5. Merelakanmu

94 4 0
                                    

Ada banyak awan mendung yang menutupi langit pagi ini. Sinar matahari tidak dapat menampakkan wajahnya yang cerah seperti biasa sebab hujan mulai turun dari langit-langit itu.

Setiap tetes demi tetesnya turun ke bumi membasahi tanah yang siap menampung semuanya karena haus sudah tidak bisa lagi di tahan.

Seketika itu aku teringat akan dirimu yang sudah pergi. Kepergian yang sama sekali tidak pernah aku sukai kerena indahnya wajahmu itu tidak bisa lagi aku nikmati. Sama seperti cahaya mentari yang saat ini tidak bisa menampakkan dirinya kepada bumi.

Menatapmu bagiku adalah pelukan. Terasa begitu hangat meski kita tidak bersentuhan sama sekali. Atau hanya menggenggam tangan sekali pun.

Sementara tidak bisa melihatmu itu bagiku adalah kerinduan yang tidak bisa lagi aku tahan. Persis seperti hujan yang sedang turun saat ini. Rindunya terbawa air yang mengalir yang nantinya tidak tahu kemana dia akan berhenti. Menyusuri setiap jalan yang dia lewati hingga hujan reda kemudian ia di serap oleh tanah yang menjadikannya tiada.

Pagi ini kau bersembunyi di antara awan-awan yang sedang tidak cerah itu. Mencoba tidak terlihat dengan cara yang di berikan semesta untuk kita. aku tahu kau tetap ada disana meski kita tidak lagi bersama.

Kau pergi mungkin adalah hal yang memang sudah di gariskan semesta untukku. Cara yang tidak terduga-duga yang dia berikan mengalahkan hati yang ingin terus bersama. Pada akhirnya dia merubah cinta menjadi hal yang bukan apa-apa.

Hati ini tidak pernah setuju perihal kepergianmu. Tidak ada satu pun yang aku terima tentang kita yang bukan lagi sepasang kekasih yang dulunya pernah bahagia bersama.

Aku lelah menjadi korban untuk kepergian ini.

Mencoba menerima semuanya menjadi seperti hal yang terpaksa yang harus aku lakukan agar hati sendiri bisa sembuh dari luka yang kau beri.

Jujur saja.

Merelakanmu tidak semudah yang aku bayangkan. Semuanya lebih dari sekedar tidak bisa melihat mentari yang di tutupi awan di kala mendung datang. Ada masih banyak kenangan yang tertinggal di hati ini yang membuatku terus jatuh terlalu dalam di dalamnya.

Sulit untuk mengatakannya.

Tapi bertahan pada situasi seperti ini hanya membuat luka tetap ada. Semakin berdarah yang membuat sakitnya semakin terasa ngilu jika di ingat kembali.

Aku tidak menyalahkanmu karena sudah membuat keputusan untuk pergi. Cinta tidak dapat di paksa karena hati yang menentukan apakah ia masih mencintai atau tidak. Jika sudah tidak, lalu untuk apa mempertahankan sesuatu yang baginya akan terasa hambar untuk di nikmati.

Cinta itu memberi rasa. Memberi warna kepada hati yang membuatnya menjadi lebih berarti. Membuatnya merasa di pedulikan. Bukan di telantarkan.

Tapi untuk cinta yang ditinggalkan, warna yang ia tau hanyalah hitam saja. Sebab semua warna yang ia punya sebelumya sudah hilang bersama cintanya sendiri. Ia menjadi tidak terlihat untuk dunia yang dulunya mampu memujanya. Tapi tidak lagi sekarang.

Dari semua hal yang tidak aku suka mengenai kepergianmu, hanya ada satu hal yang paling aku tidak setuju.

Yaitu merelakan harapan kepada takdir semesta yang mengharuskanku untuk merelakanmu.



"Banyak kerelaan yang harus di berikan meski hati berkata "Aku Masih Cinta"."



""



"Jika merelakan itu semudah aku mencintaimu dulu.

Maka seharusnya saat ini hatiku sudah sembuh."



Part ke 5 Selesai :)

Bagi kalian yang suka jangan lupa Like sama Votenya ya hehe.

Ditunggu part-part selanjutnya :)

KenanganWhere stories live. Discover now