Chapter 13. ♡

2.9K 251 4
                                    

- wHat?! -

Seulgi sedang ada didalam mobil bersama Jimin, mereka terlihat sudah tidak seperti dulu lagi. Sangat berbeda.

Jimin menyetir mobil dan tangan kirinya menggenggam erat pergelangan tangan milik Seulgi, ia enggan untuk melepasnya.

Seulgi menyandarkan kepalanya pada bahu Jimin, sesekali tersenyum saat merasakan kecupan dikeningnya yang diberikan oleh Jimin untuknya, sebagai tanda kasih sayang Jimin kepada Seulgi.

"Oppa, aku harap bibi Yoona tidak kebingungan saat dirumah nanti, aku lihat dia masih belum terbiasa dengan rumah kita.." Seulgi mendongakkan kepalanya, menatap Jimin yang masih fokus menyetir.

"Hahah, dia tidak sama seperti mu sayang.. aku lihat dia lebih pandai darimu, bukankah begitu?" Jimin terkekeh.

Seulgi mendengus lalu melepas tautan tangan Jimin dari tangannya, dia menjauh lalu melilat ke dua tangan di dadanya, melihat jalanan dari balik Jendela.

Jimin melirik ke arah Seulgi lalu terkekeh geli, "Jangan seperti itu.. aku bisa saja menyerangmu saat ini juga," Jimin masih fokus menyetir.

Seulgi terkejap, dia lalu meraih tangan Jimin lalu menggenggam nya dengan sangat erat. Seulgi terlihat salah tingkah.

"M-maafkan aku oppaa ~" Seulgi menatap Jimin memohon.

Jimin tersenyum lalu mencium bibir Seulgi sekilas, membuat Seulgi terkesiap.

"Yak! Kau mencuri!" Seulgi kesal lalu memukul lengan Jimin.

"Aku tidak peduli, lain kali cobalah." Jimin terkekeh.

Seulgi hanya mendesis menanggapi Jimin.

Mobil tiba - tiba saja berhenti, membuat Seulgi terkejut. "Apa yang oppa--"

"Maaf.. maaf.. tapi sepertinya kita harus turun, lihat.. jalanannya kecil dan menanjak ke atas, mobilnya tidak mungkin bisa melewatinya," potong Jimin.

Seulgi mengangguk samar lalu segera turun dari mobil, dia meregangkan badannya diluar sembari menunggu Jimin keluar.

Selama perjalanan yang lama, Seulgi hanya duduk dan itu membuat pantatnya terasa kaku. Dia lelah.

Jimin turun dari mobil, dia melihat Seulgi darri belakang lalu tersenyum manis.

Tanpa pikir panjang, Jimin mendekati Seulgi memberikannya keranjang buah untuk ibunya nanti. Jimin memunggungi Seulgi lalu mengangkat badan Seulgi agar naik ke atas punggungnya, Seulgi terkesiap.

"O-oppa, kenapa kau menggendongku? Turunkan aku! Kau bisa kelelahan nanti, turunkan!" Racau Seulgi.

"Kelelahan? Aku sudah sering melakukannya dengan Jen-- M-maksudku dengan Jungi, jadi tidak mungkin aku kelelahan,"

Seulgi terdiam sejenak, dia tahu betul apa yang akan Jimin sebutkan tadi. Jennie, Seulgi bukan yang pertama Jimin perlakukan seperti ini. Itu artinya Jennie lah wanita pertama yang pernah Jimin perlakukan dengan manis, seperti saat ini. Bukan dia, Kang Seulgi.

Seulgi tidak ingin membicarakannya untuk saat ini, membahas Jennie hanya akan mempersulit hubungan mereka.

Jimin mengangkat tubuh Seulgi agar tidak merosot ke bawah, dia lalu berjalan menuju perdesaan.

• W H A T •  ( END )Where stories live. Discover now