Mungkinkah Itu Devin?

178 15 3
                                    

"Playboy kena karma juga" celetuknya.

"Hah maksudnya? " Ucap Angga yang kaget dengan celetukan Zalfa.

"Ah.. Gak apa - apa kok yang ini temen aku diselingkuhin" jawab Zalfa.

Angga agak gelagapan pasalnya meski ia sudah berpacaran dengan Zalfa, ia masih saja mencari teman chatting tujuannya jelas mencari mangsa lain, Angga sepertinya tidak serius kepada Zalfa.Dan kata selingkuh itu membuat Angga tidak konsen lagi pada handphonenya.

"Kam tau Ngga cewe disana itu pacar temen aku dan liat dia lagi sama cowok lain sekarang" ucap Zalfa sambil menunjuk meja Wanda dengan dagu.

Angga melihat sekilas dan berkata

"Ah kamu tuh gak boleh buruk sangka dulu siapa tau cowo itu temen atau saudaranya" ucap Angga.

"Hmm.. Ia juga sih tapi kalau emang saudara or temen gak mungkin sampe suap-suapan gitu" ucap Zalfa.

"Yaudah sih Zal jadi bahas orang, mendingan abisi eskrimnya tuh udah cair" ucap Angga.

Zalfa hanya mengangguk tapi matanya masih pada Wanda. Ia tau bagaimana bucinnya Alif pada Wanda. Entah mengapa Zalfa merasa ada yang aneh pada dirinya, satu sisi ia senang Alif yang ia ketahui selalu menyakiti hati wanita itu mendapat karmanya. Satu sisi lain,  ia merasa kesal terhadap Wanda jika benar ia berselingkuh dengan pria yang ada di meja itu. Meskipun Alif menyebalkan namun Alif masih masuk kategori teman walaupun sehari - harinya mereka selalu bertengkar, tidak bisa dipungkiri Zalfa pun merasa seperti terkhianati melihat pemandangan di depannya ini dan bagian hati kecilnya mengatakan

"Alif lo playboy bego mau aja diboongin sama bocah kayak Wanda".

Lamunannya buyar,  setelah Angga memberi isyarat bahwasanya hari mulai menggelap.

"Zal, Ayok katanya mau ke rumah Malvin" Ucap Angga.

"Oh.. Iya Ayok" jawab Zalfa.

Setelah menghabiskan eskrimnya, Zalfa masih menunggu Angga yang pergi ke toilet dan lagi ia memotret kebersamaan dengan lelaki itu. Zalfa Turah nya bangkit ia sangat penasaran dengan lelaki yang bersama Wanda itu.

Wanda hampir saja memergoki Zalfa disana, apabila Angga sedikit saja datang terlambat menghampiri Zalfa.

"Yuk Zal, tapi aku cuma nganterin kamu doang gak apa - apa ya? Mama minta aku buat beliin obat di Apotik" Ucap Angga.

"Loh Tante Dwi emang kenapa?" ucap Zalfa

"Ah itu biasa maagnya kumat lagi" ucap Angga.

Zalfa hanya ber oh ria, dan kini mereka bergegas ke rumah Malvin. Dan Zalfa berharap tidak terjadi sesuatu kepada Malvin yang kini pikirannya kembali terusik dengan keadaan Malvin.

...

Vanya sudah berada di rumahnya. Kini ia berjalan gontai menuju kamarnya. Rasanya  ia terlalu lelah untuk hari ini. Belum sempat untuk membuka sepatunya ia lebih memilih menghempaskan tubunya di kasur empuk miliknya.

Ia bahkan seperti tidak ada niat untuk mengganti pakaiannya. Tubuhnya yang masih terbalut seragam sekolah itu seakan nyaman diatas tempat tidur berukuran king size itu.

Matanya perlahan terpejam, namun belum ada satu menit ia kembali membuka matanya. Ia menerawang ke langit - langit kamarnya. Pikirannya kembali pada Devin dan Marsha.

Jadi sebenarnya apa hubungan mereka? Vanya hanya takut kalau Devin hanya mempermainkan dirinya dan terlebih Marsha, ia tidak mau sahabatnya itu seperti dirinya terluka oleh lelaki seperti Devin.

Dan ia pun teringat cerita Maraha tentang pangeran rambut biru nya dan Vanya tiba - tiba Vanya terduduk dari posisinya.

Mungkinkah yang dimaksud Marsha adalah Devin?

Vanya nampak menggelengkan kepalanya mencoba berpikir positif berharap apa yang dipikirannya salah.






Ayok Vote dan Comment! 😊

Salam Telyaa💕

Bukti untukmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang