[26] - Kamu Shalein

80 11 0
                                    

"Zephy! Zephy!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Zephy! Zephy!"

Zephyra yang saat itu tengah membersihkan pedangnya yang penuh darah mendongak, dia sendiri masih mengenakan seragam berperang, berlumuran darah hingga rambut peraknya ternodai di beberapa titik. "Kenapa, Moi?"

Anemoi—sahabatnya—mendekat seraya menyeringai, "Zephy, lihat!" Ia menarik nafas, lalu kurang dari satu detik kemudian, tubuhnya menghilang ditelan udara, berganti muncul di belakang Zephyra. "Hebat bukan? Akhirnya aku bisa menguasai teleportasi! Memang sekarang masih jarak dekat, tapi lihat saja, sebentar lagi aku akan bisa menguasai jarak jauh juga!"

Zephyra menyarungkan pedangnya kembali dan mengangguk, suaranya lembut ketika berkata, "Selamat. Kamu semakin hebat."

"Hehe," Moi tersipu malu mendengar pujian sahabatnya yang terkenal dingin itu, "Mungkin, sebentar lagi...aku akan bisa menemanimu ke medan perang! Aku bisa menyusup...whoosh seperti angin, dan tidak akan ada yang tahu keberadaanku bahkan kamu sekalipun!"

"Tapi Moi, kamu dewi angin. Sudah menjadi tugasku untuk tetap berada di medan perang. Pertarungan adalah hidupku, tapi bukan hidupmu."

Moi mengibaskan tangannya, "Aku bosan disini. Kamu sering sekali ke bumi akhir-akhir ini, ada apa? Mengunjungi Sangkarra ya?" ledeknya.

Pipi Zephyra berubah merah semu, meski ia masih mempertahankan raut dinginnya. "Tidak."

"Hmmm?" Mata Anemoi menyipit, "Kamu kira sudah berapa tahun kita bersama? Aku bahkan sudah mengenalmu lebih daripada dirimu sendiri. Aih, sahabatku yang dingin dan tak terjangkau sekarang sudah jatuh cinta. Dewa-dewa lain pasti akan patah hati. Dewi perang dan dewa kehidupan," Moi terkikik, "Menarik."

"Moi!" Zephyra mendesis, ia memberikan tatapan tajam seraya meletakkan telunjuknya di depan bibir. "Aku...dan Sangkarra, kami adalah rahasia, oke? Tidak ada yang boleh tahu, apalagi Ayah dan Ibu. Mereka akan melarangku untuk menemui Sangkarra lagi. Aku mohon."

Moi tertegun. Dia memang sudah menyadari hubungan diam-diam Sangkarra dan sahabatnya, tapi...dia tidak pernah menyangka bahwa Zephyra ternyata menyukai Sangkarra sebesar ini. Anemoi tersenyum, "Oke, rahasiamu aman padaku. Aku tidak akan pernah memberitahukannya pada siapapun. Aku janji."

Itu adalah sekeping kenangan Dewi Zephyra yang melekat dalam benak Lei. Anemoi, Dewi Angin, sahabat Zephyra sejak kecil. Kedua perempuan itu tidak terpisahkan bahkan ketika tragedi itu terjadi dan Zephyra menenggelamkan Sangkarra di samudera yang paling dalam.

Anemoi adalah orang pertama yang memberitahukan Zephyra tentang pengkhianatan Sangkarra yang telah membunuh kedua orangtuanya, Dewa Langit dan Dewi Bulan. Zephyra percaya pada Anemoi melebihi siapapun, maka dari itulah, berita itu membuatnya hancur. Sangkarra telah begitu tega membunuh dua orang yang paling disayangi Zephyra, dengan tambahan menghancurkan hati Zephyra sendiri. Zephyra tidak bisa memaafkannya karena itu.

Rêveuse ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang