12. Dilema

45 4 0
                                    

Ada kalanya dimana hati yang kosong harus memilih untuk di isi oleh seseorang yang di cintai. Mungkin karena sudah waktunya untuk tidak sendiri. Atau mungkin hati yang terlalu lelah untuk memilih.

Tapi itu bukanlah hal yang mudah.

Perihal memilih seseorang untuk mengisi hati harus lebih dari sekedar memilih hal yang biasa. Sebab yang di pilih adalah bahagia yang di harapkan ada di setiap hari-harinya nanti.

Terkadang kita berpikir bahwa memilih itu adalah hal yang mudah. Menjatuhkan hati kepada seseorang lalu menyatakannya, kemudian berharap akan rasa yang berbalas. Nyatanya ia tidak pernah menjadi semudah itu.

Terkadang ia hanya berhenti pada sebuah cerita yang berjudul mencintai sendirian. Cinta yang tidak pernah utuh sejak awal sebab hanya satu hati saja yang merasakan jatuh cinta.

Atau karena hal lain.

Yaitu sebuah pilihan yang membuat hati sendiri sulit memilih karena nyatanya diri ini sedang nyaman pada lebih dari satu hati.

Rasa tidak mungkin pernah berbohong. Kenyamanan ada tidak mungkin karena hal yang di buat-buat oleh hati untuk memilih lebih dari satu hati. Sebab hati tidak pernah meminta lebih dari satu.

Terkadang mungkin ada benarnya jika cinta tidak hanya di miliki untuk satu orang saja. Ada banyak hal yang tidak bisa di jelaskan untuk cinta yang nyaman pada lebih dair satu hati.

Mungkin karena keduanya terlalu baik. Atau karena hati sendiri yang terlalu mudah untuk luluh pada seseorang yang memberikan kenyamanan yang berbeda.

Sebagai seorang manusia ku rasa aku menikmatinya. Bukan karena bersikap jahat kepada keduanya. Tapi hati sulit memilih untuk saat ini.

Dilema aku nyatakan pada hati sendiri. Aku masih belum tahu akan benar-benar menjatuhkan hati ini kepada siapa.

Tapi untuk sekarang, biarkan aku begini.

Untuk nyaman pada lebih dari satu hati.



"Mungkinkah rasa nyaman bisa menjadi sebuah kejahatan,

sebab jatuh hatinya bukan hanya untuk satu hati saja."



""



"Kita tidak pernah memilih, tapi hatilah yang memilih.

Kita hanya mampu menikmati, tapi hatilah yang menentukan kapan mencintai.

Kita tidak pernah benar-benar menjadi kita,

sebab hatilah yang menentukan cinta ini sebenarnya untuk siapa."



Part 12 selesai.

Part selanjutnya menyusul ye,

Jadi tungguin aja.

Itu pun kalo ada yang baca wkwk

Terima kasih :)

KenanganWhere stories live. Discover now