18. EPISODE KEDELAPAN BELAS : THE LAST (?)

30 10 0
                                    

No Time For Love

Kurasakan keseharian yang datar-datar saja. Tidak ada lagi laki-laki yang berhasil menggantikan tempat Ben dan itu membuatku lebih fokus dengan kehidupanku yang kembali membosankan. Setelah kepergian keluarga Knight, aku berhasil melepaskan Ben seutuhnya. Ternyata rasanya ringan sekali. Tidak ada beban atau sakit hati lagi.

Jadwalku setiap akhir pekan, sudah berubah. Yang dulunya saat masih ada Sam, selalu pergi jalan-jalan naik sepeda atau mobil dengannya, sekarang harus berkutat dengan pelanggan butik. Mom pasti menelpon pada pukul sepuluh pagi, menyuruhku untuk bergegas membantu di butik. Untuk diketahui bersama, gerombolan pengagum Nick telah menjadi pelanggan VIP butik Mom sejak kunjungan mereka ke rumah malam itu. Mereka berkunjung, mengacak-acak, dan hanya membeli sepasang kaus kaki. Kepalaku langsung pusing bila kulihat mereka menyeringai dari pintu masuk. Aku sampai hapal jadwal mereka mengunjungi butik. Pukul 01.30 P.M. di hari Sabtu dan 10.30 A.M. di hari Minggu. Sementara hari lain, aku tidak perlu tahu. Akhir pekan yang selalu menguji kesabaran.

"Hai, Zee!" Apa kubilang? Belum masuk butik saja, mereka sudah memamerkan gigi yang terawat sempurna.

"Kau cocok sekali menjadi karyawan." itu suara Kylie.

"Tidak mencerminkan kalau kau putri dari pemilik butik keren ini." Catherine mulai mencemoohku.

Aku diam saja dan berjalan di belakang mereka. Kulirik Mom yang menyuruhku bersabar dari meja kasir.

"Senyum, Sayang!" Mom melambaikan tangannya.

"Yeah." Aku menyahut malas-malasan.

"Kuharap kau tidak keberatan untuk mengambilkan pakaian itu." Brittany menunjuk atasan putih berleher serut yang terpajang di manekin setengah badan dan berada di rak atas setinggi tiga meter di depan kami.

"Baik." Aku pergi ke pojok rak untuk mengambil tangga beroda yang memang disediakan. Aku naik dan menurunkan manekin setengah badan itu untuk mengambil pakaiannya.

"Bagaimana menurut kalian?" Brittany meminta pendapat sementara aku mengembalikan manekin ke tempat semula.

"Kurang cocok. Bagaimana kalau yang di sebelah sana!" Kady menunjuk manekin di atas lemari yang lain.

"Boleh juga. Bisa kau ambilkan?" Kylie melambaikan bulu mata palsunya padaku.

Aku turun dan mendorong tangga beroda ke lemari yang mereka tunjuk. Aku naik dan mengambil tank top hijau army bersama manekinnya.

"Yang ini, Kady?" Wajah Kylie kecewa saat aku membawa turun manekin itu.

"Terlalu besar ternyata." Brittany menggeleng.

Aku menaikkan alis. Tank top sesempit ini masih kebesaran kata kalian?! Tak bisa dipercaya!

"Coba yang itu!" Brittany kembali ke rak yang tadi.

Kuletakkan manekin di tempatnya dan kudorong lagi tangga beroda kembali ke rak pertama. Aku naik dan menurunkan jaket pink. Kesabaranku mulai memuai.

"Warnanya tidak sesuai dengan kulitmu." Suara Catherine membuat peganganku mengendor.

BRAK! Kulepaskan manekin itu dari atas tangga. Aku berharap menimpa kepala mereka. Pelanggan yang lain melihat ke arah kami, sementara Kylie dan kawan-kawan masih terkejut dengan apa yang baru saja kulakukan.

"Kau ingin membunuh kami?!" Catherine melotot dan mendongak padaku.

Aku hanya menatap lurus ke bawah. "Apa kalian ingin mencoba manekin yang lain? Aku bisa melemparkannya dari sini." Suaraku begitu dingin.

LOVE AT THE NEIGHBORHOODWhere stories live. Discover now