:: BAB 21 - BALAPAN MOTOR ::

235 11 0
                                    

RENE mengatur nafas setelah lelah berlari. Vasco juga terlihat ngos-ngosan di sampingnya. Dari belakang, tidak ada siapapun yang mengejar mereka. Berarti, aman.

"Tunggu di sini." kata Vasco.

Hah? Rene melongo. Tak lama, Vasco datang lagi sambil membawa dua botol air mineral.

"Minum dulu." kata Vasco sambil menyerahkan satu botol air mineral itu pada Rene.

Rene meminum air itu dan seketika ia merasa segar kembali.

"Jelasin ke gue, siapa yang ngejar-ngejar elo sampai gue harus ikutan lari kayak tadi?" tanya Rene penasaran.

"Anjing." jawab Vasco polos.

"What?" Rene menganga hebat. Ia pikir ada preman atau psikopat yang mengejar.

"Gue... takut anjing." kata Vasco, ragu-ragu.

BUGH!

Rene menonjok perut Vasco sampai air yang cowok itu minum hampir muncrat keluar.

"Kenapa elo mukul gue?" tanya Vasco sambil merintih kesakitan.

"Gue kesal bego!" Ups! Rene tersentak, lagi-lagi ia tidak bisa mengontrol emosinya. Ah, gara-gara banyak masalah sih. Rene jadi gampang emosi.

"Maaf. Gue nggak sengaja." kata Rene lagi.

"Elo emosian banget sih jadi cewek." balas Vasco, tapi meskipun begitu ia tidak merasa jengkel. "Tapi... salah gue juga sih yang ngajak elo ikutan lari, padahal yang dikejar kan gue, bukan elo. Maaf ya, gue juga salah."

Rene terdiam berpikir. Kenapa Vasco tidak ilfil dengan sikapnya seperti itu?

"Elo nggak merasa gue aneh?" tanya Rene ragu.

"Aneh? Nggak tuh."

"Masa sih? Gue kan tiba-tiba mukul elo, lalu tiba-tiba minta maaf."

"Kan elo lagi kesal, elo berhak dong marah. Gue juga gitu, kalau gue lagi kesal, gue suka nyari ribut sama anak cowok. Makanya, gue dipindahin karna dibilang anak nakal." cerita Vasco dengan wajah serius. "Eh, kok gue jadi curhat sama lo. Hahaa..." Vasco nyengir.

Entah kenapa, sekalipun baru kenal, Rene merasa Vasco tidak seburuk penampilannya.

"Soal tawaran elo tadi, gue boleh ikut nggak?"

"Nongkrong sama teman-teman gue?"

"Iya."

"Yuk berangkat." kata Vasco sambil merangkul bahu Rene, tapi disambut cewek itu dengan pelototan.

"Oh, nggak boleh rangkul ya? Ya udah." Vasco pun menurunkan tangannya.

Rene menghela nafas. Sepertinya ia harus ekstra sabar menghadapi cowok pecicilan seperti Vasco.

--- ooo ---

VASCO membawa Rene ke sebuah kafe dimana teman-temannya sedang berkumpul. Ada lima orang teman Vasco. Dua cowok dan tiga cewek. Dilihat dari seragamnya, mereka berasal dari sekolah yang sama, kecuali Rene dan Vasco. Jika dipikir lagi, bukannya mereka sedang bolos massal ya? Baru kali Rene lihat, ada yang bolos ngajak-ngajak temannya.

"Hai bro." sapa Vasco sambil menyalami mereka satu persatu. Bukan salam biasa, tapi salam anak muda yang mengepalkan tinju mereka, lalu diadukan pelan.

Rene diam mematung karna tatapan mereka langsung mengarah padanya.

"Kenalin... teman baru gue... si Neneng." kata Vasco seenaknya mengubah nama Rene.

PRINCESS PATAH HATI (tamat)Where stories live. Discover now