PART 24

4.8K 353 25
                                    

Selamat menbacaa
Happy reading💋💋

****

"Istirahat ini, temuin gue di lapangan sekolah. Jangan telat."

Arka.

Begitulah tulisan yang tertera dalam surat yang kini berada di genggaman Kyra.
Ia tersenyum merekah, dalam pikirannya bermain sebuah bayangan Arka sedang menembaknya di lapangan sekolah.

Ini sudah jam pelajaran ke dua, sebentar lagi bel istirahat akan berbunyi.
Ia harus segera bersiap-siap untuk menemui Arka.
Dengan sebuah buku paket bahasa, ia menutupi dirinya dari pandangan guru yang tengah mengajar di kelasnya.
Kyra mempersiapkan penampilannya untuk menemui Arka nanti. Mulai dari mengoleskan kembali bedak di wajahnya yang sudah tebal, sehingga terlihat makin putih, bukan putih warna kulit tentunya. Kini wajahnya sudah sama seperti tembok di kelas. Kemudian liptint berwarna merah terang di poleskannya di bibir.

-bisa kalian bayangkan bagaimana wajahnya kini-

Beruntung, sang guru tidak memperhatikannya. Kyra meletakkan kembali buku paket di meja, dan tak henti-hentinya ia tersenyum.

Kriing kriiinng
Bunyi bel istirahat

"Kyaaa gue udah gak sabarrr ... " heboh Kyra.

"Astagaa Kyraa bener deh, ini Arka yang ngirim ini? Wah waahh gak nyangka sumpeh," heboh Zia karena masih tak percaya.

"Iyee selamat deeh... Tapi lo harus hati-hati, jangan terlalu dibawa baper. Takutnya PhP kan sakit," kata Dinda.

"Yee lo mah, bukannya doain kek, moga aja bener Arka mau nembak gue." Kyra sedikit memanyunkan bibirnya.

"Iya iya... Gue turut seneng kok. Eh ayo buruan Arka pasti nungguin," ajak Dinda semangat.

"Eh iya, astaga ... Gimana dandanan gue? Udah oke kan?" tanya Kyra sambil bercermin.

"Iya, udah kok. Ayok buruan."
Kemudian mereka melenggang pergi menuju lapangan.

...

Sudah 15 menit Kyra dan teman-temannya berada di lapangan, tak sedikit mereka mendapat tatapan aneh dari para siswa sekolah.

"Aduh Arka mana ya? Udah 15 menit, tapi dia belum muncul juga," keluh Kyra sambil mengibas-ngibaskan tangannya ke wajah.

"Sabar aja, dia pasti dateng kok," kata Zia.

"Iya, pasti dia lagi nyiapin hadiah buat lo," sahut Dinda menenangkan.

Di kantin

"Astaghfirullah Iki ... Lo ngapain masih disini sih? Cepet temuin Kyra sono," celoteh Faizah karena geram melihat Arka yang masih santai memakan bakso di kantin. Sedangkan Arka harusnya berada di lapangan menemui Kyra.

"Nanti," sahutnya singkat sambil menghabisnkan bakso yang tinggal dua biji lagi, kemudian setelah habis ia menyeruput es jeruk hingga tandas.

"Udah buruan!" titah Faizah.

"Iya iya," sahutnya kemudian pergi menuju lapangan.

Di lapangan sekolah

Arka akhirnya menemui Kyra meski dengan ogah-ogahan, padahal dia sendiri yang menyuruh Kyra menemuinya.

Kyra langsung menghampiri Arka begitu melihat Arka memasuki area lapangan.

"Dateng juga," sapa Kyra sambil tersenyum senang.

Arka ingin sekali memuntahkan bakso yang tadi sudah ditelannya, karena melihat dandanan Kyra yang bisa dibilang sangat medok itu. Bukannya terlihat bagus, malah terlihat seperti ondel-ondel, pikir Arka.

"Lo ngapain ngajak gue ketemu disini?" tanya Kyra antusias.

"Gue tahu, Lo mau nembak gue kan? Lo udah suka kan sama gue? Liat, gue udah dandan ginu buat lo," sambungnya penuh semangat 45.

Arka semakin ingin saja memuntahkan makanannya tadi, tapi ia tahan.
Lalu ia maju satu langkah mendekati Kyra, para murid makin ramai saja untuk menonton tontonan gratis ini.

Desas desus para warga sekolah membuat suasana makin ramai, padahal mereka belum melakukan apapun. Tapi justru itu membuat Kyra makin tersipu.

"Gue minta ..." ucap Arka digantung.

"Iya?" sahut Kyra makin melebarkan senyumnya.

Arka menghela napas pelan, kemudian melanjutkan, "Lo jangan ganggu Faizah lagi."

Passs
Ucapannya berhasil membuat Kyra tercengang. Ia tak paham, apalagi para murid yang tidak mengerti maksud ucapan Arka.

"Eh, emm mak ... Maksud lo? Apa? Gue gak ngerti," tanya Kyra terbata.

"Lo budek? Gue bilang lo jangan gangguin Faizah lagi, dan berhenti ngejar gue. Lo pikir gue gak tahu tentang pembullyan yang lo lakuin ke Faizah? Ck, satu lagi, itu make-up lo hapus, gue enek liatnya," ungkap Arka meski datar, tapi penuh penekanan.

kemudian ia pergi meninggalkan lapangan yang kini ramai oleh sorakan-sorakan para murid sekolah kepada Kyra, terutama para adik kelas perempuan yang sering jadi bahan bully Kyra.

Kyra masih berdiri di tengah lapangan, ia mengepalkan tangannya kuat. Ia sudah di permalukan oleh Arka, ia benci. Ia menatap tajam kepada para murid sekolah yang masih berkumpul, tapi mereka tak menghiraukan itu.

Zia dan Dinda menghampiri Kyra, berusaha untuk menenangkan Kyra yang mulai kesal terlihat dari raut wajahnya.

"Kyra? Lo gapapa?" tanya Zia cemas.

"Lo tenang aja Ra, kita bakal kasih pelajaran ke Faizah karena dia udah berani ngadu sama Arka," timpal Dinda.

Kyra menoleh kepada Dinda. "Bener juga kata Lo, berani-beraninya dia ngadu sama Arka. Kita liat aja nanti, gue bakal buat si Faizah takluk sama gue," ucapnya sambil tersenyum licik.

Kemudian mereka pergi meninggalkan lapangan yang masih ramai, namun kemudian sepi karena bel masuk sudah berbunyi.

Sepanjang hari itu, Kyra tak henti-hentinya menjadi bahan pembicaraan murid di sekolah. Malu? Tentu saja, Kyra sangat malu. Tapi ia akan melakukan hal yang menarik.

"Gue masih gak paham maksud semua ini, jadi Lo selama ini di bully sama si cabe?" tanya Hana, dan Faizah mengangguk.

"Kenapa lo gak cerita sih, Fa ... Kan kita bisa bantu," sahut Mira.

"Iya Izah, kalo Lo cerita kan kita bisa tegur tuh si Kyra," timpal Syifa.

Faizah hanya tersenyum menanggapinya, ia senang karena memiliki sahabat seperti mereka yang peduli padanya.

"Terus luka di tangan Lo, berarti itu juga ulah si Kyra?" tanya Hana dan Faizah mengangguk mengiyakan.

"Tuh kan, makanya aneh banget kalo masak bisa luka kayak begitu," kata Syifa.

"Keterlaluan banget tuh si Kyra, wah wahh harus di kasih pelajaran nih," geram Mira sambil mengepalkan tangan kanannya.

Faizah tersenyum sambil menggeleng. "Udah, gak papa kok, lagian si Kyra pasti udah kapok pas di permaluin tadi," tolaknya.

"Hhh ... Kalo si Kyra gangguin lo lagi, lo cerita aja ya sama kita, pasti kita bantu kok," saran Mira.

"Iya Izah, Lo jangan segan buat cerita ke kita," timpal Syifa.

"Iya iya ... Makasih ya, kalian emang dabest lah," ucap Faizah sambil tersenyum senang.


***

Terima kasih telah membaca
Silahkan tinggalkan jejak kalian dengan cara
Vote⭐dan komentar💌
Krisannya ku tunggu:)

Tbc





Author di media sosial
Ig: @ull237

Go follow💃💃

Manis, Tapi Galak [END || REVISI]Onde histórias criam vida. Descubra agora