pedas manis

6 2 0
                                    

" aduhh " ringis ku sambil memegang pergelangan kaki ku yang terkilir, terlalu fokus membaca saat menuruni tangga membuat ku tak sadar masi ada satu anak tangga yang terlewat hingga membuat ku terjatuh.

" aarrghhh, kenapa sakit banget si " ku coba untuk berdiri namun tak bisa, sakitnya sungguh membuat ku ingin menangis, ku rasa pergelangan ku mulai membiru.

" cepat naik " ku tatap punggung seseorang di depan ku dengan bingung.

" hei cepat naik, kau mau pulang gk " dia kembali bersuara dan aku masi terdiam.

Ia membalik badannya dan menatap ku datar.

" kau mau terus duduk di sini, tak kau lihat langit mulai gelap " ku tatap jendela dan benar, matahari mulai tenggelam

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


" kau mau terus duduk di sini, tak kau lihat langit mulai gelap " ku tatap jendela dan benar, matahari mulai tenggelam.

" cepat bereskan buku mu, dan naik ke punggung ku, ku antar kau pulang " ia kembali membalik badannya.

Tanpa berkata aku langsung membereskan buku ku yang berserakan lalu mengalungkan tangan di lehernya. Setelah membenarkan posisi gendongan dia mulai berdiri dan berjalan meninggalkan aula kampus.

Jarak kampus dan rumah kami tak begitu jauh, dn kebetulan yang tak disengaja rumah kami bersebelahan. Kami berjalan menyusuri jalan setapak dengan hening, tak ada percakapan berarti di antara kami, berkelana di fikiran masing masing.

" kau semakin berat " mungkin karna tak betah akan sunyi ia mulai bersuara, tapi hei apa maksudnya. Ku pukul bahunya dan protes.

" hei, enak aja bilangi aku berat. Yang ada badan mu yang gk bertumbuh yoon. Udah mahasiswa akhir tapi badan masih seukuran anak smp. Tumbuh tu ke atas yoon, tpi jangan kan ke atas, kesamping pun gak ada pertumbuhannya " omel ku panjang karna tak terima akan perkataannya.

" hei hei pelankan suara mu, kuping ku sakit " ia mengelus kupingnya.

" tak usah berlebihan, suara ku tak sebesar itu " ku pukul kembali bahunya.

" okey okey, berhenti memukul, itu sakit " dan aku pun menghentikan pukulan itu.

" tak bisa kah kau menghilangkan kebiasaan mu itu " tanyanya saat aku kembali diam.

" kebiasaan apa ? " tanya ku bingung.

" kebiasaan mu yang terlalu fokus akan buku dan melupakan sekitar mu " jawabnya acuh sambil mendengus.

" bukan uruasan mu "

" gimana bukan jadi urusan ku, kalau tiap masalah yang kau buat akibat kebiasaan mu itu aku yang bereskan. Dan lihat sekarang, kau terkilir karna buku buku itu dan aku yang harus menggendong mu "

Jujur aku terperangah akan kata kata panjangnya. Dia min yoongi tetangga sekaligus sahabat ku yang terkenal akan keiritan berbicaranya, kini tengah menasihati ku dengan kata kata panjang di tambah bahasanya yang tak sepedas biasanya.

" kau min yoongi kan " tanya ku dengan wajah syok.

" hei apa maksud mu, kalau aku bukan yoongi lalu siapa " jawabnya ketus.

" sejak kapan min yoongi berbicara sepanjang itu " tanya ku lagi.

" sejak aku lelah akan kecerobohan mu yang selalu membuat ku khawatir " suaranya melembut.

" apa maksud mu yoon " tanya ku semakin bingung.

" selain berat kau semakin bodoh " dia tersenyum mengejek, dan aku menarik kata kata ku soal hilangnya kata pedas dari mulutnya, karna nyatanya dia masi sama.

" hei tak bisakah mulut mu manis sedikit, aku bosan kau terus mengatai ku bodoh " kesal ku.

" kau tau, aku benci rasa khawatir, rasa itu selalu membuat ku merasa takut " dia terdiam sesaat dan melanjutkan perkataannya.

" aku takut akan terjadi hal buruk, aku takut akan ditinggalkan. Maka dari itu tolong jangan membuat ku khawatir terus menerus. "

Aku hanya terdiam mendengarkan perkataannya, tapi jujur hati ku menghangat mendengarkan kata manis yang keluar dari mulutnya.

" kau sungguh berarti untuk ku, dan aku tak ingin terjadi hal buruk pada mu. " ia menghentikan langkahnya, dan menatap wajah ku.

" jadi, mau berjanji untuk menghilangkan kebiasaan mu itu dan membuat ku berhenti khawatir " ia mengangkat tangannya dan menyodorkan kelingkingnya di depan ku, sambil tersenyum.

Sesaat aku terdiam, masih mencerna perkataannya. Cukup lama terdiam, aku pun mengaitkan kelingking ku pada kelingkingnya, dan tersenyum membalas senyum bahagianya.

" ya aku janji, tak akan ada rasa khawatir lagi dalam hidup mu, dan terimakasih selalu ada untuk membereskan segala kerusuhan yang ku buat " senyumnya kembali merekah menampilkan gummy smile yang amat ku suka dan matanya yang semakin menyipit.

" ya aku janji, tak akan ada rasa khawatir lagi dalam hidup mu, dan terimakasih selalu ada untuk membereskan segala kerusuhan yang ku buat " senyumnya kembali merekah menampilkan gummy smile yang amat ku suka dan matanya yang semakin menyipit

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kami melepas tautan kelingking, simbol perjanjian kami, dan ia kembali menyusuri jalan.

" kau tau yoon, mulut mu tu kayak permen nano nano. Pedas, manis, asam, asin, rame rasanya." aku berucap sambil menirukan salah satu iklan yang pernah ku lihat, dan dia pun tertawa mendengarnya.

" Tapi aku suka. " tawanya terhenti berganti sebuah senyum.

Malam ini, biarlah bintang dan bulan menjadi saksi akan dua hati yang saling terikat, dan saling membutuhkan.

Cinta kami tak perlu diungkapkan dengan kata i love u atau kata lainnya, melihat mu yang peduli dan takut kehilangan diri ku saja sudah cukup mengungkapkan seberapa besar rasa cinta mu untuk ku.

Terus lah menjadi min yoongi ku yang bermulut pedas manis dan selalu menemani ku, hari ini, besok dan selamanya.

Adelia_97

Medan, 26 mei 2019 '23:23

Cinta ?Where stories live. Discover now