13 ⚊ RAGU.

709 55 0
                                    

Jeslyn baru saja mengisi perutnya di kantin bersama ketiga sahabatnya. Saat Jeslyn akan pergi dari kantin, Altha menghampirinya.


“Kak, bisa bicara berdua?” tanya Altha membuat Jeslyn mengerutkan keningnya.

“Apa?” tanya Jeslyn.

“Enggak disini, Kak.”

“Lalu dimana?” tanya Jeslyn yang mencoba mengontrol kekesalannya.

“Ikut aku,” ucap Altha lalu menarik pergelangan tangan Jeslyn tanpa meminta izin Andrea dan Alvinsa.

“Gue ikut Altha dulu, kalo udah masuk bilang gue izin dulu,” teriak Jeslyn dari jarak enam meter.

Andrea dan Alvinsa hanya mengangkat dua jempolnya.

Disinilah keduanya. Altha membawa Jeslyn ke lapang belakang yang sudah lama tak terpakai, dan mitos yang beredar tempat itu sangatlah angker.

Berbeda dengan Altha yang santai dengan wajah paniknya, Jeslyn justru mengedarkan pandangannya ke segala penjuru lapangan itu dengan perasaan takut.

“Mau ngapain kita kesini, Tha?” tanya Jeslyn yang sudah takut.

“Emh ... sebelumnya Altha minta maaf ya, Kak,” kata Altha mengawali lalu berjalan memunggungi Jeslyn.

Jeslyn menatap sekitar seraya mengangguk meski Altha tak melihat, “Iya dimaafkan, sekarang bilang, mau ngapain ngajak gue ke tempat horor ini?” tanya Jeslyn seraya terus memilin jarinya.

Altha membalikkan badannya menghadap Jeslyn, “Kakak tahu enggak siapa cewek yang di suka Bang Arvind?” tanya Altha dengan wajah panik.

Mendengar nama Arvind, Jeslyn mulai merilekskan tubuh dan pikirannya, “Mana gue tahu, gue enggak tahu, Tha.”

“Emh ... gini ... semalem Altha nemu flashdisc ini, Kak.”

Jeslyn memandang flashdisc yang ditunjukkan Altha dengan alis tertaut, “Emang kenapa?” tanya Jeslyn.

“Kakak tahu enggak apa isinya?” tanya Altha.

“Enggaklah!” ketus Jeslyn seraya melipat tangannya di depan dada.

“Foto Kakak,” ucap Altha membuat Jeslyn tersentak.

Semalem Altha lihat isi flashdisc ini, dan terkejut saat isinya semua foto Kakak.”

Ucapan Altha terus terngiang dipikiran Jeslyn. Dia juga terus memandangi flashdisc milik Arvind yang diberikan Altha dengan serius.

“Apa bener Arvind suka sama gue?” gumam Jeslyn bertanya-tanya.

Hap...

Flashdisc milik Arvind yang ditangan Jeslyn dirampas begitu saja oleh seseorang membuat Jeslyn mendongak dan menemukan Arvind disana.

Pandangan mata keduanya bertemu, namun memiliki arti yang berbeda. Arvind memandang Jeslyn dengan tatapan marah, berbeda dengan Jeslyn yang memandang Arvind was-was.

“Em--h, gu--gue ... enggak ambil,” kata Jeslyn setelah melihat arti tatapan Arvind.

“Kalau bukan lo siapa?” tanya Arvind dingin.

Arvind? Lo berubah sama gue, lo sekarang lebih dingin. Nyebelin!

“SIAPA, JES?!” teriak Arvind membuat semua terkejut begitupun Jeslyn.

Jeslyn memandang Arvind dengan mata yang mulai berkaca-kaca, “Llo--lo bentak gue, Ar?” tanya Jeslyn lirih.

Arvind sesaat merasa tersentak dengan suaranya yang tak bisa dikontrol, “Sor--sorry, Jes, gu--gu--,” ucapan gagap Arvind dipotong cepat oleh Jeslyn.

“Altha yang ambil, dia ngasih sama gue, Altha bilang ... kalo cewek yang lo suka itu gue, Ar. Apa bener?” tanya Jeslyn membuat satu kelas hening mengabaikan tangis yang sempat menghampiri.

Arvind tak langsung menjawab, dia malah tertawa hambar seraya menunduk sesaat.

“Lo percaya?” tanya Arvind seraya mendongakkan wajahnya.

Kini giliran Jeslyn yang tertawa hambar seraya meneteskan air mata, “Gue? Percaya sama lo, Ar?” tanya Jeslyn seakan Jeslyn tak percaya apa yang diucapkan Arvind.

Jeslyn mendekat pada Arvind yang hanya berdiri tanpa pergerakan apapun, “Gue ... percaya sama ucapan Altha, Ar.”'Layaknya berbisik Jeslyn mengatakan itu.

Arvind menatap manik mata Jeslyn yang terlihat sayu, “Lo percaya?” tanya Arvind yang diangguki Jeslyn.

“Bahkan ... gue enggak yakin sama perasaan gue, Jes.”

Bersambung...

Yo woyo woyo woyo!!! Kumaha bagaimana ceritanya? Ngeselin gak? Greget gak? Kalo enggak maaf deh, soalnya gak tahu yang greget itu gimana sih 😁😁

𝙵𝚄𝙲𝙴𝙺[𝚋𝚘𝚢] ✔Where stories live. Discover now