23

143 32 8
                                    

Acara makan-makan dan hiburan malam ini adalah puncak dari acara rekreasi sekolah. Tidak ada yang spesial dari acara ini. Sama seperti acara rekreasi pada umumnya. Setelah makan malam super mewah, mereka melanjutkan acara dengan pertunjukan bakat oleh para siswa.

Kalau di sekolah umum mungkin kau akan melihat pertunjukan bakat murahan dan terkesan sederhana. Tapi hal itu tidak berlaku disini. Pertunjukan bakat yang mereka lakukan benar-benar berkelas. Diawali dengan pertunjukan seriosa yang diiringi dengan lantunan piano.

"Joy, sebelah sini." Irene melambaikan tangan ke arah joy begitu melihat joy masuk ke ruangan bersama eunwoo.

Mata joy masih terlihat sedikit sembab karena habis menangis. Dilihat dari cara joy memperlakukan eunwoo, sepertinya mereka sudah tidak canggung lagi.

Joy menelisik ke setiap detail ruangan. Memang ya, sekolah elit itu tidak pernah mengecewakan. Suasananya persis seperti pesta ala orang kaya yang mahal. Untung irene meminjamkan gaun mahalnya untuk acara ini jadi ia tak terlihat berbeda dari yang lain.

"Apakah aku terlambat?" Tanya joy.

Irene menggeleng.

"tidak, mereka baru memulai acara makan malam. Kau pasti lapar. Ayo kita ke stand makanan."

Irene menggandeng joy menuju tempat makanan yang sudah berjejer dengan berbagai varian.

Vino hanya berdecih saat melihatnya. Jujur saja agak menyebalkan ditinggal bersama eunwoo. Sehun sebagai panitia masih terlihat sibuk mengatur susunan acara. Sedangkan jinno mengekori joy dan irene menuju stand makanan.

"Apa?" Ketus vino saat melihat eunwoo menatapnya.

Bukannya menjawab eunwoo malah tertawa tanpa beban seakan mengejeknya. Ingin rasanya vino memukul wajah sok tampannya eunwoo. Apalagi tatapannya seakan mengatakan apa kau marah karena aku berduaan dengan joy?

"Huh..."

"Kalian memang lucu, aku harap kalian segera memastikan perasaan masing-masing agar orang lain sepertiku tidak punya niat jahat untuk masuk dan mengacaukannya."

Eunwoo mengatakannya dengan nada yang sangat serius. Berbeda dengan suaranya, wajahnya tersenyum lebar seakan ucapannya main-main.

Vino mengkerutkan kening. Sifat eunwoo yang tak terduga. Dari dulu dia diam dan tak tertarik dengan hubungan orang lain. Bahkan ia bisa bersikap kejam pada orang yang menyatakan cinta padanya.

Apa trauma yang dialaminya sudah hilang sekarang? Trauma yang bahkan tak pernah bisa hilang sekeras apapun eunwoo coba itu benar-benar hilang? Memang joy adalah eksistensi yang bisa merubah orang di sekitarnya.

"Apa yang harus dipastikan? Bukankah kau lebih tau makanya kau hanya diam saja selama ini dan pura-pura bodoh seperti yang lain."

Vino menyeruput jus yang ada di gelasnya. Beruntung ini acara sekolah jadi minuman keras seperti wine tidak dipajang di stand minuman.

"Kalau aku jadi kau mungkin aku akan memilih mengatakannya daripada hanya memendamnya sendiri seperti orang bodoh."

"Dan ditolak sepertimu?" Balas vino.

Persetan dengan eunwoo yang tampak akan memukulnya. Prioritasnya adalah keselamatan joy. Ia rela bersama orang lain asal dia bahagia.

Cih... ia memang tidak cocok menjadi peran antagonis seperti yang dibilang ayahnya. Alvino chaiden hanyalah pria yang menyedihkan jika itu menyangkut tentang joyceline sanjaya. Novel sialan itu memang hanya omong kosong orang itu.

"Huh... Tidak seru ya menggodamu. Kau terlalu serius untuk ukuran anak SMA yang harusnya menikmati masa muda. Santailah sedikit tuan Chaiden, hidupmu masih panjang."

peran pendukungWhere stories live. Discover now