Simpan ...
Diam ...
Rasakan ....
Mungkin itu yang akan kalian lakukan saat pertama mengenal cinta, hanya mampu menyimpan tanpa mampu membagi, hanya bisa diam tanpa mengungkap, merasakan sendiri tanpa ingin berbagi.
Tapi apakah itu benar ?
Bukan kah...
" Huuh hari ini sungguh melelahkan, gara gara telat masuk kelas aku dihukum membereskan buku sebanyak itu di perpus. Dasar guru licik, mengalihkan tugas dengan alasan hukuman"
Sambil menggerutu aku terus berjalan di koridor sekolah yang telah sepi, kurasa terlalu lama dengan buku buku itu membuat ku pulang terakhir.
Namun langkah ku terhenti saat mendengar suara dentingan piano, aku masi terdiam menikmati suara piano itu. Nada itu, aku kenal nada itu, itu pasti dia, dia yang selalu hadir di tiap mimpi ku.
Dengan cepat ku langkahkan kaki menuju suara itu, yang kuyakini berasal dari ruang musik. Setelah sampai di depan ruangan, ku lihat dia dari cela pintu yang sedikit terbuka
Dia disana, duduk di depan piano sambil memainiannya. ku perhatian setiap gerakan dan ekspresi wajahnya.
Mulai dari wajahnya yang nampak berfikir, kemudian menekan tuts piano kembali, dan senyum itu.
Aku terpaku melihat senyum itu, sebuah senyum tulus yang tak pernah di berikan pada siapa pun.
" andai senyum itu tertuju untuk ku yoon, pasti tak kan ada rasa sakit. Kurasa piano itu sungguh beruntung mendapatkan senyum langakah mu itu " senyum ku miris memperhatikannya.
Haaah... Tapi itu sesuatu yang tak mungkin, dia bahkan tak tau aku siapa dan benar kata mereka, aku gadis yang bodoh, mencintai seseorang yang bahkan tak tau aku hidup atau tidak, tapi aku pun tak bisa melepaskannya.
Tanpa ku sadari, tiba tiba pintu itu terbuka lebar dan yoongi berdiri di depan ku dengan wajah dingin dan datarnya, semua ekspresi bahagia dan senyumnya hilang tak tersisa.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
" bisakah kau menyingkir, kau menghalangi jalan ku "
Suara beratnya menyadarkan ku dari keterdiaman, dan dengan cepat aku menyingkir dari depannya.
" ma'af telah mengganggu mu " jawab ku gugup, karna tatapannya sungguh membuat ku takut.
Dan dia melewati ku begitu saja, tanpa melihat atau berkata apapun. Dan aku hanya melihat punggungnya yang terus menjauh.
Hangat, ku pegang pipi ku yang terasa hangat.
" bodoh !!!, kenapa harus menangis, kau sudah biasa di perlakukan seperti ini, kenapa tetap menangis "
" sudah puas menangisi pangeran es mu yang aneh itu " dari belakang terdengar suara mengejek yang sudah ku hapal siapa pemiliknya.
Tanpa melihatnya, ku hapus air mata ku dan berjalan menjauhinya.
" tak bisakah kau berhenti mengharapkannya " suaranya berubah lirih.
Mendengar perkataannya, aku pun berbalik dan melihat wajahnya yang menatap ku penuh luka.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
" coba kau lakukan pada diri mu namjoon, bisakah kau berhenti mengharapkan ku. Jika kau bisa melakukannya, aku pun akan mencoba untuk berhenti. "
Ku berikan senyum tertulusku untuknya lalu berbalik, namun aku terdiam saat dia kembali berucap.
" aku tak akan pernah berhenti sampai kapan pun, karna aku sungguh mencintai mu dan tak akan pernah melepaskan mu. "
Aku kembali melangkahkan kaki dan meninggalkannya tanpa kata kata.
'Maaf namjoon, terlalu berat untuk melepasnya, dia terlalalu indah walau menyakitkan. Kau saja tak bisa melepas ku yang jelas jelas menolak mu, lalu bagaimana aku bisa melepasnya begitu saja saat aku tak tau pasti perasaannya.'
