Chapter 10. ♡

3.2K 276 3
                                    

- wHat?! -

"Jennie seperti itu karena dia mencintaimu tuan, dia melakukannya agar bisa dekat denganmu.." Irene masih tidak percaya jika sahabatnya sendiri akan diperlakukan kasar oleh atasannya, dia merasa kasihan dengan Jennie.

Jimin menyandarkan kepalanya pada kursi kerja, lalu menatap langit - langit ruang kerjanya. Mengabaikan Irene yang terus saja memojokkannya, Jimin juga tahu Irene melakukan semua ini karena Jennie sahabat dekatnya.

"Jennie dan Tuan sebelumnya juga sudah--"

"Aku tidak menyangka jika kau sampai seperti ini, kau juga melihatku dengan Seulgi saat itu. Tapi kau hanya diam saja, saat mengetahui aku menyakiti Jennie kau mulai membuka suara," Jimin memotong kalimat dari Irene,  memajukan dada bidangnya lalu menatap Irene tajam.

"Apa maksudmu?" Lanjut Jimin.

"Aku hanya merasa tidak terima saja, aku diam saat itu karena aku kira tuan dan juga Jennie baik - baik saja.. Jennie tidak pernah membicarakan tentang masalahnya dengan tuan selama ini, dia hanya membicarakan jika dia sangat mencintaimu, tuan.." Irene sedikit menunduk dan nada bicaranya merendah.

Jimin diam, mencoba memahami kalimat dari Irene.

"Maaf tuan, semoga kau mengerti, aku melakukannya karena Jennie sahabatku. Permisi," Irene berdiri lalu membungkukkan badannya memberi hormat kepada Jimin sebelum pergi meninggalkan ruangan.

Jimin memejamkan mata lalu memijat pelipisnya. Kepala Jimin rasanya ingin meledak sekarang.

-

"Aku rindu Eomma, aku tidak bisa menghubunginya karena tidak punya ponsel.. jika menghubungi Ahjumma, aku juga tidak punya nomer ponselnya.. aishh.." Seulgi meletakkan kepalanya dimeja, dia menatap dapur dan memikirkan sesuatu.

"Ouh, kau rindu dengan Eomma mu ya?"

Suara yang sudah tidak asing lagi bagi Seulgi, suara itu terdengar sebuah nyanyian, dia tahu suara siapa yang sedang berbisik dibelakangnya sekarang.

Park Jimin,

Seulgi terkesiap lalu memutar kepalanya untuk melihat sumber suara, Kepala Seulgi seolah ada perekat nya, dia masih dalam keadaan dengan kepala yang dia letakkan di atas meja.

Sementara Jimin menyunggi kepalanya dengan tangan, menatap calon istrinya yang terlihat sangat menggemaskan.

"Jim--"

"Panggil aku 'Oppa,' kau sudah menjadi calon istriku bukan?" Jimin mengerutkan keningnya.

Seulgi memutar ke dua bola matanya, lalu membalikkan kepalanya pada posisi awal. Menghadap dapur, membuat Jimin kesal.

"Yak! Tidak sopan," cibir Jimin.

"Kau yang lebih tidak sopan, ucapkan permisi dulu sebelum masuk rumah bodoh," Seulgi tak terima.

Jimin menghela nafas lalu memainkan rambut Seulgi dari belakang, "Hahah, kau bilang kau rindu dengan Eomma mu bukan? Ayo kita temui dia,"

Seulgi melebarkan matanya, dia berdiri lalu menatap Jimin senang. Jimin terkekeh geli melihat reaksi Seulgi, "A-apa kau tidak bercanda Jim-- eum, maksudku Oppa?!" Seulgi mengembangkan senyuman manis.

Jimin jadi tidak fokus, "Ah.. itu ya? Apa kau percaya dengan perkataanku?" Ucap Jimin tersenyum jahil.

Eskpresi Seulgi berubah seketika, dia memdengus lalu berjalan menjauh dari Jimin menuju dapur.

"Aku tahu kau hanya bercanda, ingin makan apa?"

Seulgi merasakan ada yang memeluknya dari belakang, menyandarkan kepalanya di pundak Seulgi, lehernya bergidik merinding saat merasakan nafas yang hangat, milik Jimin.

"Aku tidak bercanda sayang.. kita akan kesana, aku akan bilang kepada Eomma mu, bolehkah aku menikahi Seulgi?"

Jimin membalikkan tubuh Seulgi membuat gadis dipelukannya itu Terkesiap, Jantung Seulgi berdetak sangat kencang saat dia berhadapan langsung dengan Jimin, dengan jarak yang sangat dekat.

Seulgi hanya diam, mengatur deru nafasnya yang makin tidak karuan. Jimin memegang pinggang Seulgi, menatap Seulgi dengan intens.

"Dan, aku akan berterimakasih kepada Eomma mu,"

"U-untuk?" Tanya Seulgi gugup.

Jimin menarik pinggang Seulgi agar membuatnya semakin dekat, "Karena telah melahirkan Bidadari cantik sepertimu."

Jimin semakin mendekatkan wajahnya, dia melihat bibir Seulgi yang mungil, terlihat sangat manis, kenyal, dan juga lembut. dia tidak sabar ingin menyapu bersih semua yang ada didalam mulut Seulgi.

Seulgi meremas rok nya, ia memejamkan mata siap menerima ciuman yang tidak bisa ia hindari sekarang ini.
.
.





"A-apa yang sedang kalian lakukan?"

- TBC -

Nah loh, siapa itu? :)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nah loh, siapa itu? :)

• W H A T •  ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang