1. EPISODE KESATU : INTRODUCTION

258 20 6
                                    

About All of My Life (Part 1)

Gerbang setinggi lima meter bercat warna merah marun dengan tulisan Global Metropolis School berbentuk setengah lingkaran di atasnya, berada tepat di hadapanku.

KRING! KRING! Aku membunyikan bel sepedaku, bunyi klasik diantara 'TIN-TIN' yang menggema dari berbagai jenis mobil bermerek.

"Anak ketinggalan jaman!" lagi-lagi kalimat itu. Sudah berapa ratus kali aku mendengarnya sejak hari pertama aku menginjakkan kaki di sekolah ini dengan sepeda berkeranjang warna coklatku. Masa bodo, yang penting aku senang dengan hidupku dan tidak menganggu orang lain.

KRING! KRING! Aku membunyikan bel sepeda lagi.

"Hei, Thompson! Berisik tahu!" Seorang gadis kurus berteriak dari sedan pinknya. Sementara ketiga temannya terkikik dalam mobil itu.

Heran, apanya yang lucu?! Kecuali kalau mereka menertawakan diri sendiri yang memakai maskara ketebalan.

TIN! TIN! Suara klakson mobil VW Beetle dongker metalik di sebelahku, membuat cewek-cewek itu histeris. Seperti anak burung yang baru saja menemukan sarang rayap untuk sarapan. Aku tidak perlu menoleh, karena aku yakin itu adalah Thompson yang lain.

"Dari sekian banyak Thompson di sini, hanya kau yang termasuk dalam Thompson kelas atas!" Seru gadis itu lagi dengan mata yang sudah berubah seperti mata kodok. Hampir keluar dari rongganya.

Kulirik cowok yang mereka anggap kelas atas itu di mobil sebelah. Dia mulai memasang tampang sok cool dan sok seksi. Mbleh! Aku ingin sekali memuntahkan sarapanku ke dalam mobilnya. Lebih baik kau bersikap biasa saja wahai pemuda, karena kuyakin sekelompok unta akan mual-mual jika melihat gayamu yang dibuat-buat itu.

"Nick! Aku mencintaimu! Berkencanlah denganku!" Cewek-cewek di mobil merah yang ada di belakangku juga ikut histeris. Benar-benar memalukan.

KRING! KRING! Aku sudah tidak tahan berada disini!

"Thompson?! Sekali lagi kau bunyikan bel sialan itu, kukempesi ban sepedamu!" Lagi-lagi cewek di mobil pink. Ingin sekali kusumpal mulutnya dengan kaleng minuman.

Satpam sekolah datang tergopoh-gopoh. "Sorry kids! Sedikit mengatur kendaraan-kendaraan di lahan parkir tadi. Makanya kututup sebentar gerbang ini agar tidak semakin macet di dalam." serunya dan membukakan gerbang secepat mungkin.

Akhirnya! Aku kayuh sepedaku sekuatnya memasuki lahan parkir sekolah. Seperti biasa, kuparkir di bawah pohon eek besar, bernaung dari terik matahari musim panas. Kuambil ransel dari keranjang dan memasang gembok di ban sepeda.

"ELIZABETH KIERRA THOMPSON! JIKA KAU SUDAH TIBA, SEGERA MENUJU KE RUANG KEPALA SEKOLAH!" Pengumuman dari pengeras suara membuat penumpang di sedan pink melirikku sinis.

"Pasti intruksi untuk menilang murid lagi!" Salah seorang dari mereka bersuara jengah.

Sudahlah Zee, jangan hiraukan. Anggap saja tikus yang mencari sabun untuk dimakan. Aku melangkah masuk gedung sekolah yang memiliki lima lantai. Sementara, aku sempat mendengar gadis-gadis itu histeris lagi saat melihat si cowok Thompson turun dari mobilnya. Oh, dimanakah sebuah gengsi dan harga diri kalian sebagai seorang perempuan?!

Aku terus berjalan, naik ke lantai dua melewati tangga. Manual. Sebenarnya ada lift, tapi seminggu ini masih diperbaiki. Sudah beberapa kali tim football memaksanya untuk bergerak, padahal sudah jelas bel peringatannya berbunyi karena kelebihan muatan dan aku mengeluarkan lima belas kartu tilang untuk itu. Juga mendapatkan umpatan beserta makian sebagai balasannya. Terima kasih gentleman.

LOVE AT THE NEIGHBORHOODTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang