:: BAB 24 - GUE SUKA LO ::

233 10 0
                                    

LANGKAH Rene tertahan karna Han tiba-tiba menghampirinya dan mengajaknya mengobrol berdua.

"Elo mau ngomong apa? Gue nggak punya banyak waktu." kata Rene to the point.

"Kamu ada hubungan apa sama anak baru itu?" tanya Han.

Rene tersenyum geli. Kenapa juga Han harus peduli padanya?

"Kalian pacaran?" tanya Han lagi karna Rene diam saja.

"Bukan urusan lo."

"Cowok itu nggak baik buat kamu. Dia itu berandalan, suka balapan liar, suka bolos sekolah, suka berantem."

Rene tersentak. Ternyata Han cukup pintar untuk mengetahui semua tentang Vasco.

"Kamu harus jauhin cowok kayak gitu." kata Han setengah memaksa.

Rene menatap bingung. "Kenapa elo yang harus ngatur gue berteman dengan siapa?"

"Aku nggak mau kamu disakitin atau terlibat dalam masalah karna cowok itu." jelas Han memberi alasan

"Oke. Aku akan jauhin Vasco dengan satu syarat..." Rene tersenyum penuh arti. "...kamu juga harus jauhin Kintan."

Han tersentak. "Kintan pacar aku." tolaknya.

"Vasco teman gue." kata Rene membela diri.

"Dia itu jahat, Ren."

"Kintan juga jahat. Bahkan jauh lebih jahat dari yang bisa elo bayangkan."

Han terdiam. Rene mengajukan syarat yang sulit dituruti.

"Kenapa diam?" tanya Rene.

"Aku salah. Aku ngomongin ini buat kebaikan kamu, tapi kamu nggak bisa dibaikin."

"Ya udah, nggak usah peduli lagi sama gue. Toh, kita udah putus."

DEGH! Jantung Rene berdenyut perih. Kata-kata itu keluar begitu saja.

"Iya, kamu benar. Aku minta maaf" Han melangkah pergi. Semakin jauh dan Rene tidak berniat untuk memanggilnya.

Rene terduduk dengan perasaan kacau. Diam-diam, Vasco memperhatikannya. Vasco ingin menghibur, tapi rasanya ini bukan waktu yang tepat karna ia tidak tahu apa yang mereka permasalahkan.

"Menyebalkan." gumam Rene, lalu bangun dengan wajah kesal.

Vasco hanya diam menatap punggung Rene yang berjalan menjauh.

--- ooo ---

RENE mengambil tongkat baseball di bagasi mobilnya dan memegangnya erat sambil membayangkan kekacauan yang terjadi. Mulai dari Kintan yang menuduhnya, Han yang semakin menjauh dan murid-murid yang menganggapnya aneh. Sudah saatnya Rene melakukan sesuatu.

Rene mencari Kintan sambil membawa tongkat baseball. Apapun yang terjadi, Kintan harus diberi pelajaran agar cewek itu tahu dengan siapa dia berurusan. Sudah cukup Rene diam saja dan berharap cewek itu menyadari kesalahannya. Tapi sekarang tidak lagi.

"Elo mau kemana?" tanya sebuah suara yang langsung merampas tongkat baseball miliknya. Itu Debora. Seperti halnya Mia, Debora juga tahu sifat Rene yang suka berubah-ubah. Karna diam-diam, ia mencari tahu semua tentang temannya itu.

Rene menarik sedikit sudut bibirnya, seperti menyeringai. "Karna elo diam saja, gue yang akan bertindak."

Debora tersentak. Ia tahu apa artinya itu.

"Kita perlu bicara, tapi nggak di sini."

Rene mengikuti Debora yang membawanya ke atap sekolah. Sudah lama ia tidak mampir ke situ, sejak hubungannya dengan Han tidak berjalan lancar.

PRINCESS PATAH HATI (tamat)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon