Part 8 - Comfort Zone

Magsimula sa umpisa
                                    

"Oiya ya, lupa gue ama cerita si Jojon. Jangan telat ya Jon, lo tar wangi keringet kalau lari keliling lapangan," sindir Hera. "Rugi 'kan pulang-pulang mandi."

"Gue nggak mungkin telat. Nyokap gue selalu ngingetin."

"Pede amet? Tiap les sore aja lo nggak pernah nggak telat. Emang nyokap lo nggak ngingetin?"

"Ngingetin tapi guenya yang nggak serius makanya gue santai."

"Trus besok lo yakin nggak bakal santai gitu?"

"Iya dong."

"Yakin?"

"Yakinlah."

"Yakinnnnnn???"

"Kok lo jadi lebih bawel dari nyokap gue sih?" Jovita langsung menoleh pada Hera dengan geram. "Dengerin nih kata-kata gue. Kalau Jovita Amanda udah bertekad nggak ada apapun yang bisa ngehalangin karena itu gue nggak mungkin telat apapun yang terjadi. NGGAK MUNGKIN!"

🍒🍒🍒

Keesokan harinya...

"Kamu telat."

Itu adalah ucapan Aries saat Jovita baru saja menapakkan satu kakinya melewati pintu masuk klub.

Dengan wajah terperangah ala aktris reality show settingan, Jovita berteriak, "NGGAK MUNGKIN!"

"Buktinya kamu telat." Aries melihat jam di tangannya sekali lagi.

"Nggak! Pasti jam lo mati tapi lo pura-pura pake biar keliatan keren aja kan?" Tanpa permisi Jovita mendekat lalu menarik pergelangan tangan Aries untuk memelototi jam tangan itu. Nyala.

"Kalau nggak percaya kamu bisa cek ponselmu sendiri." Aries terlihat kesal sembari mengibas-ngibaskan jamnya seakan Jovita meninggalkan virus ebola di sana.

Jovita masih berdiri dengan tatapan tak percaya karena syok. Segera setelah mendapatkan kesadaran, ia merogoh saku dan mengecek ponsel. Benar, ia terlambat tiga menit. Bagaimana bisa?

"Nggak mungkin..." Jovita bergumam lagi.

"Kenyataan kadang emang pahit, Non," gurau Fathur yang seperti biasa juga ada di sana.

"Nggak apa. Jangan dipikirin lama-lama. Udah saya bilang sejak Sabtu kemarin kalau kamu nggak bakal cocok di sini. Mending kamu balik pulang aja dan bilang baik-baik sama orangtua kamu kalau kamu..."

"Bacot!! Gue lari dulu!" Tanpa banyak basa-basi lagi Jovita segera menghilang ke arah lapangan.

"Sabar ya, Es." Fathur menepuk bahu Aries yang masih bergeming di tempatnya setelah diteriaki Jovita. "Cewek emang gitu."

"Gue nggak gitu kali, Tur," protes Marissa. "Cuma dia aja yang aneh tapi nyata."

"Untung cantik ya. Orang cantik mah bebas." Fathur tertawa.

🍒🍒🍒

🍒🍒🍒

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.
The FALL of the HeartbreakerTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon