[11] - Strategi Pengecohan

87 13 0
                                    

Di benak Lei, lelaki bernama Seth adalah lelaki yang selalu bertingkah laku seakan ia tidak tahu harus berbuat apa, dengan seulas senyum kaku dan tutur katanya yang formal dan sopan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Di benak Lei, lelaki bernama Seth adalah lelaki yang selalu bertingkah laku seakan ia tidak tahu harus berbuat apa, dengan seulas senyum kaku dan tutur katanya yang formal dan sopan. Meski Lei tahu bahwa Seth adalah kepala keamanan Kapital yang membawahi puluhan ribu prajurit dan tentara terbaik negara, tidak pernah Lei sangka bahwa dia akan melihat seorang Seth yang begitu kejam dan tidak berbelas kasihan.

Seth yang ada di ingatan Lei adalah seorang lelaki yang tersenyum senang karena menceritakan tentang sapi albino peliharaan salah seorang prajuritnya, atau Seth yang bertingkah seperti Ibu-ibu yang senang mengomelinya tentang cara berpakaian yang baik dan benar.

Tapi Seth dengan rahang mengeras dan mata membara penuh amarah ini sama sekali bukan Seth yang Lei kenal.

Kaki Lei terpaku ke tanah, tidak mampu bergerak seincipun tatkala ia tanpa sengaja melihat Seth yang sedang mengarahkan ujung pedang panjang yang mengilat tajam ke tenggorokan Rasendriya, wakil kepala keamanan Kapital, tangan kanan Seth sekaligus orang kepercayaannya.

Lei tidak tahu apa yang sedang terjadi. Dia hanya sedang berjalan-jalan mengelilingi Garyakta karena dia sedang bosan, ketika mendadak ia menemukan sebuah lapangan yang sangat luas. Lapangan itu sepertinya dijadikan tempat bagi para prajurit dan tentara untuk berlatih, terlihat dari banyaknya senjata tajam nan berbahaya, baik pedang, pisau atau senapan yang mengelilingi dinding lapangan tersebut.

Dari tempat Lei kini berdiri, dia bisa melihat dengan jelas keseluruhan lapangan itu. Ada banyak sekali laki-laki yang sedang berlatih melawan satu sama lain, namun di tengah semua itu, berdirilah Seth dan Ras.

Mereka berdua mengenakan pakaian biasa untuk berlatih, berupa sehelai kaos tanpa lengan yang dengan jelas menampakkan seluruh otot-otot yang dulunya tersembunyi, ditambah dengan celana panjang yang nyaman.

Lei tidak punya kerjaan lain, maka dari itu ia memutuskan untuk duduk disana dan mengamati.

Akan tetapi, kejadian selanjutnya sungguh tak dapat ia percayai.

Seth meraih sebilah pedang panjang, sama persis seperti pedang yang biasa tersampir di samping pinggangnya, sementara Ras meraih dua pedang yang melengkung tajam, menggenggamnya dengan erat di masing-masing tangan.

Wajah Ras begitu serius, dan matanya berkilat awas, mengamati setiap gerak-gerik sekecil apapun dari lawannya.

Seth memberinya tanda untuk menyerang duluan, dan seketika itu semua gerakan di sekeliling mereka terhenti begitu suara desingan keras antara logam dan logam bertemu.

Semua orang yang tengah berlatih menghentikan aktivitas mereka dan membentuk sebuah lingkaran untuk mengelilingi Seth dan Ras yang mulai menyerang satu sama lain.

Meski Ras dengan cekatannya menyerang dengan menggunakan dua tangan, namun Seth yang memegang pedangnya dengan tangan kanan sama sekali tidak terlihat kesulitan. Malah, berselang waktu berlalu, Ras yang terlihat mulai kewalahan menangkis setiap serangan Seth.

Rêveuse ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang