@Chapter 6.

1.2K 136 3
                                    

Tuan Lee berjalan perlahan karena pikirannya sedang lari memikirkan sesuatu yang lain. Kesebelas manusia dari dunia paralel yang berbeda sudah ia temukan. Dengan kontak mereka dengannya maka jiwa dari semesta yang mereka wakili pun bisa juga berkomunikasi dengan mereka. Semesta-semesta itu pun pasti telah berbicara dengan mereka. Lalu menyampaikan pesan yang seharusnya mereka dengar sebagai pemegang kunci.

Yang jadi beban pikiran Lee saat ini adalah keberadaan pemegang kunci utama. Sang center dari para pemegang kunci yang belum juga ia ketahui keberadaannya di mana. Alam semesta paralel yang tak terlalu banyak membuat Lee kesulitan menemukan jejaknya. Namun waktu terus bergerak, multi-semesta terus menuntut dan permainan pasti dimulai. Lee harus cepat. Tapi ia merasa kesulitan kalau mencarinya sendiri. Lee berpikir untuk meminta bantuan dari tiga pemegang kunci yang lebih awal tersadar tanpa bantuannya itu, yang sedang menunggu di ruangan yang ia tuju sekarang.

Lee membuka pintu besar itu. Tetapi ia terkejut saat tak mendapati siapapun ada di sana. Rasanya belum begitu lama dia meninggalkan mereka, dan ia yakin sudah pernah memerintahkan mereka jangan melakukan apapun tanpa ijinnya. Lee melihat portal masih terbuka. Dia tahu portal itu baru saja digunakan.

"Argh !" Lee menggeram frustasi dan mengacak rambutnya. Ia belum pernah mengajari mereka bagaimana menggunakan portal. Mereka sepertinya tidak tahu bagaimana berbahayanya perjalanan antar semesta. Mereka bisa tersesat di semesta yang sudah dipanen dan dipenuhi hal berbahaya itu. Lee menyesalkan kenapa pilihan kebanyakan datang kepada para anak-anak kecil.

Lee tak bisa membuang waktu lagi. Dia segera berdiri di depan portal dan mempersiapkan diri untuk merasakan jejak mereka bertiga. Lalu Lee memasuki portal. Ketika ia sudah ada di dalam     lorong berwarna putih dan merah muda itu Lee berusaha menemukan jejak mereka, dan tak perlu waktu lama dia sudah menemukan kemana mereka pergi. Tapi itu tidak membuat Lee lega, malah membuatnya semakin takut. Mereka masuk ke dalam semesta yang sudah rusak.

~~~

Yena berlari sekencang yang dia bisa. Yuri menggandeng tangannya. Sedangkan Sakura berlari paling lambat di belakang. Gayanya yang aneh ketika berlari membuatnya benar-benar lambat. Ketika Sakura melihat ke belakang sekelompok monster abu-abu berbentuk manusia dengan tangan yang panjang mencapai tanah itu masih terus mengikuti. Mereka membuat suara serak yang aneh dan menakutkan. Sakura mulai menyesali perbuatannya yang memasuki portal itu.

"Yena ! Yuri ! Tunggu aku !" Teriak Sakura. Yena dan Yuri menoleh ke belakang pun malah mempercepat larinya. Sakura ditengah keputusasaannya mulai merasa marah pada mereka. Gara-gara Yena lah dia terjebak di sini.

Monster di belakang mereka mulai menyusul Sakura. Yena menyadari hal itu. Dia memang ketakutan tapi dia menyadari kesalahannya yang menyebabkan mereka ada di situasi semacam ini. Yena melihat gedung terbengkalai di depan sana.

"Yuri ! Masuk ke kedung itu." Kata Yena sembari menunjuk gedung itu.

"Kamu mau kemana ?" Tanya Yuri.

"Aku mau membantu Sakura."

Yena berlari ke belakang menghampiri Sakura yang berlari aneh. Yena sendiri heran bagaimana Sakura bisa mendapatkan gaya lari semacam itu.

"Ayo cepat !" Yena menarik Sakura. Monster makin mendekat. Yena berteriak panik.

"Haa !! Cepat Sakura !"

Yena yang kesusahan menarik Sakura pun akhirnya berhasil memasuki gedung. Yena menutup pintunya dan menguncinya dengan tongkat logam yang ia temukan tergeletak di situ.

'Dak !'

'Dak !'

'Dak !'

12 Anomali. Where stories live. Discover now