:: BAB 19 - TOPENG ::

232 12 0
                                    

SEJAK tampil di pentas seni kemarin, Mia jadi terkenal. Bahkan ia diundang masuk ke ekskul musik. Rene pun terpaksa bergabung bersama Mia.

Rene selesai memainkan piano di depan seluruh murid yang mengambil ekskul musik. Sekarang, giliran Mia yang diminta untuk bernyanyi.

Rene duduk manis di bangku penonton paling belakang. Saat Mia mulai bernyanyi, Rene malah ketiduran. Membuat semua cowok langsung menoleh padanya. Rene cantik sekali saat tertidur. Ia kelihatan polos seperti bayi.

Murid-murid cowok diam-diam memotretnya. Mia jadi kesal sendiri, bukannya menikmati nyanyiannya, cowok-cowok itu malah menonton Rene yang lagi tidur. Padahalkan Mia berharap ada cowok yang terpukau mendengar suaranya, lalu jatuh cinta padanya. Ah, Mia terlalu berharap lebih.

Rene membuka matanya saat menyadari Mia sudah duduk kembali di bangku sebelahnya. Membuat semua cowok-cowok yang menatapnya langsung pura-pura sibuk agar tidak ketahuan.

Mia mendengus kesal. Selalu saja Rene yang menjadi pusat perhatian hanya karna wajah cantiknya itu.

"Suara lo hari ini lumayan bisa meninabobokan gue." komentar Rene, lalu kembali tidur sampai ekskul musik itu berakhir.

"Ren, kalau kerjaan elo cuma tidur di kelas, mending nggak usah gabung aja." kata Mia setelah mereka keluar dari ruangan musik.

"Bukannya tadi pagi, elo ya yang ngotot ngajak gue gabung ekskul musik bareng lo?" Rene jadi teringat saat Mia mohon-mohon padanya untuk ikut ekskul musik karna Mia masih tidak percaya diri jika hanya sendirian di kelas itu, dimana tidak ada satu pun yang ia kenal.

"Iya, tapi gara-gara lo tidur, anak-anak cowok pada lihatin lo mulu. Nggak fokus dengerin gue nyanyi." Mia cemberut.

"Terus, salah gue gitu?"

"Iya, karna elo terlalu cantik."

"Haaa..." Rene tergelak. "Masa sih? Perasaan gue biasa aja."

"Ini nih, cewek cantik sok merendahkan diri. Dasar!" Mia mencibir.

"Iya-iya, besok-besok gue nggak gabung lagi. Tapi sebagai gantinya traktir makan dong?"

Mia menyurut mundur sambil memengangi perutnya.

"Jangan cari alasan deh biar kabur dari gue?"

"Beneran. Gue sakit perut. Gue ke toilet dulu, elo tunggu di sini. Jangan kemana-mana. Nanti gue traktir deh." kata Mia, lalu buru-buru berlari menuju toilet.

"Tunggu di sini? Apaan tuh, emangnya gue anak kecil yang bakal hilang? Ini kan sekolahan bukan pasar." Rene menghela nafas berat. "Gara-gara Mas Kafka nyita semuanya, gue jadi gembel deh."

BUGH! BUGH!

Rene yang berniat menyusul Mia menghentikan langkah, ia mendengar sesuatu dari tangga paling ujung. Penasaran, Rene mendekat ke sana.

Rene terkejut. Seorang murid cewek jatuh setelah mengeliding tangga. Rene menyurut mundur sakit kagetnya.

"Kintan." jerit Rene tertahan melihat tubuh Kintan tergeletak tak berdaya di lantai.

"Tolong gue." gumam Kintan menatap ke arah Rene, tapi semakin lama, pandangannya mulai melemah dan gelap seketika.

Rene tanpa sengaja menoleh ke tangga, mendapati sebuah bayangan yang menatap dari atas sana. Tanpa pikir panjang, Rene menaiki anak tangga, mengejar bayangan itu.

Saat itu, murid-murid yang kebetulan lewat langsung berteriak melihat Kintan tak sadarkan diri. Rene yang mendengar teriakan itu berbalik untuk menyelamatkan Kintan.

PRINCESS PATAH HATI (tamat)Where stories live. Discover now