Part 16 : Jaga Hati

13.4K 1.2K 128
                                    

"Menikmati ubi bakar, bersama Satria. Ini sungguhan?" ~Senja~

***
Vote dulu. Selamat membaca...

***

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

***

Satria berhasil membawa Senja ke pemukiman warga. Nafasnya terengah, dengan keringat yang membasahi pelipis. Sementara gadis itu, senyum-senyum menikmati perjalanan mengesankan bersama Satria yang tidak pernah ia duga.

"Ini rumah siapa?" tanya Senja, saat pemuda itu menurunkannya di teras rumah seseorang.

"Rumah temen," jawab Satria.

"Assalamu'alaikum." Satria mengucap salam sambil mengetuk pintu rumah.

"Wa'alaikum salam." Terdengar jawaban dari dalam sana.

"Punten, sareung saha?" tanya seorang Bapak saat mendapati Satria yang bertamu ke rumahnya.*

"Saya Satria, Bapak masih ingat ga?" Satria mencium tangan si Bapak, lalu mencoba memperkenalkan diri. Mengingat dia juga sudah lama tidak tinggal di daerah sini.

"Sakeudap, Bapak inget-inget dulu. Kaya gak asing wajahnya, pernah liat, tapi di mana ya?" Si Bapak berusaha mengingat Satria.*

"Temen sekolahnya Ahmad waktu SD Pak," kata Satria memberi petunjuk.

"Astagfirullah, Den Satria. Udah gede, Bapak sampe gak kenal," ujar Si Bapak kemudian merangkul Satria kedalam pelukannya.

"Iya Pak, ini Satria." Satria membalas rangkulan tangan si Bapak.

Senja hanya bisa menyaksikan adegan yang cukup mengharukan ini, Dia tidak menyangka sikap Satria bisa sehangat itu.

"Aya saha Pak?" Seorang ibu muncul dari dalam rumah, usianya mungkin tidak jauh dari Mama Satria dan Senja.*

"Ini Bu, Den Satria. Anaknya Pak Rafi pemilik kebun teh," jelas Si Bapak.

"Den Satria temennya Ahmad?" tanya Ibu memastikan.

"Iya Bu, Satria yang suka nginep berhari-hari di sini," ucap Satria kemudian mencium kedua tangan Ibu.

"Si kasep. Udah lama gak ke sini. Ayo masuk." Ibu mempersilakan Satria untuk masuk.

"Ja, ayo masuk." Satria menuntun Senja.

"Ini siapa?" tanya Ibu penasaran.

"Assalamu'alaikum. Bu, Pak," sapa Senja kemudian menyalami keduanya.

"Wa'alaikum salam, Neng geulis," jawab Ibu dan Bapak.*

"Namanya Senja, Pak, Bu," ucap Satria memperkenalkan Senja.

SENJA (Revisi 2023) Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora