Chapter 03. ♡

3.6K 331 3
                                    

- wHat?!

Setelah kejadian tadi pagi yang menimpaku, aku jadi tidak fokus bekerja.

Jennie, nyonya Park dan juga Jimin membicarakan soal pernikahan. Tapi Jimin menolak pernikahan itu, alasannya adalah karena dia menyukaiku.

Nyonya Park terlihat sangat kecewa dengan Jimin, tapi aku lihat dia bukan orang dengan tipe pemaksa. Nyonya Park membatalkan pernikahan Jimin dan juga Jennie. Aku tahu Jennie akan sangat membenciku dan merasa kecewa dengan keputusan nyonya park.

Nyonya Park memutuskan agar Jennie tinggal dirumahnya untuk beberapa hari ke depan, sementara Nyonya Park kembali untuk bekerja. Aku tidak tahu pekerjaan apa yang nyonya Park harus selesaikan, sampai - sampai dia sangat jarang pulang ke rumah. Tapi, kata Jimin Eomma nya tinggal di Apartement.

Malamnya aku membuatkan makanan untuk mereka, siapa lagi kalau bukan penghuni rumah ini. Tetapi, tiba - tiba saja Jennie berdiri disampingku lalu mengambil alih pekerjaanku.

"Pergilah, biar aku yang menyiapkan makanan untuk Jimin - Ah,"

"Tapi aku sedang menyiapkan makanan untuk semuanya, bukan untuk Jimin saja. Mereka bisa kela--"

"Lalu? Mereka bisa keluar mencari makanan bukan? Lihat, lagi pula Jungkook, Taehyung, dan juga Jungi sedang bermain didalam kamar. Mereka pasti akan lupa dengan makanannya," potong Jennie lalu melirikku tajam.

"Ck, ini pekerjaanku bodoh," ketusku ikut manatap Jennie tajam.

Jennie membanting sendok yang ia pegang ke wastafel lalu menatapku horor. Dia pikir aku akan takut? Cih.

"Ingat, semua ini hanya gara - gara kau," Jennie mendorongku hingga membuatku hampir terjatuh.

Aku tersenyum sinis lalu balas mendorongnya, "Aku datang kesini bukan untuk merebut Park Jimin darimu, aku bekerja. Aku tidak tahu jika Jim--"

"Apa yang kalian lakukan?" Sahut Jimin dari belakang kami.

Aku terkejut lalu segera membalikkan badanku agar menghadap ke Jimin.

"Jangan mengganggunya, aku dan adik - adikku bisa kelaparan nanti." Ucapnya dingin kepada Jennie.

Jennie mengepalkan tangannya, ia menghampiri Jimin lalu mengembangkan senyuman paksa, "Aku bisa membuatkan makanan untuk kal--"

"Aku ingin Seulgi yang membuatkannya, pergilah." Potong Jimin seraya berjalan menghampiriku dan mengabaikan Jennie.

Jennie menahan amarah, nafasnya terlihat sangat mengebu - ngebu seolah akan ada yang keluar dari dalam telinganya, asap mungkin.

Lihat saja nanti, Batin Jennie geram.

Dia menghentakkan kakinya lalu berjalan menuju anak tangga untuk masuk ke kamarnya.

Aku menatap Jimin dan menahan agar tidak terlihat gugup, tapi itu sangat sulit. Aku meremas rok ku enggan untuk menatapnya.

Jimin mendekatiku lalu menatapku dingin, "Kau ini kenapa? Masaklah,"

Aku harus memberanikan diri untuk bertanya kepada Jimin soal tadi pagi, jika terus begini aku bisa - bisa mati. Aku menarik nafas dalam lalu menatap Jimin, "Jimin - Ah, a-apa yang kau katakan tadi pagi itu..." sial, aku tidak berani menatapnya.

"Tadi pagi? Apa?" Tanya Jimin menaikkan satu alisnya.

"Kau--"

"Kami lapar! kami butuh sesuatu yang bisa menghilangkan rasa lapar!" Sahut Taehyung dari dalam kamar. Membuat kalimat ku terpotong seketika.

Aku terkesiap lalu cepat - cepat menyalakan kompor dan meletakkan wajan di atasnya, sementara Jimin masih ada disampingku.

"Apa yang aku ucapkan tadi pagi itu tidak benar,"

Mataku sedikit terbelalak saat mendengar kalimat itu dari Jimin.

"Aku tidak menyukaimu ataupun Jennie, aku tidak menyukai siapapun, maaf--"

"Lalu kenapa kau harus membohongi Eomma mu? Dan... juga aku?!" Potongku lalu menatapnya tajam.

"Agar pernikahannya dibatalkan, lihat.. caraku berhasil bukan? Ah, terimakasih." Jawab nya santai.

Apa yang dia lakukan? Apa dia tidak tahu, barusan yang dia lakukan termasuk mempermainkan hati seseorang. Jimin memang sudah gila, aku benci dia.

Tunggu, kenapa harus benci? Seharusnya aku bahagia karena dia tidak benar menyukaiku. Dengan begitu aku bisa fokus untuk bekerja.

Dia pergi menjauh dari ku lalu berjalan menuju kamarnya, "antarkan makanannya ke kamarku," sahut Jimin.

Aku hanya mendesis melirik tajam Jimin, lalu kembali memasak. "Jimin sialan," Gumamku.

°°°°°

Aku sudah mengantarkan makanan ke kamar Taehyung, disana sudah ada Jungkook dan juga Jungi jadi aku tidak perlu mengirim makanannya ke kamar Jungkook ataupun Jungi.

Sekarang giliran ke kamar Jimin, aku membuka pintu kamar Jimin perlahan. Dan aku melihat Jimin yang tengah terbaring di atas ranjang seraya menyandarkan tubuhnya ditembok, dia terlihat sangat sibuk dengan layar ponsel yang ia pegang.

Sampai - sampai dia mengabaikanku yang sudah ada disampingnya meletakkan nakas berisi makanan.

Aku mendengar ada pintu yang diketuk, aku berjalan mendekati pintunya tapi tiba - tiba saja Jimin menarik tanganku aku terkejut saat harus berakhir ke pangkuan Jimin.

"A-apa yang--"

"Diam, Jennie datang,"

Aku berusaha untuk berdiri dati Jimin justru mencengkram pinggang ku erat, aku menatap Jimin tajam, "Bagaiman kau tahu k-kalau itu jennie b-bodoh? Bisa saja itu adik - adikmu, lepaskan aku," racauku.

Semakin aku memberontak semakin Jimin mengeratkan cengkramannya.

Clek.

Dan pintu terbuka, menampakkan Jennie yang tengah membawa kaleng minuman. Dia terlihat sangat terkejut saat melihat kita berdua.

Aku mendesis masih berusaha melepaskan tangan Jimin dari pinggangku, tapi itu sangat susah.

"Diam bodoh." bisiknya lirih.

"Ouh, ada Jennie. Hey, apa yang sedang kau bawa itu? Masuklah dan letakkan di meja nakasku, lalu kau boleh kel--" Jimin menatap Jennie seolah - olah dia terkejut dengan kedatangan Jennie dikamarnya.

"Tidak, maaf menggangu," Jennie menutup pintunya lalu segera pergi menjauh dari kamar.

Jimin sedikit mendorongku agar aku menyingkir dari pangkuannya, lalu dia meraih makanan yang ada dimeja nakasnya.

"Yak! Apa kau sudah gila?!" Aku geram.

"Apa? Lain kali lebih seringlah ke kamarku. Dengan begitu tidak akan ada kesempatan untuknya, jangan takut, aku tidak akan melukaimu. Aku hanya--"

"Diam! Hmph--" aku menghentakkan kaki ku lalu berjalan keluar kamar Jimin.

Lelaki gila!

•°•°•°•°•
- TBC -
°•°•°•°•°•

•°•°•°•°•- TBC -°•°•°•°•°•

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
• W H A T •  ( END )Where stories live. Discover now