PART 19

5.2K 393 14
                                    

"Kita kemana sih Ar?" tanya Faizah kepada Arka.

Karena sepanjang jalan Arka tak bicara, membuat Faizah semakin bingung.

"Arkaa ... " panggilnya sekali lagi.

Arka menoleh kepada Faizah."Bentar lagi juga nyampe."

Faizah hanya menghela nafasnya kasar, dan kembali menyenderkan tubuhnya ke kursi mobil.

"Ai," panggil Arka membuat Faizah menoleh.

"Apa? "

"Gue mau tahu tentang Lo, boleh?" tanya Arka.

"Tentang gue? Maksudnya?"

"Gue masih belum tahu tentang Lo, yq gue cuman pengen lebih mengenal Lo aja, gitu," jelas Arka agak ragu.

"Gue pengen tahu masa lalu Lo, yang ngebuat Lo gak boleh lagi berkelahi. Alasan kenapa Lo menutupi sikap asli Lo ke orang lain, tapi ke gue nggak. Itu semua, kenapa? " Arka menatap Faizah yang mulai kebingungan.

"Eh, kalo Lo belum siap cerita, gak apa kok," sambung Arka karena merasa tak enak hati.

Faizah menghela napas. "Kalau gue cerita, apa Lo masih mau temenan sama gue? " tanya Faizah memastikan.

"Tentu aja, Lo kan teman gue," jawabnya.

'Lo kan masa depan gue, Ai. Mana mungkin gue bakal jauhin Lo,' batinnya.

"Gue sebenarnya anak yatim piatu." Faizah memulai pembicaraannya.

"Maaf, gue gak tau. "

"Gak papa."
"Semenjak ortu gue meninggal 5 tahun yang lalu, gue mulai di asuh sama bibi gue, teh Riani.

"Gue masih syok waktu itu, selama seminggu gue cuman ngurung diri di kamar. Gue cuman nangis, terus ke inget kejadian pas ortu gue kecelakaan dan akhirnya meninggal.

"Teh Riani gak tega ngeliat gue yang terpuruk begitu. Akhirnya dia berusaha buat nyenengin gue lagi, dengan cara di bawa ke padepokannya.

"Gue awalnya gak tertarik, gue malah gak mau dan berniat buat ngurung diri lagi.
Tapi teh Riani terus berusaha bujuk gue, dan akhirnya gue mau ngeliat dan nyoba apa itu beladiri.

"Gue awalnya biasa aja, semenjak gue di palak sama anak kampung sebelah, di situ gue mau belajar yang namanya beladiri.

"Gue terus berlatih sampe akhirnya gue bisa ikutan olimpiade-olimpiade sampai kejuaraan nasional. Tentu aja gue seneng banget.

"Tapi disitu, gue kurang didikan. Teh Riani kurang merhatiin gue sampai kelakuan gue tuh gak ke kontrol. Gue mulai masuk SMP meski telat. Karena sikap gue yang nakal, di sana gue gak segan buat nge bully anak anak lain.

"Gue udah sering keluar masuk sekolah, kira-kira udah 7 SMP yang gue tempati.
Teh Riani udah gak kuat sama kelakuan gue, makanya pas tingkat SMA, teh Riani masukkin gue ke Ponpes.

"Di sana, gue mulai sadar, selama ini gue salah. Dan gue berusaha buat merubah diri gue menjadi wanita yang shaliha.

"Tapi, gak selamanya jalan yang kita tempuh akan mulus. Di sana ternyata ada salah satu teman smp yang jadi korban bullyan gue. Dia ternyata masih dendam sama gue. Di nyebar fitnah bahwa gue pacaran sama santri Ikhwan disana.

Manis, Tapi Galak [END || REVISI]Where stories live. Discover now