[18] - Sumpah Ksatria pada Sang Tuan Putri

81 11 0
                                    

"Melalui jalan setapak ini kita akan tiba di Kota Kacwasdu sebentar lagi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Melalui jalan setapak ini kita akan tiba di Kota Kacwasdu sebentar lagi."

Demikian kata Seth setelah mereka berjalan selama hampir kurang lebih lima menit lamanya melewati hutan belantara yang gelap dan lembab. Sebentar lagi, sebentar lagi, itulah pegangan Lei untuk memaksa tubuhnya terus melangkah maju.

Sebenarnya, ketika bom itu meledakkan dirinya, Lei benar-benar telah tewas. Bagaimana mungkin dia bisa lolos dari ledakan besar yang hampir menghancurkan seisi sungai itu? Tubuhnya yang memang telah melemah pun terkena imbasnya, peledak itu menghancurkan dirinya hingga menjadi sisa-sisa onggok daging yang tidak bisa dikenali lagi.

Lalu pada detik dimana kesadaran Lei sudah melayang keluar dari dirinya, detik dimana dia melihat Seth yang terpengaruhi oleh kegelapan Erebus dan kalap membantai setiap manusia yang dijumpainya dari atas, detik itu jugalah Lei menangis.

Dia memohon, meraung kepada siapapun yang dapat menolong Seth saat itu. Seth adalah lelaki yang sangat baik dan disiplin, kalau Seth sadar ia telah membunuh begitu banyak orang tanpa belas kasih, pasti lelaki itu akan menyalahkan dirinya sendiri dan menimpakan seluruh rasa bersalah di pundaknya.

Lei tidak ingin melihat hal itu terjadi, Lei tidak sanggup melihat Seth yang menghancurkan dirinya sendiri seperti itu. Dia tidak sanggup melihat Seth hancur karenanya.

Maka dari itulah dia terus memohon, meminta pertolongan kepada siapapun yang mendengarkannya, meski dia sudah dalam sewujud arwah yang tak kasat mata lagi.

Lei berteriak hingga tenggorokannya sakit, hingga matanya nyeri akibat air mata yang terus mengucur. Ia berusaha mencegah Seth, tapi tangannya menembus tubuh lelaki itu. Lei tidak dapat memeluknya, menyentuhnya, Lei tidak dapat berbuat apapun untuk menghentikan Seth yang keji itu.

Di saat Lei sudah hampir putus harapan, keajaiban terjadi. Tubuh Lei yang tadinya sudah tercabik-cabik menjadi potongan-potongan daging kembali menyatu, menggelembung dan membentuk kembali tubuhnya yang sudah hancur.

Perlahan, kehidupan kembali menyatukan tulang dan kulitnya, membentuk sebuah badan yang utuh. Karena Lei menggunakan kekuatan alam semesta untuk membentuk tubuhnya kembali, Lei serasa menyaru dengan alam di sekitarnya, merasakan kekuatan angin dan air yang memenuhi dirinya, dan merasakan betapa hebatnya kekuatan yang bersemayam di dalam dirinya.

Pada saat itu, kesadaran Lei bergabung dengan kesadaran Sang Dewi Zephyra, membuatnya dapat melihat ingatan-ingatan Sang Dewi.

Akan tetapi, Lei telah menggunakan segenap kekuatannya untuk membentuk kembali tubuhnya, dan sekarang tubuhnya terlalu lemah untuk menyambungkan kembali organ-organ dan saraf yang rusak.

Intinya, meski tubuh Lei telah kembali seperti semula, di dalamnya dia masih seonggok daging yang setengah hancur tak jadi.

Tubuhnya sudah terlalu lemah untuk menarik kekuatan dari alam, sedangkan kekuatannya sendiri sudah terserap habis ketika tadi menyambungkan tubuhnya yang hancur.

Rêveuse ✔Where stories live. Discover now