Part 5 - Kamu Siapa?

9.3K 1.9K 137
                                    

Really Don't Care ~ Demi Lovato

Seperti biasa jangan lupa tekan bintang ⭐️

🍒🍒🍒

"When you're young, you're not afraid of what comes next. You're excited by it." - Dave Grohl

Jovita melangkahkan kaki cepat-cepat menuju gerbang sekolah. Jam ponselnya masih menunjukkan pukul 13.30 yang artinya ia akan sampai di rumah sekitar pukul 14.00 kalau tidak terlalu macet. Ekskul berlangsung pukul 15.00, masih ada waktu sekitar setengah jam untuk bermalas-malasan di rumah.

"Jo!"

Hera dan Erin menyusulnya dengan terengah-engah.

"Woi, Jo. Lo mau brojol melahirkan apa gimana? Boro-boro amet!"

"Ntar sore nobar yuk. Kita dari tadi mau ngajak lo tapi lo sok sibuk macem ibu pejabat," ajak Erin.

"Jam berapa?" Jovita menoleh.

"Filmnya mulai jam lima."

"Nggak bisa nih. Jam berapa lagi adanya?"

"Sekitar jam tujuh kayaknya." Erin mengira-ngira.

"Kemaleman nggak ya kelarnya?" tanya Jovita.

"Emang jam lima lo ngapain?" Hera bertanya balik.

"Ekstra!" akhirnya Jovita mengakuinya juga setelah sejak tadi ia bungkam pada Hera dan Erin.

Hera dan Erin mengerjap-ngerjap. "Lo beneran jadi ikut tuh extra?"

"Nyokap ngasi ultimatum ke gue. Pokoknya kelangsungan hidup gue sedang di ujung tanduk," Jovita mengeluarkan ponselnya dan terbelalak. "Njirr, gue udah menyia-nyiakan waktu tiga menit empat belas detik ngobrol ama kalian. Sorry, gue nggak bisa lebih lama lagi. Ntar WA aja masalah nontonnya."

Tanpa menunggu reaksi Hera dan Erin, Jovita sudah kembali berjalan cepat-cepat bagai korban kebakaran.

"Lebay amet dia cuma gara-gara gitu doang," gumam Erin.

"Tau ah temen lo gendeng emang."

🍒🍒🍒

Tanpa perlu dihitung pun, Aries tahu bahwa jumlah orang yang datang pada extra KIRS sore itu sudah berkurang dibanding sebelumnya. Tapi masih ada waktu untuk mengumpulkan anggota lagi dan juga masih ada kesempatan. Brosur yang dibuat Marissa baru saja terpasang kemarin dan pendaftarannya baru dibuka.

Seandainya ekskul itu ditutup pun Aries sebenarnya tidak rugi apapun. Malah waktu luangnya kembali bertambah. Hanya saja Aries menyukai klub ini. Anggota KIRS terdahulu memercayakan klub itu pada Aries. Sekarang mereka sudah menginjak kelas XII dan sudah fokus pada ujian akhir sehingga tidak mengurus KIRS lagi. Tapi mereka mengatakan akan muncul sesekali saat ekskul berlangsung hanya karena kangen berada di sana.

"Joyce sama Endris WA katanya dia nggak bisa datang hari ini, trus dua anak lain belum ada kabar, masih ditanya Marissa," jelas Fathur. "Pengaruh malam minggu nih kayaknya."

"Etikanya nggak boleh gitu harusnya," protes Marissa. "Masa baru masuk extra sekali udah libur aja?"

"Jangan kejam-kejam, Kakak," Fathur menyahut manja. "Lagian peraturannya nggak datang berturut-turut tiga kali baru dikeluarkan dari klub. Bener 'kan Es?"

Fathur sangat tahu bahwa Aries selalu berpedoman pada peraturan.

"Kalau mereka nggak datang lebih dari tiga kali coret aja."

"Tapi jangan langsung main coret aja kayak Jovita kemarin, Es. Lapor Pak Dika, kek. Kita kan masih masa promosi." Fathur mengecilkan suara agar tak terdengar anggota baru di depan mereka.

"Lo kira kita buka salon apa, pake masa promosi segala?" Marissa setengah tertawa.

"Eh, demi kelangsungan klub kita. Kita musti baik-baik, bujuk-bujuk. Kesan pertama itu penting."

"Lama-lama lo jadi sales, Tur."

"Iya lama-lama asik juga sih sebenernya. Gue merasa tertantang aja gitu buat memajukan klub ini."

"Sa, udah ada yang daftar masuk ekskul?" tanya Aries.

"Dikit sih, cuma dua orang," jawab Marissa.

"Masih mending ada dua biji dibanding kagak laku sama sekali." Fathur tertawa lagi mencairkan suasana.

"Eh, kita musti mulai nih, udah hampir lima belas menit kita ngobrol." Marissa melihat jam tangannya.

"Eh, cepet amet ya udah lima belas menit padahal kita cuap-cuap berasa bentar do__"

"Di sini bener ekstra KIRS ya?" Sebuah suara dari depan pintu membuat mereka menoleh. Terlihat seorang cewek dengan rambut panjang tergerai berdiri sambil menyandarkan tangan pada kusen sambil ngos-ngosan. Murid-murid yang ada di tengah kelas mulai ramai berbisik-bisik.

"I...iya, bener. Di sini ekskul KIRS," jawab Marissa putus-putus karena terkejut.

"Oo, gue hampir ngira cuma murid-murid iseng kumpul soalnya sepi banget kayak kuburan. Sorry, telat." Cewek itu berjalan memasuki kelas menuju kursi dengan santainya.

Fathur bengong seakan melihat hantu. Marissa juga tidak bisa berkata-kata karena jawaban tadi. Hanya Aries yang sedikit sadar di tengah kebingungan itu.

"Tunggu," sergah Aries. "Kamu siapa?"

Langkah cewek itu terhenti dan ia menoleh sambil memicingkan mata dengan heran.

"Lo...nggak kenal gue?"

Sebenarnya Aries merasa pernah melihat cewek itu meski tidak terlalu ingat, makanya ia bertanya. Tapi ia tidak menyangka kalau bakal mendapat balasan yang begitu...kepedean. Atau mungkin ia yang memang tidak mengikuti perkembangan sehingga tidak tahu siapa cewek itu.

"Maaf. Memangnya kamu orang terkenal?"

"Es!" Fathur menepuk bahunya sambil berbisik cemas. "Itu Jovita! Jovita!"

Pantas saja Aries merasa pernah melihatnya. Ia memang pernah melihat Jovita terakhir kali saat cewek itu sedang dimarahi guru BK.

 Ia memang pernah melihat Jovita terakhir kali saat cewek itu sedang dimarahi guru BK

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🍒🍒🍒

Pendek ya? 🤣 sabar besok lagi ya.

Makasi sudah menekan ⭐️

The FALL of the HeartbreakerWhere stories live. Discover now