Part 4

451 37 1
                                    

Happy Reading gaes
Jangan lupa Vote & Comment ya



Jisoo dan teman lelakinya sudah sampai di gedung apartment kediamannya. Lalu mereka pun masuk ke dalam gedung menuju unitnya yang berada di lantai 9. Tak lama kemudian mereka sudah sampai di depan unitnya, Jisoo langsung menekankan kode sandi yang harus di lakukan karna pintu apartment terkunci.

"Aku pulang..." Seru Jisoo lalu melihat seseorang yang sangat ia kenali sudah berada disini

"Eoh? Park Jimin? Kau sudah kemari?" Sambung Jisoo sedikit terkejut

"Ne eonnie, ku kira kau yang menyuruhnya..." Jawab Jennie yang muncul dari dapur

"Hai Noona.. Hai Hyung..." Sapa Tuan Park Jimin yang memang sudah kenal dengan semua yang ada disini.

Hyung yang Jimin maksud adalah Kim Seokjin, pria yang selau setia menemani Jisoo kemanapun, tadinya semua orang mengira bahwa mereka adalah sepasang kekasih. Tetapi, Jisoo selalu membantahnya dan berucap bahwa mereka hanya berteman dan tak lebih. Seokjin pun menyetujuinya, walaupun agak sedikit menyakitkan

"Untung saja kita tidak jadi memesan ayam..." Seru Seokjin yang langsung duduk di samping Jimin

"Dokter membawanya sangat banyak" Seru Jennie menghampiri mereka

"Kau tidak berbuat macam-macam kan dengan adikku?" Tanya Jisoo menyelidiki Tuan Park Jimin

"Hahaha eonnie! Bahkan aku akan membunuhnya lebih dulu jika ia berani macam macam dengan ku..." Sambung Jennie yang sudah berkumpul

"Yak! Mengapa kalian itu galak galak Sekali!!!" Protes Seokjin dengan nada bicaranya yang khas

"Aku jadi takut Hyung!!" Sahut Jimin yang langsung memeluk Seokjin

"Yak!???" Protes Jisoo menyingkirkan Jimin dari tubuh seokjin. Bukan karna Jisoo cemburu, tapi Jisoo muak melihatnya

Dan mereka pun larut dalam candaan, obrolan dan konsultasi Jennie.

Jennie sebenarnya heran, mengapa ia bisa menerima Jimin dan juga Seokjin dalam hidupnya tapi tidak dengan orang lain. Dan baru-baru ini terlintas dalam benak Jennie bahwa Jimin dan Seokjin adalah dua orang yang tulus berteman dengannya. Bahkan Seokjin sangat menyayangi jennie sebagai adiknya. Dan Jimin? Walaupun mereka baru kenal 1tahun yang lalu, Jimin sudah banyak membantu perkembangan kesehatan Jennie.

••

Hari sudah menunjukkan pukul 8 malam, Jimin dan Seokjin pun memutuskan untuk pulang ke rumahnya masing-masing. Dengan senang hati Jennie dan Jisoo mengantar mereka untuk ke luar gedung apartment, sebenarnya Jennie cukup takut tapi ada Jimin yang sekarang sudah menggenggam tangannya mengalirkan kekuatan yang cukup untuk Jennie.

"Orang asing itu tak selalu jahat! Ingat itu!" Bisik Jimin membuat Jennie tersenyum ke arahnya dan kembali percaya diri

Mereka sudah berada di lift apartment untuk menuju ke lantai dasar. Cukup tegang karna semua perhatian mengarah ke Jennie saat ada beberapa tetangga apartmentnya ikut masuk ke dalam lift yang mereka tempati. Tapi Jimin dengan sigap selalu menggenggam tangan Jennie yang saat ini sudah mengeluarkan keringat yang dingin.

"Dada ku sesak.." Bisik Jennie pada Jimin

"Tak usah melihatnya... cukup tatap aku saja..." Seru Jimin dan langsung di setujui oleh Jennie. Jimin tahu, wanita ini sangat ketakutan, apalagi saat tak sengaja lengan seseorang mengenai tubuhnya. Matanya benar-benar menunjukkan bahwa ia belum sembuh total. Tapi Jimin yakin dengan praktik seperti ini dan tak perlu obat, Jennie akan bisa lebih menerima orang asing kembali seperti beberapa hari yang lalu.

Ting

Lift pun berhenti sesuai tujuan mereka, dan akhirnya semua orang keluar dari lift, lalu disusul oleh mereka berempat. Jennie langsung memeluk Jisoo saat mereka sudah berada di lobby.

"Gwinchana..." Seru Jisoo memeluknya seraya berjalan menuju parkiran

"Aku tak ingin seperti ini lagi.." Ucap Jennie berbisik pada Jisoo

Brugh

"Yak! Kau ini! Tidak punya mata ya? Bisa bisanya jalan dan berpelukan seperti itu! Jika memang lesbi seharusnya kalian malu dan tidak mempertontonkannya di muka umum! Negara kita masih tidak terima dengan kaum LGBT seperti kalian...."

Seseorang tak dikenal itu tiba-tiba saja menabrak tubuh Jennie membuat Jisoo sangat marah. Ditambah perempuan itu membentaknya di muka umum seperti ini. Siapa dia?

"HEI WAN-..." Baru saja Jisoo ingin membalas perkataan perempuan tersebut, ucapannya terpotong saat dirasa tubuh Jennie semakin berat dan benar saja. Adiknya itu pingsan.

"Eoh?" Heran perempuan itu dan menunjukkan ekspresi takut

"Biar aku saja yang membawa nya kembali" Jimin pun dengan sigap menggendong tubuh Jennie untuk segera menuju ke unit nya kembali. Jimin tahu apa yang harus ia lakukan

"Hei dengar! Jika terjadi apa apa dengan adik ku, akan ku tuntut kau!!" Ancam Jisoo pada wanita yang tadi sempat membentak Jennie.

Jisoo dan Seokjin menyusul Jimin. Di dalam hati Jisoo selalu berdoa yang terbaik untuk adik satu satunya itu. Sungguh, Jisoo benar benar khawatir dengan adiknya itu.

 Sungguh, Jisoo benar benar khawatir dengan adiknya itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

•••

"Aih lama sekali!" Monolog pria yang sepertinya sedang menunggu seseorang di suatu ruangan

Drt
Drt
Drt

Getaran ponsel miliknya membuat ia mengalihkan atensi dirinya pada ponsel tersebut. Akhirnya seseorang itu menelefon. Dengan cepat pria Kim itu menjawab sambungan tersebut seolah ingin memarahi seseorang di sebrang sana dengan ekspresi yang cukup menakutkan.

"Yak! Mengapa ia lama sekali?" Tanya pria pemilik suara bariton pada seseorang di seberang sana

"..."

"Eoh? Jinjja? Lalu?"

"..."

"Kau membawakan ku wanita seperti apa sebenarnya sampai ia mampu membuat seseorang pingsan?"

"..."

"Baiklah aku hanya akan melihatnya dari jauh! Aku sudah tidak berselera..."

"..."

"Ku matikan"

Tut -sambungan terputus-

•••
Sudah chap segini tapi TAENNIE belum di pertemukan...
HARAP BERSABAR YA GAES

Already ChangeWhere stories live. Discover now