13. Both are sick

313 44 4
                                    

"N-na?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"N-na?"

Tangan Taeyong mendadak tremor, kakinya melangkah perlahan, mendekati sang adik yang terbaring di lantai dengan selimut yang berantakan di sekitarnya.

"Na, bangun—"

Taeyong berusaha membangunkan adiknya, namun tidak ada respon yang diterimanya.

"Rumah sakit."

Taeyong berlari menuju kamarnya, mengambil jaket, mengambil kunci mobil beserta hal penting lainnya dan memasukkan ke dalam tas sandang.

"Na— maafin kakak." Taeyong menarik lengan gadis itu dan menggendongnya di punggung. Lekas keluar.

"Ash."

Taeyong meringis saat pergelangan kakinya tiba-tiba terkilir karena langkahnya yang terburu-buru menuruni tangga.

Ngilu, tidak dapat dibohongi. Persetan dengan itu, Taeyong malah mempercepat langkahnya menuju pintu depan.

"Taeyong?!"

Tak menghiraukan panggilan itu, Taeyong berhasil keluar dari rumah dan menuju garasi samping.

"Taeyong, adek kamu kenapa?!"

Sebelum melajukan mobilnya keluar dari area rumah, Taeyong berbaik hati menjawab pertanyaan dari sang ibu.

"Dia sakit. Pingsan. Tau gak kenapa? Stres karena mama, aku yakin— semua obat itu beneran dia yang minum, karena apa? Aku pikir mama pasti tau."







×××






"Shit."

Taeyong hanya bisa membersihkan darahnya dengan lengan baju, mengambil tisu pun tidak bisa, entah separah apa bekas darah di wajahnya, Taeyong tidak peduli.

Bau darah memang tercium pekat disini karena sirkulasi mobil berputar di situ saja, kaca mobil tidak ada yang membuka.

Matanya terasa berat, tapi Taeyong berusaha sadar seratus persen. Memang pusingnya sudah reda, tapi efek kantuknya benar-benar sulit diatasi.

"Taeyong, ayo tebus kesalahan kamu."







"Hei."

Langkah Taeyong tertahan, seorang gadis menahan Taeyong untuk memasuki ruang gawat darurat. Visualnya, dia terlihat seperti dokter magang.

Sesaat dia menoleh, lalu kembali menatap pintu ugd.

"Hei, kamu mimisan loh." Kata gadis itu dan Taeyong tidak merespon.

"Adik kamu bakal baik-baik aja kok— sekarang masalahnya kamu."

Hening.

"Kamu ga bisa keliaran— maksud saya kamu juga pasien kalo kayak gini."

Taeyong tak menghiraukan dan duduk di kursi tunggu, memijat kepalanya agar kesadarannya tetap penuh.

"Ya udah, tunggu disini."

Tak lama gadis itu kembali dengan wadah stainless, dan satu pack kapas.

Taeyong diam, tidak menghadap gadis itu dan tetap menatap ke depan. Karena itu, dia membersihkan dari samping lebih dulu.

"Liat saya."

Taeyong menurut, menghadap ke arah gadis itu untuk membersihkan sisi wajah kirinya. Pandangannya tetap ke bawah dan matanya terpejam.

"Nah, udah."

"Makasih." Taeyong akhirnya membuka suara.

"Saya balik, ngeberesin ini—"

"Lee Anna."

Taeyong menoleh ke arah pintu ugd yang membuka, seorang dokter keluar dari sana dengan menyebut nama adiknya.

"Dia pingsan karena kelelahan, lambungnya juga bermasalah karena stres— dia juga kesulitan bernapas."

Taeyong menunduk, "Sekarang gimana?"

"Dia baik-baik aja, sudah kami tangani—mengingat kondisinya yang perlu dipantau—dia harus rawat inap."

Taeyong bisa bernapas lega, bebannya terasa sedikit berkurang sekarang.

"Kan udah saya bilang, dia bakal baik-baik aja." Gadis itu bergumam di samping Taeyong lalu lekas beranjak dari sana.

"Saya permisi— dia bakal dipindah ke kamar rawat, kamu bisa ikut perawat ke kamarnya."

Taeyong mengangguk, "Makasih dok."




× sibling ×




Taeyong terkekeh menatap ponselnya, setelah didiamkan selama dua jam, ada 70 panggilan masuk dan 125 pesan di roomchat dengan mamanya.

Taeyong mencabut kartunya dan beralih memakai wifi rumah sakit.

"Harusnya ga usah khawatir dong." Kata Taeyong dan meneguk airnya, saat ini Taeyong berada di kantin sehat rumah sakit yang sepi jam sepuluh malam.

Taeyong mengambil powerbank, daya ponselnya hampir habis. Kemudian melirik sekitar, di ujung pojok sana—di jauh depannya, dia menangkap sosok dokter muda tadi tertidur di meja.

"Emangnya ga ada tempat istirahat lain di rumah sakit ini?"

SiblingWhere stories live. Discover now