:: BAB 33 - HADIAH ( TAMAT ) ::

Start from the beginning
                                    

"Kok Rene belum datang ya?" kata Mia tersadar sahabatnya itu belum juga menampakkan dirinya.

"Pagi Rene." Murid yang berdiri di dekat pintu masuk menyapa Rene yang baru muncul di depan pintu kelas dengan Dodo dan dua murid cowok lainnya yang membawa kotak donat ukuran besar dan kardus minuman yang lalu diletakkan di meja guru.

"Guys, hari ini Princess Rene traktir kita donat. Kalian boleh makan sepuasnya." teriak Dodo yang membuat murid-murid berteriak heboh. Mereka berhamburan mengambil donat itu dan susu kotak yang disediakan di atas meja.

"Thank's ya, Ren." ujar mereka kompak.

"Ren, kok susu coklat sih? Nggak ada yang lain nih minumannya?" protes Debora yang baru saja memakan donat gigitan pertamanya.

"Susu coklat bagus buat kesehatan." jawab Rene ngasal.

Debora menggangguk mengerti.

"Tumben elo punya banyak duit sampai traktir segala?" komentar Mia yang merasa ada yang aneh.

"Lo lupa ya, gue kan anak konglomerat." kata Rene dengan senyum bangga.

"So?"

"Mas Kafka balikin kartu gue. Keren nggak tuh?"

Mia terkejut. "Seriusan?"

"Iya dong."

"Bagus deh, biar lo nggak ngutang mulu sama gue." kata Mia lega. Tahu sendiri, ulah Rene selama ini kalau tidak ada duit sering bertingkah.

"Rene..." panggil Vasco sambil melambai di depan kelas. Membuat Mia dan Rene menoleh bersamaan. "Anak-anak kelas gue nitip ucapan terimakasih atas traktiran donatnya." katanya setengah berteriak.

"Anak-anak kelas gue juga, bilang makasih sama elo. Donatnya enak." tambah Rako, murid kelas sebelah saat menyepulkan kepalanya di pintu.

"Sama-sama." balas Rene santai.

Mia menatap tajam. Ia merasa sahabatnya itu baru saja berulah setelah mendapatkan kartunya kembali. Kartu yang bisa membeli apapun itu. "Jangan bilang elo traktir satu sekolahan?"

Rene mengangguk kecil.

"What?" Mia bangun terkejut. "Berapa banyak elo beli donat, hah?" tanyanya sambil duduk kembali.

"Sepuluh kotak untuk setiap kelas. Seratus kotak untuk guru-guru." jawab Rene sambil mencoba menghitung. "Susu coklatnya gue lupa berapa."

Mia menganga hebat. "Rene... elo tahu sekolah kita ada berapa kelas? Elo tahu berapa banyak elo ngabisin duit elo? Kalau Mas Kafka tahu, kartu elo bisa ditarik lagi. Mau elo balik jadi princess gembel?"

"Santai Mi, tokat donat sama toko minumannya udah gue beli. Jadi aman."

Mia mengusap wajahnya frustasi. Ini nih kelakuan Rene kalau tidak diawasi, sahabatnya itu suka melakukan hal tanpa pikir panjang.

"Tetap aja, kalau Mas Kafka tahu gimana?" Mia menggertakkan giginya karna kesal.

"Tenang, gue beli toko-nya atas nama lo. Anggap aja sebagai hadiah karna elo udah jadi babysitter gue yang baik selama ini."

"Brarti gue dong yang bakal disalahin Mas Kafka?" Mia menunjuk dirinya sambil berpikir.

"Nah, tuh elo tahu." kata Rene sambil bangun dan mundur perlahan.

"Kampret!" jerit Mia kesal, tapi Rene keburu kabur. Mia mengejarnya.

Rene yang tengah berlari itu tiba-tiba ditarik oleh seseorang yang lalu membungkam mulutnya. Pas mau teriak, Rene tersentak, itu Han.

"Ini aku." bisik Han sambil menempelkan jari telunjuk ke bibir untuk memberi kode agar pacarnya itu tidak bersuara.

Han menarik Rene ke kelas musik yang kosong. Mereka mengintip keluar melihat Mia berpapasan sama Rifki. Entah apa yang mereka bicarakan, tapi Mia kelihatan bahagia sekali. Mia pun mengikuti Rifki yang entah membawanya kemana.

Rene menarik nafas lega setelah Mia menghilang. Matanya fokus menatap Han dari ujung kaki sampai ujung rambut. Han terlihat sangat tampan seperti biasanya dan selalu membuat Rene terpesona.

"Makasih Sayang. Hampir aja aku kena marah sama Mia."

"Makasih doang nih. Nggak ada hadiahnya?" goda Han iseng.

"Hadiah?"

"Iya."

"Kamu mau minta apa? Mumpung aku punya banyak duit."

"Aku pengen hadiah yang lain." Han mendekatkan wajahnya perlahan ke wajah Rene.

Rene deg-degan. Tanpa sadar, ia menutup matanya.

CUP.

Han mencium pipinya lembut, lalu menarik mundur. Rene terlihat kecewa, padahal ia berharap lebih.

"Yuk, Mia udah pergi. Kita balik ke kelas." ajak Han, tapi Rene langsung menahan tangannya.

Rene menyentuh kedua pipi Han dengan tangannya, lalu mencium pipi cowok itu bagian kiri, bagian kanan, lalu jidat dan turun ke bibir cowok itu. Hanya satu kali kecupan, Rene menarik mundur.

"Itu hadianya." kata Rene sambil tersipu, lalu melewati Han begitu saja.

Rene jalan terburu-buru karna malu atas apa yang ia lakukan barusan. Dari belakang, Han mengejarnya, lalu meraih tangannya. Mereka bergandengan mesra dengan perasaan bahagia.
.

- TAMAT -

Terimakasih untuk semua pembaca yang udah baca sampai bab akhir ini.
Akhirnya PRINCESS PATAH HATI tamat dengan 33 BAB.

Semoga kalian menikmati endingnya.
Jangan lupa kasih bintang dan comment-nya.
Sampai jumpa, di karya aku selanjutnya.

Salam,
Raya Mipi.

#09/12/21

PRINCESS PATAH HATI (tamat)Where stories live. Discover now