11 ⚊ RASA KECEWA.

761 65 1
                                    

Jeslyn duduk seorang diri di balkon kamarnya. Dia masih enggan keluar kamar setelah perlakuannya pada Arvind saat di sekolah tadi.

“Ngapain sih gue masih care sama dia?” gumam Jeslyn heran akan dirinya sendiri.

Lo itu bego tahu enggak, sih?! Pantesan lo terus jomblo.

“Mulai sekarang, gue enggak boleh peduli lagi sam--,” ucap Jeslyn terpotong karena seseorang memanggilnya. Abrasya.

“Ada apa, Yah?” tanya Jeslyn setelah membuka pintu kamarnya.

“Ada yang nyari kamu,” ucap Ayah membuat Jeslyn mengerutkan keningnya.

“Siapa, Yah?” tanya Jeslyn nampak penasaran.

“Lihat aja sendiri,” jawab sang Ayah lalu meninggalkan Jeslyn yang melamun.

Siapa sih? Ganggu tahu enggak?!

Dengan keterpaksaan yang haqiqi, Jeslyn turun ke lantai bawah untuk melihat sang tamu tak diundang yang sangat mengganggunya.

Setibanya di bawah, tak ada siapapun. Hal itu jelas membuat Jeslyn begitu kesal.

“Katanya ada tamu, mana coba?!” gumam Jeslyn kesal.

Saat Jeslyn hendak berbalik, dia dikejutkan dengan kehadiran seorang lelaki yang begitu disayangi dan dirindukannya.

Arvind belum menggunakan hansaplast pemberian Jeslyn. Arvind malah memperhatikan lekat-lekat hansaplast itu.

“Seandainya gue ungkapin semuanya dari dulu, gue pasti bisa jagain lo, Jes.”

Arvind mendengar decitan pintu membuat dirinya menoleh, “Altha? Ada apa?” tanya Arvind saat mendapati Altha berdiri diambang pintu kamarnya.

“Bang Arvind,” panggil Altha.

“Ada apa?” tanya Arvind lalu menggiring Altha untuk duduk ranjangnya.

“Kangen Mamah,” lirih Altha membuat Arvind menunduk.

Ahad nanti kita ziarah, ya.”

Altha yang semula menunduk mulai mendongakkan pandangannya memandang Arvind penuh harap.

Really?” tanya Altha dengan mata berbinar.

Arvind tersenyum lebar lalu mengusap puncak kepala Altha sayang,“Yes.

Altha memekik kencang lalu memeluk Arvind erat-erat. “Makasih, Altha sayang Bang Arvind,” kata Altha.

“Kembali kasih, Abang juga sayang Altha.”

Arvind baru saja mengeluarkan motor besar merahnya, lalu memakai helmnya setelah menstandarkan motornya.

Mampir dulu ke rumah Jeslyn ah.

Baru saja Arvind menaiki motornya, Altha yang tiba-tiba datang langsung duduk di jok penumpang membuat Arvind menolehkan wajahnya ke belakang.

“Mau ngapain?” tanya Arvind menahan kesal.

“Altha ikut ya, males naik angkot, males dianter Papah,” jawab Altha jujur.

“Gue ada urusan dulu, Tha.”

“Urusan kemana, sih?!” tanya Altha kesal.

“Mau nengokin calon makmum,” jawab Arvind dan sedikit mendorong bahu Altha.

Altha memandang Arvind tak suka namun itu tak lama, hanya sebentar, karena setelahnya Altha tersenyum lebar membuat Arvind heran.

“Ngapain senyam-senyum begitu?” tanya Arvind penasaran.

“Calon kakak ipar? Kak Jeslyn, kah?” tanya Altha tepat sasaran.

“Heem,” balas Arvind yang sudah menyalakan motornya.

“Kalo gitu Altha mau dianter Papah aja deh,” kata Altha lalu sedetik kemudian meneriakan kata Papah.

Arvind hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan sang adik, “Punya adik satu, manjanya minta ampun.”

Arvind baru saja tiba di depan gerbang rumah Jeslyn. Dia hanya ingin melihat Jeslyn, namun yang dilihatnya saat ini benar-benar menyakiti hatinya.

Di dekat mobil yang entah milik siapa, Jeslyn tengah dipeluk seorang pria tampan yang tidak Arvind ketahui. Namun, dari simpulan apa yang dilihatnya, Jeslyn dan pria itu tengah bercanda bersama dan diikuti Abrasya yang notabenenya Ayah dari Jeslyn.

“Gue pikir enggak bakalan sesakit ini, Jes.”

Setelah mengatakan itu, Arvind pergi meninggalkan komplek perumahan Jeslyn dengan perasaan campur aduk.

Bersambung...

Woaa ... Maaf ya updatenya lama 😂 oh iya, mungkin akhir-akhir ini bakalan jarang update deh, soalnya disibukkan dengan tugas-tugas yang bejibun 😉

𝙵𝚄𝙲𝙴𝙺[𝚋𝚘𝚢] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang