Rasa Itu Masih Ada

271 22 6
                                    

Kini Vanya sedang berjalan menuju kelasnya, ia terlihat menetralkan detak jantungnya akibat ulahnya tadi. Baru ingin melangkahkan kaki, ia kembali mundur setelah matanya menangkap sosok gurunya, Pak Monang.

"Mampus ada Pak Monang, Duh Devin mana lagi" ucapnya sambil berbalik arah.

"Nyari gue? " ucap Devin sambil memamerkan senyum khasnya.

Sontak membuat Vanya terkejut, seperti biasanya hobinya memang mengagetkan orang.

" Elo tuh.. "

" Sejak kapan disini? " ucap Vanya.

" Sejak tadi " ucapnya sambil memegang tangan Vanya.

" Ayok kok bengong? " ucap Devin

" Eh.. Iya" ucap Vanya sambil mengikuti langkah Devin.

Mereka berjalan mendekati Pak Monang yang mungkin saat ini sedang mencari mereka berdua. Sesampainya dihadapan Pak Monang, Vanya sudah memasang wajah tegang takut bila ia kena hukuman.

Namun sebelum Pak Monang melancarkan ceramah panjang kali lebarnya, Devin lebih dulu menginterupsi.

"Kalian" ucap Guru itu

"Gini Pak tadi saya jatoh dari pohon, jadi Vanya bantuin obatin luka saya di uks" ucap Devin.

Alis Vanya terangkat sebelah, dan melirik sekilas Devin. Jelas - jelas Devin berbohong.

"Betul itu Vanya? Tanya sang Guru yang juga melihat luka lebam di wajah Devin.

"Ii.. Ya Pak" Ucap Vanya terbata - bata.

"Ya sudah kalau begitu,  Devin lain kali kamu gak usah naik - naik ke atas pohon, kamu kan bukan monyet" Ucap Pak Monang.

Vanya terlihat menahan tawanya akibat candaan gurunya itu, berbeda dengan Devin yang sedikit kesal. Namun melihat Vanya yang sedang menahan tawanya, kesalnya hilang ia bersyukur masih bisa melihat senyum di wajah Vanya. Cantik, Vanya memang selalu terlihat cantik terlebih saat ini, saat senyum menghiasi wajahnya.

Meski tak yakin akan alasan muridnya ini, Pak Monang akhirnya memilih membiarkan dua muridnya kembali ke kelas.

"Kalian kembali ke kelas, kok bengong? Ini lagi pake acara pegangan tangan, kalian kan bukan mau nyebrang" ucap sang Guru dan melenggang pergi.

Vanya tersadar sedari tadi tangannya memang di pegang Devin, lalu melepaskannya segera. Hening tercipta beberapa saat dan akhirnya Vanya lebih memilih meninggalkan lorong itu dan kembali ke kelas.

"Ehmm.. Vin gu.. gue duluan" Vanya berjalan terburu - buru dan meninggalkan Devin sendiri disitu.

"Nya.. Gue yakin rasa lo buat gue masih ada" Gumam Devin dan menyusul Vanya kembali ke kelas.


HAPPY VANYA DAY!!!

HAPPY BIRTHDAY OUR VITAMIN VANYA :) 

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

HAPPY BIRTHDAY OUR VITAMIN VANYA :) 

Wish kalian buat cejo apa?

Mau upload kemaren tapi baru ada kuota 😂

Salam Telyaa💕

Bukti untukmuWhere stories live. Discover now