12. A Day Full of Star

151 22 1
                                    

Tujuh hari pertarungan mereka dengan selembar kertas telah berlalu. Dan setelah tujuh hari itu berakhir, waktunya mereka berteriak "LIBURANNN!!!" Ujian semester pertama telah usai dan para murid sibuk membahas akan kemana mereka di malam natal dan tahun baru.

"Kejora! Liburan, lo ke mana?" tanya Anne tidak bisa menutupi wajah kegirangannya.

"Gak kemana-mana."

"Loh, gue lihat di ig stories kakak lo, dia bilang mau ke Melbourne bareng keluarganya. Jadi, kok lo gak ikut?"

Kejora hanya mengedikkan bahunya dan tersenyum simpul. "Gak ... gue malas." Dan juga lelah berdiri menunggu kakaknya berbelanja, berfoto ria sampai puluhan foto dan berjalan berdua bersama ibunya seakan-akan dia bukan bagian dari mereka.

"Kalau gitu, lo ikut gue ke Jepang aja yuk!"

"Thanks, Anne, tapi gue lagi gak mood keluar kota apalagi ke negara orang." Apalagi waktu kelulusan tinggal sebentar lagi, Kejora ingin menggunakan waktu libur ini untuk benar-benar memikirkan jurusan yang akan dia pilih kelak.

"Kalau lo, Mer? Liburan ke mana?" Anne bertanya pada Meri yang sedari tadi sudah ada di samping mereka dengan sebelah kuping tersumpal earphone.

"Pastinya tempat yang jauh-jauh dari mall, bisingnya orang kayak elo, dan juga menantang." Bibirnya dilengkungkan dengan tatapan mengejek Anne. "Tapi, gue belum nentuin sih mau kemana ... kayaknya gue mau hiking tahun ini."

Mereka bertiga terdiam sesaat karena tenggelam dalam pikiran masing-masing. Sesaat kemudian, Meri melanjutkan, "Gue baru ingat! Kata teman gue, di Sumut ada Hidden Paradise juga, yang namanya kalau gak salah...."

"Tangkahan?"

Ketiganya refleks memutar kepala mereka ke arah sumber suara dan menemukan Jeha yang tiba-tiba muncul entah dari mana.

"Ah, iya benar, Tangkahan! Kok lo tahu?"

Jeha duduk di depan Meri dan bercerita, "Gue rencana mau ke sana buat foto portfolio gue."

"Kejora, ke sana yok ... dari Medan mah paling 3- 4 jam sampai," ajak Meri yang ekspresinya lebih antusias dibanding Anne tadi.

Kejora mengedipkan matanya dan tidak membutuhkan waktu lama untuk berpikir, dia pun mengiyakan. "Boleh juga."

"Kalau gitu, kita pigi bareng aja," sambung Jeha.

"Eh ... eh... kok kalian gitu sih! Pigi-pigi tanpa gue!" Bibir Anne tercebik ke bawah.

"Udahlah, Anne. Lo nikmatin aja liburan lo bersama sakuraaa~~~. Daripada sama kita, nanti lo tenggelam ditabrak gajah."

Mata Kejora tertutup setengah ketika dia tertawa dan dalam satu kerlingan, matanya bertemu dengan sepasang mata legam yang tertuju padanya sejak awal kakinya melewati pintu kelas.

Kejora seketika kembali membagi pandangannya pada tiga orang di sekelilingnya. "Eh, gue boleh ajak Alta, gak?"

"Boleh dong! Semakin banyak orang kan makin seru!" sahut Meri.

Kepala Jeha terangguk. "Iya, bener. Apalagi yang lain udah pada gak bisa diajak karena lebih milih ke negara bersalju."

Kejora refleks memanggil nama Alta yang kemudian hanya ditanggapi oleh tatapan bingung dari laki-laki yang membalikkan badannya setengah. Jeha ikut menyerunya dan akhirnya, dengan perlahan Alta berjalan menghampiri mereka.

Senyum mengembang di wajah Kejora. "Alta, liburan nanti, kamu ke mana?"

Semua tatapan berfokus pada Alta, namun dia hanya membalas tatapan Kejora. "Emm ... di rumah."

Stardust (Debu Bintang)Where stories live. Discover now