nyaman ( sad )

44 1 0
                                    

Hari ini guru tak masuk, mereka sedang mengadakan rapat. Namun kami tak bisa berlaku bebas karna guru itu memberikan kami tugas yang harus diselesaikan hari ini juga dan nilai kami menjadi taruhannya, mau tak mau kami harus menyelesaikannya walau beberapa orang tetap tak menghiraukannya.

" hei , aku duduk di sini ya " seorang pria menduduki kursi di sebelah ku.

" hmmm " jawab ku acuh sambil mengerjakan tugas.

Tak ad percakapan berarti diantara kami, kami sibuk dengan tugas masing masing, hingga kurasakn mata yang mulai memberat. Kuletakkan kepala di atas meja dengan lengan sebagai bantal dan wajah mengarah ke pria yang duduk disebelah ku, perlahan ku tutup mata ingin tidur sejenak, masa bodoh dengan tugas yang diberikan.

Namun kurasakan ada sebuah beban diatas kepala ku, perlahan ku buka mata ku, dan yang kulihat adalah wajahnya yang berada di atas ku, hidung kami hampir bersentuhan dan dapat kurasakan hangat nafasnya menerpa wajah ku. Bersyukur kami duduk di sudut ruangan hingga tak ada yang memperhatikan kami 'menurut ku.'

Dia terus menatap wajah ku dengan posisi ini, matanya melihat mata ku dengan intens dan perlahan senyumnya mengembang, seharusnya aku bahagia mendapat senyumannya namun mengapa hati ini sakit dan terus menolak.

" viv berhentilah " akhirnya suara ku keluar, dan kulihat senyumnya menghilang berganti wajah bingung.

Kututup mata sejenak, dan membuka suara kembali.
"tolong jangan membuat ku terus berharap, dan salah paham," masih kuperhatikan ekspresi wajahnya yang terus menatap ku intens.

Ku tutup mata kembali, karna tak ada pergerakan berarti darinya, cukup bertahan dan berhenti berharap pada hal hal yang tak mungkin ku dapatkan.

Mata ku kembali terbuka ketika kurasakan sebuah benda kenyal menempel dibibir ku dan perlahan menyesapnya.

Tak ada yang bisa ku katakan, cukup terkejut dengan perlakuan Raviv, mata ku mulai memanas.
Dan dia mulai melepaskan ciumannya.

"ma'af" setelah berucap ia pun pergi meninggalkan ku.

Pertahanan ku runtuh, air mataku mulai mengalir, kusembunyikan wajah di antara lengan ku dan menangis dalam diam barharap tak ada yang mendengar dan memperhatikan ku.

Kau jahat Viv, kau bahagia bersamanya tapi kenapa kau terus memberikan ku harapan, seakan kau akan berpaling pada ku. Membuat ku benar benar berharap dan menunggu, dan terus merasa sakit setiap melihat mu bersamanya.

Mungkin aku yang terlalu bodoh, tak bisa menolak setiap perlakuan mu, aku ingin berhenti Viv, jadi tolong jangan memberi ku harapan kembali, cukup sakit harapan itu.

Di sudut lainnya, seorang pria terus memperhatikan wanita yang menenggelamkan wajahnya di meja dengan tangan yang tekepal kuat, 'kau akan segera melupakannya, aku berjanji akan membuat mu bahagia dan melupakannya.'

The end....

Salam manis
Adelia_97

Medan, 29 maret 2019

Cinta ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang