Kim Taehyung

175 24 5
                                    

* 7 days before summer * 7.30 p.m
Café at Basement Apartment

Malam ini Taehyung bingung apa lagi yang harus ia lakukan. Ia bosan. Tugas kuliah sudah semua ia kerjakan. Bermain game di ponsel pun sudah ia lakukan selama sejam tadi.

Ia kini duduk di bangku café. Posisinya berada di sudut café tersebut. Tae membawa serta ponsel dan buku novel yang baru ia beli seminggu yang lalu. Ia sudah memesan Iced Americano sekitar 15 menit yang lalu, namun sampai sekarang, pesanannya itu belum juga datang.

Tae menunggu pesanannya sambil terus membaca novelnya. Ia sampai menghentikan kegiatan membacanya karena kopi yang ia pesan tak kunjung datang. Ia melihat ke arah barista yang sedang meracik kopi.

"Apa yang dari tadi ia lakukan? Bukankah hanya aku saja yang memesan kopi?" - batin Taehyung.

Tae kembali membaca novelnya, membunuh rasa bosannya. Akhirnya, tidak lama kemudian pesanan kopinya datang. Barista itu membawakan kopi yang di pesan oleh Taehyung menggunakan baki.

Tae menyadari kalau barista itu mendekat ke arahnya. Ia mendongakkan kepalanya. Lalu barista itu meletakkan kopi pesanan Tae di atas meja. Ternyata, tidak hanya kopi yang barista itu letakkan di atas meja. Ia turut meletakkan sebuah amplop di samping gelas kopi.

To: Kim Taehyung

Begitu yang tertulis di atas amplop tersebut. Ia membolak balik amplop tersebut, namun kosong tidak ada tulisan lain selain namanya.

Ia meletakkan kembali amplop itu di samping gelas kopinya. Tae mulai menyesap Iced Americano yang ia pesan dan kembali membaca novelnya. Tae memang membaca novelnya, akan tetapi pikirannya bercabang. Pikirannya terbagi untuk memikirkan apa isi di dalam amplop itu.

Akhirnya, ia memutuskan untuk membuka amplop itu. Tae melihat ada sepucuk undangan di dalamnya.

To: Kim Taehyung

Datanglah ke Villa Luminous
34, Orchid Street
Datanglah pada hari ke-3 musim panas

From: H.V

Tae agak sedikit bingung. Bagaimana bisa orang yang mengirimkan undangan ini mengetahui namanya. Sedangkan Tae sendiri tidak tahu kepanjangan dari inisial nama pengirim undangan tersebut.

Suasana malam ini terasa sepi. Tae menyadari kalau hanya dia yang masih berada di café. Semua pelanggan sudah pergi. Ia melihat jam di ponselnya. Ternyata jam sudah menunjuk ke arah pukul 10.10 p.m.

Tae langsung meminum habis Iced Americano yang ia pesan. Setelah habis, ia melihat ke arah bar. Ia tidak melihat siapapun di sana. Tae mulai merasakan hawa tidak enak di dalam café. Angin dingin tiba-tiba berhembus di tengkuk jenjang milik Tae.

Ia bergegas pergi, niat untuk membayar kopinya di kasir ia urungkan. Ia hanya meletakkan uangnya untuk membayar kopi di atas meja. Ia membereskan barang-barang yang ia bawa tadi. Ponsel, novel, dan tidak lupa membawa serta amplop yang berisi undangan untuknya.

Saat Tae melangkahkan kakinya melewati pintu café dengan berjalan sedikit menunduk, dari kerlingan matanya ia melihat bayangan hitam lewat di parkiran mobil.

Fyi, café apartment ini berada di parkiran basement dan hanya ada beberapa mobil yang terparkir di basement.

Tae terkesiap ketika bayangan itu melintas di depannya. Ia mengambil langkah seribu untuk menuju lift. Ditekannya berkali-kali tombol panah atas lift itu. Ia ingin segera naik ke kamarnya, dan mengunci pintunya rapat-rapat. Ia sangat ketakutan.

Angin kembali berhembus. Kali ini lebih dingin dan lebih menusuk ke dalam tubuh Tae.

"Aneh, ini kan di basement, mengapa anginnya terasa kencang sekali dan dingin seperti ini?" Tanya Tae pada dirinya sendiri sambil mengusap tengkuknya yang terasa dingin.

Tae menggosok-gosok telapak tangannya untuk menyalurkan kehangatan sambil tetap menekan tombol lift. Pintu lift tidak mau terbuka juga. Tae sudah tidak tahan dengan dinginnya basement.

Ia bergegas menuju tangga darurat. Berencana naik ke kamarnya menggunakan tangga darurat. Ia mendorong-dorong pintu menuju tangga darurat itu, Tae lupa kalau pintu darurat itu hanya bisa dibuka dari dalam jika dari basement.

Tae panik. Ia sangat ketakutan. Ia berlari kembali ke depan lift. Ditekannya sekali lagi tombol lift itu. Berhasil. Pintu lift terbuka. Ia bergegas masuk ke dalam lift. Lalu Ia menekan tombol angka 5 untuk menuju ke kamarnya.

Lift terasa berjalan lebih lambat dari biasanya. Tae sudah sangat panik saat ini. Ia merapalkan doa-doa yang mungkin dapat mengurangi rasa takutnya saat ini.

Akhirnya, Tae sampai di lantai 5. Pintu lift terbuka, ia segera keluar dari lift. Tae setengah berlari menuju kamarnya dari lift. Ia membuka kunci kamarnya dengan tangan gemetar. Pikirannya saat ini tidak karuan.

Pintu kamar pun terbuka. Tae langsung masuk ke kamarnya tanpa melihat lagi ke belakang dan langsung menutup pintunya.

"Kenapa malam ini terasa aneh ya?" Gumam Tae sambil berusaha menetralkan nafasnya yang memburu.

Tae berencana untuk memberi tahu hal ini pada sahabat-sahabatnya di kampus. Setelah tenang, Ia ke kamar mandi dan menyikat giginya. Tae mengganti pakaiannya. Piyama kesayangannya ia ambil dari lemari.

Ia mulai merebahkan tubuhnya di atas ranjang single miliknya. Menyalakan AC dan menarik selimutnya. Ia pun perlahan mulai memasuki alam mimpinya.

.

.

.

.

.

.

.

.

Tbc.

Hai hai.. kembali lagi, kali ini chapter P.O.V Kim Taehyung.. semoga suka yaaa

Please vote and comment .. thx 💕💕🙏✌

-N.C-

Where Are We? [BTS] (SLOW UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang