1

2.2K 218 56
                                    

Pagi tanggal 4 juni adalah hari yang paling bersejarah sekaligus membingungkan untuk seorang joyceline. Joy ingat betul bahwa saat itu dia bangun seperti biasanya untuk sekolah di pagi hari.

Hari itu adalah hari penerimaan siswa baru SMA. Tidak ada yang janggal baginya. Semua sama seperti hari biasanya. Tapi, sesuatu yang aneh terjadi saat ia membuka lemari untuk mengambil seragam putih abu-abunya.

Joy membelalakkan matanya melihat seragam didepannya. Ini bukan seragam yang ia beli kemari di toko . Joy menatap aneh di lemarinya. Sejak kapan seragam SMA yang umumnya berwarna putih dengan rok abu-abu berubah jadi seperti ini?

Seragamnya itu telah terganti dengan kemeja putih, dasi kupu-kupu warna merah dan almamater biru tua. Logo sekolah yang ada di almamater biru tua tersebut bertuliskan SMA tunas bangsa. Untuk bawahan seragam asing itu sendiri adalah rok motif kotak-kotak kecil berwarna senada dengan almamater.

Seingatnya, selama 16 tahun joy hidup disini, joy tidak pernah mendengar dengar sekolah SMA dengan nama tersebut.

"Mah... Kemana seragamku?" Tanya joy setengah berteriak. Ia mengobrak-abrik isi lemarinya berusaha mencari baju putih abu-abu yang lazim dikenakan siswa SMA pada umumnya.

"Ya ampun joy... Bukankah ini baju seragam sekolahmu?" Ibu joy mengambil seragam yang ia lempar ke kasurnya.

"Itu bukan seragamku mah... Sejak kapan seragam sekolah SMA seperti itu. Seragam SMA ku kan putih abu-abu." Joy merengek seperti anak kecil.

Apakah hari ini ia mendapatkan prank? kalaupun iya, orang yang membuat prank ini sangat kekanakan dan konyol. Oh ayolah orang bodoh mana yang langsung percaya dengan lelucon garing seperti ini.

"Cepat pakai seragammu dan berhenti mengobrak-abrik lemarimu kalau kau tak bisa merapikannya lagi." Ibu joy memukul punggung joy.

Joy meringis kesakitan karna pukulan ibunya tidak main-main rasanya. Kalian tahulah bagaimana rasanya pukulan mantan atlet beladiri. Sepelan apapun pukulannya akan terasa sakit untuk orang biasa.

"Tapi itu bukan..."

"Kau masih tidur? Bukankah kau baru saja selesai mandi. Cepat pakai seragammu dan sarapan. Seharusnya kau bersyukur bisa masuk sekolah elit seperti SMA tunas bangsa." Potong ibu joy.

Joy hanya diam cemberut sambil mendorong pelan ibunya agar keluar dari kamarnya tanpa memberi komentar lagi. Ibunya sama sekali tidak membantu.

Joy menatap seragam aneh itu lama. Seragam itu tampak tak nyaman dipakai. Bukankah rok nya terlalu pendek untuk ukuran seragam sekolah? Mungkin seragam itu akan terlihat cantik bila kalian punya kaki jenjang. Yang jadi masalah kaki joy itu bisa dibilang kaki gajah jadi, coba bayangkan sendiri. Joy mendengus kesal. Belum ada niatan untuk memakai seragam itu.

"Joy kenapa lama sekali? Kamu ingin terlambat di upacara penerimaan murid baru?" Teriak ibu joy dari luar kamar seperti tau kalau joy masih terdiam.

"....."

Joy memilih diam tak merespon ibunya. Ia menghela nafas sejenak sebelum mencoba baju seragam itu.
Joy mematutkan diri didepan cermin.
Kesan pertama yang ia dapat adalah aneh. Tapi, mau tak mau Joy memakai seragam itu karna ibunya daritadi menggedor pintu kamarnya. Lagipula waktu yang tersisa sudah tidak banyak untuk mencari seragam asli sekolahnya.

Joy keluar menuju pintu keluar rumah mengabaikan ibunya yang menyuruhnya sarapan. Jujur saja ia masih agak kesal karna dari tadi ibunya hanya mengomel. Cepat ke sekolah adalah pilihan terbaik saat ini.

Saat joy membuka pintu joy dikejutkan oleh seorang gadis cantik dengan rambut hitam legam setengah pinggang yang berdiri didepan rumahnya. Joy menatap takjub gadis itu. mungkin kalau joy membuka pintu dengan sedikit keras gadis itu akan terbentur kepalanya.

peran pendukungOn viuen les histories. Descobreix ara