lagi dan lagi Sehun seperti tau apa yang dipikirkannya. Joy yakin Sehun pasti seorang peramal atau paling tidak Sehun pasti bisa membaca pikiran orang lain.

Anehnya ada sedikit perasaan lega bercampur kecewa menyelimuti hati Joy begitu tau kenyataan absennya Vino hari ini. Kecewa.... Sepertinya bukan kata yang pas. Apa yang ia harapkan? Melihat Vino juga dalam keadaan mata sembab sama sepertinya?

"Jangan bilang Vino dikurung dirumah lagi?" Tebak jinno.

"Aku penasaran kali ini, kesalahan apa yang Vino perbuat hingga membuat paman marah." Eunwoo menopang dagunya mencoba berfikir kemungkinan paling realistis.

"Aku harap paman tidak terlalu keras pada Vino. Bagaimanapun juga Vino itu pewaris perusahaan." Irene menggelengkan kepalanya.

Ayah vino itu orang yang seperti apa sih? Kenapa ia menghukum vino? Dari penjelasan teman-temannya barusan Joy bisa menebak kalau ayah vino ini pasti punya perangai buruk khas orang jahat dalam novel.

Jangan-jangan ayah vino yang akan menghalangi Jinno dan Irene nanti ketika mereka sadar pada perasaan mereka. Kan kalau dalam film atau novel kayak gitu. Tapi kan orang tua pasti pengen yang terbaik buat anaknya walau kadang salah.

Sepertinya joy terlalu banyak  baca novel picisan. Rasa curiganya terhadap orang tuanya Vino sangat amat berlebihan. Joy menggeleng mencoba nengenyahkan pikiran buruknya. Jiwa-jiwa sinetron alay memang beda.

"Vino tidak masuk kali ini murni karena sakit. Bukan karena paman." Jelas Sehun.

"Bagaimana kalau kita jenguk Vino sepulang sekolah ini?" Usul eunwoo dengan muka cerianya.

peran pendukungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang