Sungguh terlalu.

Segera, Khanza keluar dari apartmen. Mencari keberadaan Myscha. Pasti mager ditempat base campnya. Caffe Blues Green. Caffe favorite mereka. Karena, didominasi oleh warna biru dan hijau. Warna favorite mereka.

Myscha tengah memainkan ponsel sembari tersenyum. Sesekali tertawa. Ditemani, siapa itu? Khanza masih memperhatikan seseorang dihadapan Myscha.

Naas, masa lalu Khanza. Namun, Khanza tak perduli. Anggap saja tidak ada.

Bodo amat,

Khanza membeli milkshake terlebih dahulu. Dalam bentuk plastik. Ia menghampiri Myscha tengah tertawa terpingkal-pingkal. Penasaran, ia membuka group chat universitas. Dari mulai Myscha mengupload foto dirinya.

@ Myscha

(foto Khanza)

Sorry-sorry ada manusia purba lewat,,

@ PutraaD

Haha, untung cantik.  

@ LeeAndr_

Iya bener,

@ Atyts22

Sepertinya, dia anak yang hilang..

@ PutraaD

Sungguh menyedihkan :(

 @ Nzayesh_

 @Myscha, lo teman atau bukan sih?

Dan masih banyak lagi komentar tentang dirinya yang tidak-tidak.

Khanza duduk pada meja tepat disamping Myscha. Ia menyeruput minumannya. "Bagi-bagi dong kebahagiaannya."

Myscha menoleh. Terkejut. "Eh Za. Mau makan bukan? Gue juga lapar. Sini, gue traktir."

"Traktirnya bentaran. Gue mau nanya." Khanza mengeluarkan ponsel dari saku blazernya. Menunjukkan group chat universitas tentang dirinya.

"Maksud lo apaan ini?" Khanza mengulurkan pada Myscha.

"Bentar Za. Gue mau ke toilet dulu," Myscha nyengir. Ia merasakan aura berbeda dari Khanza. Ia bangkit dari kursi. Melangkah melewati Khanza.

"Eh-eh mau kemana? Benci bukan sama gue? Ngomong!" oktaf Khanza masih normal. Dapat terdengar jelas Myscha.

"Gue becanda Za. Jangan baper," Myscha menoleh dibahu. Ia mulai berjalan cepat. Disusul Khanza tak kalah cepat juga.

"Bukan sekali dua kali lo gini sama gue Cha."

Bukan respons baik yang Myscha berikan. Ia mengulurkan lidahnya pada Khanza. "Emang, salah lo banyak banget. Haha,"

Seketika, Myscha sudah berlari melewati beberapa kursi. Menerobos lalu lalang manusia. Menoleh ke belakang. Khanza terus mengikutinya sambil berlari.

Beberapa pengunjung merasa terganggu dengan kehadiran mereka. Untung saja, instrumen musik Caffe Blues Green mulai mengalun tenang. Membuat suasana tak begitu panas.

"Hei, ini bukan tempat bermain kanak-kanak. Sudah besar juga. Ganggu tau," ujar salah satu pengunjung. Disusul umpatan lain. Myscha dan Khanza tetap tak perduli.

"Cha, berhenti lo disitu."

"Gak bakal berhenti sampai lo dapat," ujar Myscha membuat Khanza semakin jengkel.

Jarak antara mereka beberapa senti lagi. Mungkin, sekarang timing yang tepat untuk sasaran. Segera, Khanza melempar milkshake miliknya.

Yup!!

Tepat sasaran. Wajah.

Namun, bukan wajah sasaran yang Khanza inginkan. Melainkan wajah sasaran yang begitu Khanza tak inginkan.

Myscha berhasil melesat sebelum sesaat milkshake Khanza mendarat di wajah Ranz Kenzia. Gebetan Khanza saat ini.

Oh No! Sepertinya harinya cukup naas. Ia melemparkan plastik itu tepat pada wajah seorang selebriti. Baru saja, kemarin perform. Khanza menonton lewat televisi.

Ranz Kenzia. Alumni kampusnya. Dengan IP tertinggi. Juga,

Gebetannya saat ini. Tanpa diketahui siapapun. Kecuali, dirinya, Afkar dan Allah saja yang tahu.

Isinya tumpah, membasuh semua sisi wajah korban. Hingga pakaiannya. Sang korban hanya diam seribu bahasa. Meresapi apa yang terjadi.

Khanza. Tak bisa menahan keterkejutannya. Untung saja, ia melempar dari jarak tak terlalu dekat. Tak terlihat siapa pelaku yang telah melempar milkshake pada Selebriti yang sedang naik daun saat ini.

Seluruh pengunjung menatap Ranz dan Myscha bergantian. Mereka menduga Myscha adalah pelakunya. Karena, posisi sekarang saat ini. Myscha berada tidak jauh dihadapan Ranz.

"Eh sorry-sorry. Bukan gue pelakunya. Gue gak salah kok," Myscha tersenyum. Tangannya melambai.

Seluruh pengunjung menatapnya nanar. Menakutkan. Terkecuali Ranz. Ia menatap punggung dibalik Myscha. Kabur rupanya.

"Bukan gue kok pelakunya. Pelakunya," Myscha berbalik ingin menunjuk Khanza. "Di...a." ucapannya menggantung. Khanza sudah tak ada disini. Sudah pergi meninggalkannya.

"Lhah, kok gak ada? Kayaknya pelakunya kabur pemirsa," ujar Myscha melangkah mundur. Lantas lari dari kerumunan. Mencari keberadaan Khanza.

Seringai senyum muncul pada wajah Ranz dibalik milkshakenya. Walaupun keadaannya berantakan saat ini, Ia tahu apa yang dilakukannya.

Dilakukan pada gadis baru ditemuinya saat ini.

𝓇𝒾𝓉𝓂𝑒


RITME; Married with SelebritiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang