1 ⭐The Beginning✨

8.5K 982 67
                                    

"Jae! Bisa lo berhenti nyetel musik nggak keruan kayak gini?" sahut Jeffrey dari luar kamar Jaehyun.

Jaehyun tidak menggerakkan satu pun anggota tubuhnya untuk menuruti permintaan Jeffrey.
'Saint Anger' masih berkumandang di kamarnya dengan volume maksimal.
Jeffrey menggedor-gedor pintu kamar Jaehyun dengan sekuat tenaga.

"Jae! Gua lagi belajar nih!" serunya lagi.
Jaehyun memutar bola matanya, tapi tetap tak melakukan apa pun.

Jaehyun memejamkan matanya lagi
sambil menggerak-gerakkan tangannya sesuai irama drum.

"Jae" teriak Jeffrey bersamaan dengan terbukanya pintu dengan paksa.

Jaehyun melirik kesal ke arah Jeffrey. Jeffrey menghela napas sebentar, lalu berjalan kaku ke arah tape dan menekan tombol stop.

Seketika ruangan menjadi sepi.
Jaehyun bangkit dan terduduk di tempat tidurnya.

"Lo tau, yang kata lo musik nggak keruan itu Metallica. Dan gue masih nggak ngerti, kalo ada cowok yang nggak bisa ngerti musiknya Metallica," kata Jaehyun sengit.

"Oh, gue jelas jelas bisa ngerti musiknya Korn kalo dipasangnya sesuai batas ambang pendengaran manusia," balas Jeffrey dengan tangan terlipat di dadanya.

"Alah, nggak usah bacot deh lo. Kayak lo bisa aja ngebedain Korn sama P.O.D." Jaehyun bangkit dari tempat tidurnya dan mulai mencari handuk.

Jeffrey memerhatikan saudara kembarnya sesaat. "Gue bisa liat dengan jelas masa depan lo," katanya setelah melihat Jaehyun yang tak kunjung menemukan handuknya.

"Maksud gue, liat aja tempat ini. Tempat ini bahkan nggak pantes dibilang kamar. Kandang sapi masih lebih pantes dapet penghargaan dekorasi 17 agustusan." Jeffrey menendang handuk yang sedari tadi berada tepat di depan kakinya. Handuk itu mendarat mulus di kepala Jaehyun.

"Gue juga bisa liat masa depan lo," kata Jaehyun dingin sambil beranjak keluar kamarnya.

"Atlet hebat, penerima beasiswa, cowok populer di kampus... Ups, itu bukan masa depan ya? Hidup membosankan lo udah ketebak dari sekarang."

Jeffrey menatap masam kakak kembarnya yg keluar tanpa memandangnya, lalu kembali menatap kamar yg dipenuhi segala macam barang milik Jaehyun.

Dindingnya sudah tak terlihat lagi warna
aslinya, karna sudah penuh ditempeli poster - poster bintang rock dan alternative mulai dari Kurt Cobain, Queen, sampai Metallica.
Lantainya pun bernasib serupa. Baju kotor -atau bersih, Jeffrey tak bisa membedakannya- bercampur baur di sana dengan segala macam CD bertebaran di atasnya.

Jeffrey menghela napas sebentar, lalu memutuskan untuk pergi dari kamar itu, karna aura aura yg dikeluarkan poster poster itu membuat Jeffrey tidak nyaman.

Tapi beberapa langkah sebelum mencapai pintu, kakinya menyandung sebuah travo.

"Sialan!" umpat Jeffrey sambil memegangi jempolnya yg nyut-nyutan, lalu menatap ingin tahu ke arah benda yg tadi menghalanginya.

"Travo!" keluhnya kesal.

"Travo di tengah jalan!" sahutnya
lagi sambil menendangnya dengan sekuat tenaga.

Tentu saja, travo itu tak bergerak dari tempatnya semula dan sekarang jempolnya terasa luar biasa sakit.

"Awas kalian semua!" kutuk Jeffrey kepada kamar Jaehyun dan semua barang yang ada di dalamnya, lalu dengan langkah berjingkat dia keluar dari sana.

-


"Jaehyun, nggak kuliah?" tanya Ibu begitu Jaehyun keluar dari kamar mandi.

"Nggak," jawab Jaehyun singkat, lalu duduk di sofa. Tangannya sibuk memindah-mindahkan channel dengan remote.

hello, sunshine. (Republish)Where stories live. Discover now