17. EPISODE KETUJUH BELAS : BROKEN HEARTED GIRL

36 11 5
                                    

Hari Bersejarah (lagi)

Nick sudah menggandengku erat. Berjaga-jaga agar aku tidak pingsan atau berbuat hal yang memalukan di gedung pernikahan.

"Kau siap?" Nick kembali menanyaiku.

Aku menatapnya lalu mengangguk mantap.

"Kalau sudah siap, kenapa dari tadi kau diam saja? Sama sekali tidak bergeser dari sini?" Nick terlihat lesu. "Aku sudah pegal menggandengmu."

Aku menarik napas lalu mulai melangkah memasuki pintu gedung Grenz Collo, tempat acara pernikahan Ben dan Cardin berlangsung hari ini.
Aku memang sengaja datang dan memantapkan hati sejak beberapa malam terakhir. Bertekad untuk membuang jauh-jauh bayangan Ben dari dalam diriku. Aku sudah siap untuk melepaskannya. Mungkin membutuhkan waktu. Kuharap dengan cara ini, aku bisa mengikhlaskan dia. Selamanya.

Aku terus berjalan. Berjumpa dengan orang-orang yang tidak kukenal. Hanya segelintir orang yang tidak asing bagiku. Aku memandang ke tengah aula. Sepasang mempelai berbalut busana pengantin indah nan elegan yang tidak berhenti tersenyum, terlihat disana. Mereka benar-benar berbahagia juga sangat serasi. Kulihat Josh, tidak melepas pelukannya di kaki Cardin. Mereka bersalaman menemui para tamu, sesekali bergantian menggandeng Josh. Cardin tak tampak kewalahan. Dia sangat tenang dan begitu sabar. Sama sekali tidak terlihat keberatan atau terganggu dengan sikap Josh yang manja padanya. Hatiku kembali pilu.

"Kau ingin menemui mereka?" Nick memastikan lagi keadaanku. "Kau yakin?" dia terdengar khawatir.

"Tentu saja." Aku memaksa tersenyum.

Kami berjalan ke tengah aula, melewati meja-meja tamu yang lain untuk mengucapkan selamat pada kedua mempelai. Nick yang berjalan di depanku sudah melepas gandengannya untuk berpelukan dengan Ben.

"Halo jagoan! Kau terlambat datang!" Ben merangkul Nick.

"Yeah, aku menunggu orang di sampingku selesai berdandan." Dia menunjukku.

Ben memandang padaku. Aku bisa melihat tatapannya yang tidak percaya akan kehadiranku di acara pernikahannya. "Zee? Kau... datang. Akhirnya..." Ben melepas rangkulannya dari Nick dan beralih padaku, dia terus memandangku tak percaya dengan senyum dikulum.

"Yeah.. i'm here, Ben." Aku berusaha terlihat tenang.

Ben kini tersenyum lebar kemudian memelukku erat. "Terima kasih." dia terdengar bahagia dan tidak berhenti mengelus punggungku.

Aku balas memeluknya. Tidak tahu harus berkata apa dan terus saja berdoa agar air mataku tidak terjatuh.

Nick menatap haru pada kami atau lebih tepatnya, padaku. Dia berjalan ke arah Cardin yang berbicara di meja sebelah Ben, masih menggandeng Josh.

"Ayo ikut denganku, Josh." Nick berniat mengajak Josh, tapi balita itu menggeleng dan semakin mempererat pelukannya di perut Cardin.

"Tidak apa-apa Nick, dia sudah tidak mau lepas seperti ini sejak semalam." Cardin berkata lembut.

Nick mengacak rambut Josh. "Cepat-cepat kalian memberinya adik, supaya dia tidak lagi kesepian." Seru Nick dan memandang pada Ben dan Cardin yang terpisah jarak satu meja secara bergantian.

"Terima kasih, Nick." Cardin menahan tawa.

Ben yang sudah melepas pelukannya dariku segera menimpali. "Tentu saja! Kami tak akan menunda yang satu itu."

"Hahaha!" mereka terbahak.

"Oke, aku pergi dulu. Tamu yang lain sudah menunggu kalian untuk mendatangi meja mereka. Pasti mengomel gara-gara aku datang menyerobot." Nick pamit dan menghilang di kerumunan orang.

LOVE AT THE NEIGHBORHOODTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang