9

844 163 13
                                    

Hai
Udah lama ya nggak update...
Langsung aja nggak usah banyak curhat kayak biasanya
Aturannya kayak biasa ya

Jangan lupa vote ya
Typo is my life

Happy reading....

......
Joy menatap film horor di depannya. Sebenarnya tidak terlalu buruk melihat film genre romantic horor. Joy suka film horor. Yang jadi masalah Joy tidak suka saat adegan kissing seperti sekarang.

Secara otomatis ia menutup wajah dah berpaling ke samping. Ke arah vino lebih tepatnya. Dari jarak seperti ini ia bisa mencium aroma parfum vino. Aroma mint yang segar. Kenapa si penulis terlalu terobsesi dengan peran di novel sih sampai-sampai aroma tubuh vino baunya seperti mint yang dingin.

"Apa sudah selesai?" Tanya Joy dengan posisi yang sama.

Alasan Joy benci adegan skinship yang berlebih adalah karena sensasi geli. Joy geli melihat hal itu. Klise memang. Padahal kalau di pikir Joy itu jomblo dari lahir. Mana tau rasanya ciuman.

"....."

Tak ada jawaban dari vino. Manusia es ini lagi-lagi diam tak mau bicara. Sepertinya sifatnya kembali seperti semula.

Joy membuka tangannya. Jarak wajahnya dengan pipi vino lumayan dekat. Kalo boleh jujur pipi putih vino terlihat mulus tanpa jerawat. Joy mengerjap beberapa kali. Benar-benar tampan.

Untuk kesekian kalinya Joy harus berkata kenapa penulis novel selalu membuat gambaran second lead sesempurna ini? Kalau ia jadi Irene mungkin ia akan memilih vino daripada jinno yang kadang menyebalkan. Entahlah... Empat orang ini memang terlalu sempurna sampai-sampai hampir semua laki-laki didunia novel ini terlihat jelek jika dibandingkan dengan ke empat orang ini. TT

Joy kembali memandang ke arah layar didepan. Ekspresi vino tadi terlihat marah. Mungkin vino merasa tak nyaman dengan skinship.

Joy menggigit bibir bawahnya. Sebenarnya ada apa dengan vino? Dia seperti sedang marah pada seseorang. Apa vino marah padanya? Tapi apa kesalahannya? Apa karena wajahnya terlalu dekat dengan vino tadi?

Joy mencoba fokus ke dalam film yang dilihatnya sekarang. Tapi beneran, Joy berfikiran kayak gini bukan karena ia mesum ya. Pipi vino tadi terlihat cium able banget. Untung Joy masih waras sehingga nggak langsung nyium pipi vino tadi. Kan aneh kalo Joy tiba-tiba nyium gitu aja.

Film yang Joy tonton berakhir begitu saja tanpa terasa. Joy dan vino menghela nafas bersamaan. Mereka berdua bertatapan hingga lampu teater dinyalakan. Bahkan gestur tubuh mereka berdua sama. Sayang sekali Vino dan Joy sibuk dengan pikiran masing-masing dan hanya mereka sendiri yang tau apa itu. Yang pasti situasi sekarang agak canggung menurut Joy.

"Akhirnya selesai juga..." Eunwoo merenggangkan badannya.

"Aku lapar..." Ucap jinno.

"Ayo makan sesuatu yang enak." Ajak sehun. Dia berdiri paling awal.

Joy mengalihkan pandangannya. Tuh kan vino terlihat marah. Ia buru-buru berdiri dan mendahului mereka keluar gedung teater. Ini benar-benar acara nonton film yang kacau.

"Kau mau kemana Joy??" Cegat Irene. Ia menahan tangan Joy.

"Maaf teman-teman aku harus pulang sekarang." Joy mencoba tersenyum paksa. Senyum andalannya.

"Ayolah Joy... Kau tak ingin merayakan hari jadian ku dengan Irene??"

 Kau tak ingin merayakan hari jadian ku dengan Irene??"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
peran pendukungWhere stories live. Discover now