04. Abang

244 54 5
                                    

Kita tak perlu memaksakan diri hanya untuk keuntungan orang lain, karena kita adalah diri kita sendiri.

"keira"

"Ohheemmmhemm biar aku yg pergi, biar aku yang tersakiti, biar aku yang berhenti, berhenti mengharapkanmu, oh Tuhan kuatkan aku kuterima semua ini, jika dia memang untukku kumohon kembalikan dia padaku." Lagu yang Keira nyanyikan seperti menggambarkan suasana hatinya.

"Ehemm nyanyi nii?" gurau Diat sambil masuk ke dalam kamar Keira.

"Eh abang nggak bang aku muntah tadi haha," kata Keira dan duduk di samping  Diat

"Hahah bagus tuh suara ga ikut ekstra di sekolah?" tanya Diat.

"Ga ah males."

"Kei abang mau ngomong serius sama kamu," kata Diat dengan raut yang serius.

"Ngomong aja. "

"Kenapa lo gak mau ikut tinggal sama Mama, Papa? Ya seenggaknya lo ngomong sama mereka kasihan mereka kei," ucap Diat yang membuat Keira malas mendengarnya.

"Abang kenapa tiba-tiba ngomong kaya gitu? Aku kan udah pernah bilang ke abang, kalo aku gak mau tinggal sama Papa dan Mama lagi," tegas Keira.

"Tapi Kei, seenggaknya lo ngomong sama mereka." Bujuk Diat pada Keira.

"Nggak bang, Keira udah kecewa sama Mama Papa. Abang nyuruh aku buat ngomong sama mereka? itu udah aku coba beribu-ribu kali tapi apa? mereka bahkan ga ada waktu buat dengerin omongan aku, curhatan aku, mereka lebih milih kerjaan mereka dari pada aku anak mereka sendiri. Gak kaya orang lain aku kadang iri sama orang-orang yang diperhatiin sama orang tuanya, aku ga minta apa-apa bang aku cuma minta kasih sayang Mama. Papa aja," lirih Keira dengan panjang.

"Iya Kei gue tau mereka begini itu juga buat masa depan kita," Kata Diat.

"Bang Diat bisa ngomong kaya gitu, karena abang ga ngerti apa yang aku rasain selama ini abang dulu selalu dapet perhatian dari Mama ataupun Papa, aku sampai ngrasa kalau aku itu bukan anak mereka, itu alasannya kenapa aku lebih milih ikut abang di sini. Kalau emang abang ga nerima aku lagi di sini ga papa aku bisa pergi bang," kata Keira, kali ini dia benar-benar meluapkan amarahnya.

Tak disangka butiran kristal kecil keluar dari mata coklat Keira dan membasahi pipi lembutnya. Keira tidak bisa menahan perih yang ia pendam selama ini.

"Bukan gitu Kei. Gue sayang sama lo gue cuma ga mau hubungan lo sama Mama, apa itu pecah gitu aja gue ga bermaksud buat yang lainnya," tegas Diat dan berusaha meyakinkan Keira.

"Ga apa-apa bang terserah abang yang pasti aku belum bisa buat ketemu Mama sama Papa," kata Keira sambil menahan isak tangisnya.

"Percaya sama abang, abang sayang sama kamu dan abang bakal jagain kamu oke," kata Diat sambil menghapus air mata Keira.

"he, em."

"Yaudah kamu tidur aja udah malem besok sekolah," pinta Diat.

"iya."

Keira pun tertidur pulas dengan mata yang sembab akibat menangis.

*****

When I Meet You (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang