Jimin's Scene

145 14 8
                                    

Jimin mendengarkan penjelasan dari Hoseok. Raut wajahnya berubah tegang. Ia pun sebenarnya mengalami hal yang menyeramkan ketika di kamar mandi. Tapi ia tidak mau menceritakan pada kedua hyung yang berada di hadapannya sekarang ini.

.

.

.

.

.

"Huuhh, panasnya. Mandi pasti akan membuatku segar lagi" monolog Jimin ketika berjalan menuju ke kamar mandi.

Sesampainya di kamar mandi, Jimin mengetuk pintu kamar mandi perlahan untuk memastikan apakah ada orang lain di dalam sana.

Ia menghentikan ketukannya dan terdengarlah bunyi percikan air di dalam kamar mandi.

"Oh, ada orang di dalam" - batin Jimin. "Maaf, tidak bermaksud mengganggu" ujar Jimin setengah berteriak agar yang di dalam kamar mandi dapat mendengarnya.

Setelah Jimin berujar, hening langsung menyelimuti sekeliling kamar mandi. Seperti ada yang menginstruksi untuk diam. Bulu roma seketika meremang.

Jimin merapatkan punggungnya ke pintu kamar mandi. Ia melihat ke sekeliling lorong. Tidak ada siapapun di hadapannya. Lampu pun terkesan remang-remang. Jimin jadi tidak bisa melihat dengan jelas ada apa di hadapannya.

Angin sedikit berhembus di lorong. Samar, Jimin mendengar ada sesuatu yang memanggil namanya.

"Jiimiiinn" panggil suara itu.

Jimin takut, ia tidak kenal suara siapa itu yang memanggilnya. Suara itu berat dan serak walau samar terdengarnya. Suara itu terdengar bersamaan dengan angin yang berhembus.

Sekali lagi Jimin menajamkan penglihatannya, disaat itu pula, lampu di depan kamar mandi padam. Ia sedikit gelagapan.

Jimin meraih kenop pintu kamar mandi yang kini berada di belakang punggungnya. Ia menarik kenop itu, dan ajaib, pintu kamar mandi terbuka.

"Bukannya tadi ada orang ya di kamar mandi?" - batin Jimin.

Jimin tidak berpikir lama untuk memasuki kamar mandi itu. Di dalam kamar mandi, lampu masih terang menyala. Ia sedikit lega berada di dalam kamar mandi.

Jantung Jimin berdetak tidak karuan, ketakutan. Ia berusaha menetralkan nafasnya yang memburu sambil terus mengurut-urut dadanya. Tak lama kemudian, nafasnya sudah kembali normal.

Ia melihat ke sekeliling kamar mandi. Terlihat kuno memang. Perabotan kamar mandi pun terlihat kuno semua, mulai dari  wastafel, bath tub, sampai ke tirai mandinya pun semua terlihat kuno.

Jimin sedikit bergidik melihat keadaan di dalam kamar mandi ini. Tetapi, ia tidak ambil pusing. Jimin mulai membuka bajunya di depan cermin yang selanjutnya memperlihatkan otot-otot di perutnya. Ia pun membuka celananya.

Jimin menyalakan kran shower dan menutup tirai mandi. Air yang cukup dingin mengguyur tubuhnya dari ujung kepala sampai ujung kakinya. Air yang dingin menyegarkan tubuh Jimin yang sejak tadi berkeringat karena ketakutan.

Air mengalir dari atas kepala Jimin. Ia memejamkan mata menikmati aliran air di tubuhnya. Di saat itu pula Jimin merasa ada yang memperhatikannya dari sisi lain tirai mandi.

Jimin langsung membuka matanya lagi. Menegaskan kembali apa benar ada yang sedang memperhatikannya. Ia sempat melihat siluet seorang laki-laki berdiri di depan pintu kamar mandi.

Kran yang sedang mengalirkan air dimatikan oleh Jimin. Ia ingin memastikan dengan membuka tirainya pelan-pelan.

Sreeekkk.. begitu bunyi tirai dibuka pelan-pelan oleh Jimin.

Jantung Jimin berdetak tidak karuan. Ia sepertinya ragu dengan perkiraannya tadi tentang bayangan dibalik tirai itu. Ia awalnya mengira itu hanyalah kloset duduk.

Setelah tirai terbuka seutuhnya, hampir saja jantung Jimin lepas dari tempat asalnya. Ia melihat sesosok makhluk yang berdiri membelakanginya.

Jimin sontak langsung menutup mulutnya dengan tangannya untuk menahan nafas yang kemungkinan akan menimbulkan suara. Detakan jantung Jimin semakin tidak karuan, peluh membasahi keningnya. Jimin mundur perlahan. Ia sempat tidak berkedip melihat makhluk astral itu.

Akhirnya Jimin tersadar kalau matanya kering karena tidak berkedip sejak tadi. Ia pun menutup matanya sejenak. Ketika ia membuka matanya lagi, makhluk itu sudah tidak ada di sana. Jimin kebingungan mencari-cari makhluk itu di sekeliling kamar mandi. Tidak ada ada lagi tanda-tanda keberadaan makhluk itu.

Jimin pun tidak ingin hal buruk selanjutnya yang akan mungkin terjadi. Ia mempercepat mandinya.

"Mengerikan sekali bisa ada makhluk seperti itu di sini" cicit Jimin seraya membilas seluruh tubuhnya dari busa sabun mandi.

Setelah selesai mandi, Jimin meraih handuknya untuk mengelap badannya. Ia mulai mengusap wajah tampannya itu. Seperti yang sudah dialaminya tadi, akan tetapi kqli ini kerlingan matanya menangkap sesosok bayangan berdiri di sampingnya.

Jimin cepat-cepat menurunkan handuk dari wajahnya. Menegaskan lagi apa yang dilihatnya. Apa itu hanya sebuah halusinasi Jimin, karena sedari tadi ia mengalami hal-hal yang mengerikan.

Ia langsung memakaikan handuk itu ke pinggangnya dan meraih bajunya yang tadi sempat ia gantung di dekat handuk. Tanpa pikir panjang lagi, Jimin langsung keluar dari kamar mandi menyeramkan itu.

Setelah keluar dari kamar mandi, ternyata lampu lorong masih padam. Ia hanya bisa melihat samar-samar karena penerangan hanya berasal dari lantai bawah. Tangga yang kelihatan dari kamar mandi, juga terkena sinar lampu dari lantai bawah.

Ujung tangga yang remang-remang, menghasilkan bayangan yang tidak seharusnya Jimin lihat. Ia kembali menangkap sesosok makhluk yang ia lihat di kamar mandi. Pun kembali Jimin terpaku di depan kamar mandi yang ternyata di saat bersamaan, Yoongi dari depan kamarnya juga melihat apa yang dilihat oleh Jimin.

.

.

.

.

.

.

Tbc.

Sorry, kayak ny makin ga jelas sih ya.. huhu.. terlalu lelah.. begini nih..

Vote and comment ya readers ku yang baik hati.. thx ❤️😘😘

-N.C-






Where Are We? [BTS] (SLOW UPDATE)Where stories live. Discover now