9. L U R U H

177 32 14
                                    

"Nanti malam, kamu datang kan?"

"Iya."

"Mau bareng gak?"

Alta mengernyit menatap layar ponselnya. Berulang kali dia mengetik lalu menghapusnya karena bingung harus menjawab apa. Dia menyunggingkan senyumnya karena merasa aneh dengan perempuan yang tengah menunggu balasannya.

"Aku pergi sendiri aja."

"Ok, sampai ketemu nanti."

🌟🌟🌟

Kejora tiba di hotel tempat perayaan ulang tahun Claris. Dia naik ke lantai dua dan membaur dengan para angsa candramawa yang sesuai dengan dress code mereka. Menapakkan kaki di lantai restoran yang menghadap ke arah kolam renang, Kejora menghampiri Meri dan Anne yang baru saja meneriaki namanya.

"Kalian cantik banget. Woah, akhirnya Meri mau pake gaun juga."

Meri memutar bola matanya. "Kalau bukan karena si berisik ini, gue juga ogah pake beginian! Gaun panjang ditambah high heels?! Mending gue milih pakai sarung buat sunatan dan sandal jepit."

Mereka bertukar beberapa kata sebelum pembawa acara mengumumkan kalau acara akan segera dimulai. Terlebih, mereka harus bersiap-siap karena harus menyanyikan lagu 'Selamat Ulang Tahun' sebagai acara pembuka.

Tentunya, Kejora yang akan menjadi lead vocalnya. Dia mengedarkan pandangannya ke segala sisi ruangan dan berusaha mencari orang yang ingin dia lihat daritadi. Namun, karena namanya terus dipanggil, akhirnya dia segera menuju ke area panggung.

Berdiri di tengah panggung, sebuah suara merdu keluar dari mikrofon membuat sebagian pasang mata menyaksikannya seakan angsa putih yang siap untuk terbang. Petikan gitar, bass serta suara keyboard dari para pria berjas hitam disisinya mengiringi lagu yang dinyanyikan. "Hari ini ... hari yang kutunggu, bertambah satu tahun...."

Claris, putri yang berulang tahun, yang semula duduk di meja depan berdiri bersamaan dengan puluhan orang yang mulai berdiri di bawah panggung. Sampai Kejora selesai menyanyikan bagiannya, aransemen lagu tersebut berubah dari akustik menjadi lebih upbeat dan ceria. Kini, suara yang menyambung berasal dari laki-laki di bawah panggung beriringan dengan backing vocal fals yang langsung merubah suasana yang semulanya adem menjadi komedi. Puluhan lilin kecil yang menyala di tangan orang yang tidak memegang mikrofon mulai mendekati Claris untuk ditiup.

Lagu berakhir, Kejora turun dari panggung dan akhirnya melihat sosok Alta yang duduk di kursi belakang. Dia hendak menghampirinya tapi gagal karena teman sekelasnya tidak bisa membiarkan dia pergi begitu saja tanpa berfoto dengannya.

Setelah acara pemotongan kue oleh Claris dan selesai menyantap hidangan utama, mereka berpindah ke outdoor yang telah disediakan beberapa meja dengan dessert di atasnya.

Denga lampu kecil di sisi kolam yang menerangi ujung gaun Kejora, dia berjalan mendekati pria berkemeja hitam yang sedang berbicara dengan orang di sampingnya. Langkahnya tertahan tanpa sadar kala melihat wajah yang selalu tampak datar dan muram itu bisa tersenyum hingga menampilkan barisan giginya. Pantulan cahaya bulan terlihat di air kolam yang tampak tenang. Dia ikut menaikkan sudut bibirnya. Tapi senyum keduanya tidak bertahan lama dan lenyap saat suara gelas menyentuh lantai membuat genangan air kolam beriak tipis.

"WTF, man!" umpat Febi karena bajunya basah dengan noda kemerahan akibat gelas yang berisi sirop.

"Di-di-dia!" ucap seseorang di samping Alta dengan gelagapan. "Alta yang ngedorong gue sampe gelasnya kena baju lo."

Stardust (Debu Bintang)Where stories live. Discover now